49. VIRULEN

156 22 9
                                    

[49. Sisi lain Alanka di depan Virulen itu]





"Tolong!"

Elin refleks menghentikan langkahnya ketika ia mendengar suara teriakan seseorang, gadis itu yang tadinya ingin segera pulang niatnya ter urungkan dan memilih mencari darimana suara tersebut berasal.

"Lepasin brengsek!"

Gadis itu menempelkan telinganya pada daun pintu, benar saja suara tersebut berasal dari gudang. Ia memilih membukakan pintu, dan melihat siapa yang ada di dalam sana.

"Liat sang Penyelamat telah datang!"

Tubuh Elin di tendang dari belakang oleh Wafa untuk masuk ke dalam, ia di kejutkan dengan serangan tersebut beruntung ia bisa menyeimbangkan diri sehingga tubuhnya tidak mendarat di tembok.

Pintu gudang langsung di kunci.

Pandangan Elin melihat ke sekitar ruangan gudang yang kotor ia melihat manusia yang memiliki dendam abadi padanya. Siapa lagi kalau bukan Arsha dan di sana juga ada Lista yang di tahan dengan tali yang melilit seluruh tubuhnya.

Elin menatap Lista yang sama menatap ke arahnya juga, kondisi Lista begitu buruk, baju dan rambutnya sangat kusut mungkin gadis itu baru saja di jadikan bahan perundungan oleh Arsha.

"E-elin," lirih Lista dengan suara kecil.

"Sebelum lo pulang. Mending kita bersenang-senang sama sahabat lo ini, lo pasti kangen kan sama Lista," ucap Arsha memberikan tawaran pada Elin.

Elin berdecih. "Gue gak ada waktu buat ngelakuin hal sampah kayak gini!" gadis itu berbalik ingin pergi dari sana tapi Wafa mencodongkan sebuah gunting rumput yang besar ke arahnya.

"Yakin lo gak mau? Ini kesempatan lo buat ngebalas apa yang Lista lakuin ke lo. Lo lupa dia pengkhiatan loh," Wafa sengaja mengompori Elin dengan mengubrak-abrik masalahnya dengan Lista.

"Gue bukan manusia bodoh kayak lo yang mau jadi robotnya Arsha!" Elin berhasil merebut gunting rumput tersebut lalu keadaan berbalik sekarang Wafa yang menjadi ancaman saat Elin mencondongkan gunting tersebut pada gadis itu.

Refleks Wafa melangkah mundur ketika Elin mendekatinya bersamaan tilikan begitu bengis. "Sekali lagi lo ngancem gue. Gue gak akan segan-segan gorok leher lo!"

"Lo gak usah belagu sialan. Harusnya lo bersyukur karena gue gak keluarin lo dari sekolah. Sial! Gue nyesel kasih lo berdua satu kesempatan!"

Wajah Wafa langsung memucat mendengar ancaman dari Elin yang begitu kejam, gadis itu sampai menahan napasnya ketika gunting tersebut mengenai lehernya.

"Apa yang akan lo lakuin Virulen!" bentak Arsha.

"Pengancam takut dengan ancaman," cibir Elin. "Menjijikan sekali!" Elin melempar gunting tersebut yang mengenai kaca lemari bekas sampai kaca tersebut pecah berantakan, sedangkan semua orang terkejut melihatnya termasuk Lista.

"Jahanam! Lo akan tahu akibatnya!" teriak Wafa.

Elin menarik tangan Wafa kemudian ia mendorongnya ke arah Arsha sampai mereka tabrakan. Keduanya merintih kesakitan.

"Kenapa lo nabrak gue Wafa!"

"Si Elin yang dorong gue!"

Elin melangkah mendekat ke arah mereka.

"Udah cukup lo berdua bertingkah seenaknya. Miskin kebahagiaan lo sampai ngebully orang sampai mati jadi hobi lo semua!" ujar Elin menatap horor mereka berdua.

VIRULEN (TAHAP REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang