[2. Harapan yang lebur]
Sebelum ke ceritanya mau nanya kenapa masih mau lanjut baca?
Lista, menarik tangan Elin untuk membelah kerumunan dan berdiri paling depan sementara Aidan menyaksikannya dari samping. Mereka bertiga memutuskan untuk menyaksikan Ray yang katanya akan menembak seseorang sementara Guntur memilih untuk pergi disusul dengan Clarin .
"Ray mau nembak cewek. Kayaknya lo deh," bisik Lista di sertai kekehan kecil. "Ciee pasti seneng kan ternyata orang yang lo sukai, suka balik sama lo,"
Lista memang tahu kalau Elin menyukai Ray sejak awal mereka di pertemukan kembali saat semester kedua, sebab Lista adalah murid baru pindahan dari Bandung di semester kedua ini
Elin juga sering curhat pada Lista. Termasuk ucapan Ray waktu pagi, Lista yakin kalau cewek yang Ray suka itu ialah Elin sahabatnya sendiri.
Elin menyenggol lengan Lista agar sahabatnya itu berhenti menggoda dirinya. "Sttt. Diem kamu!"
Netra Elin tertuju pada sosok yang selama ini dia kagumi sekaligus ia cintai yaitu Ray sahabatnya sendiri. Kedua sudut bibir Elin naik ke atas, kedua telapak tangannya menjadi panas dingin.
Saat ini yang dilakukan Elin hanyalah menenangkan dirinya yang gugup setengah mati. Ini suatu hal yang tidak pernah aku duga Ray. Kalau ternyata kamu memang menyukaiku juga, batinnya berucap.
Senyuman di wajahnya semakin terpancar, belum apa-apa wajah Elin sudah merah merona. Ditambah lagi ia melihat bando dari karangan bunga yang semalam Ray tunjukkan padanya.
Gadis itu menundukan kepala saat Ray tengah menatap ke arahnya. Jantung Elin mulai berpacu lebih cepat dari biasanya, tidak bisa di percayai sosok seorang Ray yang tak peka mencintai seorang Elin gadis polos.
Suara sorakan begitu bergemuruh ketika Ray mulai menarik langkah ke arah Elin.
"Seperti yang lu semua tahu gue akan ngungkapin perasaan gue sama seseorang yang udah lama gue sukai," ujar Ray membuat keadaan semakin tambah menegangkan.
"Buruan Ray tembak jeder. Lama amat lu!" teriak Aidan tak sabaran.
"Siapa sih?"
"Pasti gue."
Langkah Ray semakin mendekat dan tambah dekat. Elin memejamkan kedua matanya ia tidak bisa diam saking gugupnya gadis itu sampai memilin jari-jari tangannya ketika Ray melangkah mendekatinya.
Bagaimana rasanya ketika akan di tembak oleh seseorang di hadapan banyak siswa seperti ini? Apalagi Ray salah satu siswa populer di Cakrawala.
"Bando bunga ini gue bulat semalaman terbuat dari bunga asli yang sama menggambarkan cinta gue yang nyata tanpa manipulasi," ucap Ray tulus.
"Hoeeek!" celetuk Aidan yang langsung mendapatkan tatapan maut dari Ray.
"Meski bando ini tidak sempurna tapi ketidak sempurnakan itu yang membuat hidup gue kembali utuh dengan kehadiran seseorang."
Ray menggantungkan ucapannya ia melirik gadis yang memakai pita di rambutnya.
"Yaitu kamu Aza Amalia kamu mau kan jadi pacarku?"
Jleb!
Senyuman Elin yang tadinya sumringah dan lebar dalam seketika senyuman itu musnah bagaikan istana pasir yang terseret ombak dahsyat.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIRULEN (TAHAP REVISI)
Teen Fiction░v░i░r░u░l░e░n░ [ᶜᴱᴿᴵᵀᴬ ᴹᴱᴺᴳᴬᴺᴰᵁᴺᴳ ᴮᴼᴹᴮᴬʸ, ᵀᴬᴿᴵᴷ ᵁᴸᵁᴿ ˢᴱᴾᴱᴿᵀᴵ ᴸᴬʸᴬᴺᴳᴬᴺ, ᵀᴱᴷᴬ⁻ᵀᴱᴷᴵ ʸᴬᴺᴳ ᴬᴷᴬᴺ ᴹᴱᴹᴮᵁᴬᵀ ᴼᵀᴬᴷ ᴷᴬᴸᴵᴬᴺ ˢᴱᴺᴬᴹ ᴶᵁᴹᴮᴬ ᵀᴬᴷ ᴸᵁᴾᴬ ᴺᴬᴵᴷ ᴰᴬᴿᴬᴴ ᴰᴬᴺ ᴵᴺᴳᴵᴺ ᴮᴬᴺᵀᴵᴺᴳ ᴴᴾ ᴹᴱᴹᴮᴬᶜᴬᴺʸᴬ] 🅆🄰🅁🄽🄸🄽🄶⚠️ ☠️🄺🄾🄽🅃🄴🄽 🄳🄴🅆🄰🅂🄰 🄱🄰🄽🅈🄰🄺 🄰🄳🄴🄶🄰🄽 �...