Aori Yuu' Fictions
Rabu, 21 Agustus 2013
Autumn Blossom #2 END
Sudah lima menit berlalu sejak pertama kali Hinata memasuki ruangan ini, dan Hiashi masih belum mengatakan apapun padanya. Ini adalah hal yang aneh mengingat ayahnya bukan tipe orang yang suka bertele-tele, bahkan cenderung to the point.
Hinata masih bertanya-tanya tentang alasan mengapa ia dipanggil ke ruangan khusus milik ayahnya ini, dalam beberapa detik ia kembali berusaha mengingat kesalahan-kesalahan apa saja yang telah Ia perbuat.
Jangan salahkan gadis itu jika ia berpikir negatif tanpa bukti seperti ini, selama ini ia memang tidak pernah dipanggil ke ruangan itu selain karena ia telah melakukan kesalahan yang dianggap memalukan bagi klan.
"Ehm." Suara Hiashi sedikit mengejutkan putri Hyuuga tersebut, gadis itu lalu kembali mendongakkan wajahnya menatap wajah sang ayah.
"Langsung saja, kemarin ayah dipanggil oleh Hokage-sama untuk membicarakan masalah permintaan Uchiha Sasuke."
Hinata sedikit mengangkat alisnya saat mendengar nama seorang pemuda yang sudah mulai mengisi hatinya secara perlahan itu.
"Bukan hanya Uchiha, ini juga termasuk permintaan resmi Hokage selaku wakil Konoha."
"La-langsung saja, Tou-san." Hinata berujar tegas saat Hiashi tak kunjung mengatakan pokok permasalahan yang sebenarnya.
"Mereka memintamu untuk menikah dengan Uchiha Sasuke," ujar Hiashi tegas, namun tak urung matanya memandang sayu ke arah putri sulungnya tersebut.
Hinata tentu terkejut dengan permintaan itu, berbagai macam perasaan berkecamuk dalam dirinya. Senang? Entahlah, yang jelas ia sama sekali tidak merasa sedih.
"Ka-kapan pernikahan itu akan dilangsungkan?"
Hiashi membelalakkan matanya saat mendengar respon putrinya tersebut, tidakkah ia ingin menolak? Hiashi sadar bahwa selama ini ia selalu memaksakan kehendaknya pada Hinata, jadi wajar saja jika Hinata beranggapan bahwa ia telah menyetujui permintaan itu sebelum menanyakannya langsung pada Hinata. Meski begitu? Tidakkah terbersit daam pikiran anaknya itu untuk menolak apa yang dikatakannya?
"Kau tidak ingin menolak?"
"A-apa aku bisa menolak?" oke, jawaban Hinata kali ini benar-benar membuat hatinya miris.
"Ini hidupmu, Hinata. Kau berhak memilih," ujar Hiashi tegas, ia tidak tahu bahwa perkataannya itu telah menimbulkan secercah harapan pada Hinata. Harapan bahwa ayahnya masih menyayangi dan peduli padanya.
"A-aku menyetujuinya, Tou-san," jawab Hinata pada akhirnya, gadis itu sadar bahwa ia tidak punya alasan untuk menolak permintaan itu. Bagaimanapun juga, cintanya pada Naruto telah kandas, dan ia berhak memiliki cinta yang baru.
"Bagaimana dengan hak warismu? Kau akan menyerahkan begitu saja pada Hanabi?" Hiashi kembali bertanya dengan nada serius.
"A-aku tidak tahu ka-kalau aku masih memiliki hak waris sebagai pemimpin klan," walaupun dengan nada gugup, Hinata masih sempat tersenyum hambar saat menjawab pertanyaan tersebut.
"Berhentilah berkata seolah kami benar-benar membuangmu, Hinata!" Hiashi menatap Hinata dengan pandangan nanar, ia sama sekali tidak menyangka bahwa putrinya akan mengatakan hal yang membuat hatinya semakin miris itu.
Sedang Hinata? Gadis itu kini kembali menunduk dalam diam, apa ia melakukan kesalahan? Seingatnya semua anggota klan ini memang memandang remeh dirinya, terutama ayahnya. Setahunya, tidak pernah sekalipun ayahnya mengatakan bahwa ialah pewaris Hyuuga, ayahnya lebih senang membanggakan adiknya dan mengatakan bahwa Hanabi lah yang akan memimpin klan Hyuuga kelak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALL STORY OF SASUHINA
FanfictionKumpulan STORY SASUHINA dari berbagai AUTHOR DI FF yang sudah tamat oneshot maupun twoshot