53. VIRULEN

153 21 10
                                    

[53. Kesalahan fatal]





Gadis dengan memakai celana dan Hoodie berwarna hitam, tak lupa dengan masker yang menutupi wajahnya bersamaan dengan topi dan upluk Hoodie yang ia kenakan membuat identitasnya tidak di kenali sama sekali.

Ia melangkah secara terburu-buru memasuki sebuah ruangan pribadi di ikuti dengan dua orang yang memiliki penampilan sama memasuki ruangan misterius itu.

"Jam berapa pasien akan di pindahkan ke sini?"

"Sekitar pukul sebelas nanti,"

"Kita punya waktu dua jam dari sekarang lakukan segera tugas kalian. Setelah itu kita pergi sebelum pasien di pindahkan,"

Mereka bertiga bergegas melaksanakan tugas masing-masing. Di dalam ruangan ini hanya ada dua brankar beserta alat medis penting yang tertera di sini, ruangan di batasi oleh gorden sebagai penghalang antara brankar satu dengan yang lainnya.

Satu jam berlalu kedua orang petugas medis itu melepaskan Hoodie dan celana mereka di kamar mandi dan menggantikannya dengan seragam rumah sakit. Setelah selesai mereka memunguti pakaian awal mereka lalu memasukannya ke dalam sebuah tas besar.

"Cepat sekarang kita pergi sebelum tertangkap. Satu jam lagi kita datang ke sini untuk membangunkan dia, sepertinya dia kelelahan,"

"Baik. Kita jalankan tugas kita seperti semula."

Dua orang yang memakai seragam suster tersebut segera keluar dari ruangan dan meninggalkan gadis itu sendirian.

Dua jam telah berlalu sementara gadis itu masih terbaring di atas kasur, suara gesekan pintu dan lantai terdengar di ruangan pertanda bahwa ada seseorang masuk. Benar saja seorang pasien laki-laki datang dengan duduk di kursi roda yang di dorong oleh satu orang perawat dan satu lagi membawa cairan infusan.

"Mari Tuan saya bantu berbaring," ujar seorang perawat tersebut berusaha membantu Ray untuk pindah ke atas ranjang.

"Hm," Ray menyahut singkat ia membiarkan para perawat itu melakukan tugasnya.

"Obatnya jangan lupa di minum,"

"Jaga ruangan dengan ketat saya tidak mau ada orang asing masuk selain tenaga medis," ucap cowok yang terbaring dengan lemah itu.

"Baik tuan," jawab mereka sebelum pergi.

Ray mencoba untuk beristirahat dengan tenang setelah melakukan perawatan rutin seperti biasanya. Entah kapan ia bisa terlepas dari ini semua.

Gadis yang ada di samping ranjang Ray terlompat kaget dari kasur dengan membekap mulutnya menggunakan tangan hanya saja kakinya menyandung nakas yang ada di samping. Ia terkejut mendengar suara Ray bahkan sekarang ia mencoba berdiri dengan tegap saat ia sudah terbangun.

Ray menoleh ke samping ketika mendengar suara cukup keras. "Suara apa itu?" gumamnya.

"Mampus! Kenapa gue bisa ketiduran!" gerutunya dalam hati. Ia memutar otak mencoba berfikir bagaimana caranya ia bisa keluar dari tempat ini dan sialnya kemana perawat yang ia suruh tadi. Kenapa mereka tidak membangunkan dirinya?

Ia sedikit mengintip lewat celah gorden dari samping ternyata cowok itu tertidur pulas. Gadis itu sedikit lega melihatnya, ini kesempatan bagus untuk ia kabur dari sini jangan sampai orang-orang melihatnya apalagi Ray.

VIRULEN (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang