36. VIRULEN

149 14 3
                                    

[36. DIA TAHU SEGALANYA]



Setelah kondisinya semakin membaik dan tambah baik meski kondisinya pernah drop saat Ray menemuinya waktu itu sekarang Elin mulai sehat. Seminggu ini secara fisik Elin sudah cukup terbilang membaik tinggal proses penyembuhan lukanya, hanya saja karena terluka di bagian kepala dan tangan membuat gadis itu harus memakai perban untuk saat ini. Dan juga kaki kiri Elin mengalami luka yang cukup serius membuat gadis itu tidak bisa berjalan tanpa kruk.

 Dan juga kaki kiri Elin mengalami luka yang cukup serius membuat gadis itu tidak bisa berjalan tanpa kruk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Elin jalan pake tongkat itu gk tau namanya apa kalau gk salah emang kruk namanya😂)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


(Elin jalan pake tongkat itu gk tau namanya apa kalau gk salah emang kruk namanya😂)

Elin sudah kembali ke rumahnya Defin kembali membawanya.

Kini Elin bersiap-siap berangkat sekolah, gadis itu tengah menatap dirinya di cermin. Akhir-akhir ini Elin tidak bisa istirahat dengan tenang semua pemikirannya tertuju pada Ray. Laki-laki yang mendadak berubah total dan meninggalkan banyak pertanyaaan di benaknya.

"Sama seperti bunga ini lo cantik tapi beracun. VIRULEN!"

"Bagi gue lo itu sudah lenyap Elin!"

"Bunga ini cocok buat lo. Cantik tapi beracun!"

"VIRULEN!"

"Enggak!" gadis itu menjerit histeris dengan kedua telinga yang tertutup oleh kedua tangannya sebab kalimat-kalimat yang Ray ucapkan padanya masih terngiang-ngiang di kepalanya. Elin mengatur napasnya yang tak beraturan, ia berusaha kan membuat dirinya tenang.

"Apa yang selama ini terjadi?"

"Sial. Kenapa aku tidak bisa mengingat apa pun!" Elin memijit pangkal hidungnya ketika ia berusaha mengingat bukan kejadian paska sebelum kecelakaan melainkan isi kepalanya hanya gelap membuat ia pusing dan tidak bisa berpikir. "K-kenapa Ray benci sama aku?"

Elin memejamkan kedua bola matanya tangan kanan gadis itu mengetuk-ngetuk meja berusaha mengingat kejadian yang menjadi penyebab Ray membenci dirinya. Suara tusukan, mobil yang berpacu sangat cepat, suara jeritan semuanya saling beradu di kepala Elin yang rasanya hampir pecah.

VIRULEN (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang