LINK FF https://m.fanfiction.net/s/12234036/1/Three-Years-of-Desire
To burn with desire and keep quite about it is the greatest punishment we can bring on ourselves
Federico Garcia Lorca
...
Three Years of Desire
Present by
Hiname Titania
Warnings
AU, a bit OOC, typos, etc.
Anak-anak di bawah umur dilarang membaca! Khusus dewasa, lemon, oneshot.
No plagiasm
Disclaimer
Naruto belongs to Masashi Kishimoto
...
Hinata membenci pekerjaannya, bukan karena dia mendapatkan pekerjaan yang tidak dia sukai, tapi sebaliknya. Namun terkadang pekerjaannya yang merupakan seorang pengacara di salah satu firma hukum terbesar di New York membuatnya kesulitan mendapatkan waktu senggang sehingga efeknya adalah kehidupan sosialnya yang buruk. Dia tidak bisa hangout dengan teman-temannya lagi bahkan saat weekend tiba. Seperti sekarang, di malam Minggu ini ketika orang-orang seumurannya menghabiskan waktu weekend-nya bersama kerabat atau mungkin kekasih, dia malah sibuk menghabiskan malam Minggunya bersama berkas-berkas laporan mengenai kasus-kasusnya.
Ino tidak salah ketika berkata bahwa dia berkencan dengan pekerjaannya.
Hinata menghembuskan nafas lelah. Dia hanya ingin segera pergi menuju apartmentnya untuk segera berendam air hangat dan segelas wine. Membayangkannya saja sudah membuat dirinya terlena. Hinata berdiri kemudian memberikan laporannya pada assistennya.
"Sampai jumpa Senin depan, Ayame," ucapnya kemudian. "Aku harap aku tidak membuat pacarmu marah lagi. Bersenang-senanglah."
Ayame tersenyum simpul, kemudian Hinata segera menuju tempat parkiran mobilnya. Kembali helaan nafas terdengar dari mulut Hinata ketika dia sudah berada di jalan raya. Dia cukup iri dengan Ayame, meski dia sibuk dia masih memiliki seorang kekasih. Sementara dia sudah lama sekali melajang. Rasanya pekerjaannya ini menjauhkannya dari kehidupan asmaranya. Padahal orang-orang di sekitarnya bisa membagi waktu mereka antara pekerjaan dan asmara, tapi kenapa rasanya dia sulit sekali melakukan dua hal tersebut secara bersamaan.
"Hinata, kau itu harus sadar mengapa sampai sekarang kau masih melajang." Hinata mengingat bagaimana Ino selalu menceramahinya tentang kehidupan asmaranya. "Bukan karena kau tidak laku, demi Tuhan, temanku saja banyak yang ingin mengenalmu lebih dekat Hinata. Ditambah pemuda dari marketing di kantormu, manajer di bagian HRD, dan Kiba. Dan entah siapa lagi, kau sebenaranya bisa mendapatkan pacar sekarang juga. Tapi masalahnya ada di dirimu sendiri." Perkataan Ino selanjutnya selalu berhasil membuatnya seolah-olah di lempar ke dasar laut paling dalam. "Kau itu terlalu pemilih Hinata!"
Dan boom harapannya untuk memiliki kekasih pun sirna seketika.
Ino memang benar, kehidupan lajangnya ini dikarenaka dia termasuk wanita yang terlalu pemilih. Dia sadar akan hal itu, tapi tetap saja rasanya kesukaannya pada seorang lelaki akan langsung hilang ketika melihat sedikit saja tindakannya yang tidak disukai olehnya. Jika terus seperti ini dia bisa-bisa jadi perawan tua sampai mati.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL STORY OF SASUHINA
FanfictionKumpulan STORY SASUHINA dari berbagai AUTHOR DI FF yang sudah tamat oneshot maupun twoshot