My Love Is Satan

2K 150 9
                                    

Link ff https://m.fanfiction.net/s/11667894/1/My-Love-Is-Satan

My Love Is Satan by astia morichan



Hyuuga Hinata berjalan perlahan melewati beberapa pepohonan yang menjulang tinggi di hutan bersalju. Hinata memang di tugaskan oleh ayahnya untuk melakukan beberapa penelitan disana. Sudah seminggu Hinata berada di sana. Hinata tinggal di rumah kecil yang berada di tengah-tengah hutan itu untuk berlindung di sana. Hinata menyukai hutan ini. Di hutan ini, Hinata akan merasa nyaman karena tidak akan ada kebisingan seperti di kota tempat ia tinggal. Hinata menyukai salju yang menghiasi pepohonan di hutan ini. Jika Hinata kesepian, ia akan membuat boneka salju kecil. Lalu berbicara hal itu bisa mengobati rasa kesepiannya.

Saat ini, Hinata sedang membawa beberapa ranting pohon di tangannya. Ia berniat untuk segera pulang ke rumah kecilnya dan melanjutkan penelitiannya yang tertunda. Tapi sayangnya, keanehan terjadi hari ini. Saat Hinata selesai membawa ranting kayu untuk menghangatkan dirinya nanti malam, Hinata berinisiatif untuk masuk ke dalam sebuah gua yang gelap. Hinata dapat mendengar erangan tertahan seseorang dari dalam sana. Suasana gua yang selalu Hinata lewati, tiba-tiba terasa menakutkan. Tapi yang membuat Hinata heran adalah kakinya yang melangkah tanpa sadar untuk masuk lebih dalam ke gua itu. Hinata tidak dapat melihat dengan jelas gua itu. Matanya bahkan harus menyipit agar ia bisa melihat dengan jelas.

"Argghhh..." Erangan kesakitan itu semakin terdengar degan sangat jelas di sana. Membuat Hinata semakin melangkah mendekat ke sumber suara itu. Lalu amethysnya membulat, saat retinanya menangkap sebuah cahaya biru yang membuat matanya segera menutup akibat silaunya cahaya biru itu.

Hinata hanya mengikuti instingnya. Kakinya terus berjalan mendekat dengan mata yang masih menyipit. Kayu bakar di tangannya di genggam dengan erat. Seolah kayu itu bisa menyerap ketakutan serta keraguannya untuk pergi menjauh dari gua itu. Tapi niat itu seolah menghilang, saat amethysnya menatap punggung tegap seorang pria bersurai raven yang di kelilingi oleh api biru di seluruh tubuhnya. Sekarang amethys Hinata terbuka sempurna untuk melihat sosok pria itu. Pria itu mempunyai sayap berwarna abu-abu serta hitam yang menghiasi sudut sayapnya. Sayapnya membentang dengan lebar.

Amethys Hinata menatap pemandangan itu kagum. Maniknya menatap pria itu dengan pandangan berbinar. Entah kenapa Hinata tidak takut dengannya. Padahal Hinata tahu, yang ada di hadapannya bukanlah seorang manusia. Sebelah tangan Hinata terulur untuk menyentuh sayap berwarna abu-abu yang di kelilingi api biru. Rasa hangat menjalar di sekitar tangan Hinata. Anehnya, Hinata tidak merasa terbakar akibat api biru itu. Kemudian Hinata bisa melihat sayap pria itu menyusut dan menghilang di balik punggungnya yang kokoh. Sehingga pria itu nampak seperti manusia yang hanya mengenakan celana hitam panjang saja. Memperlihatkan tubuh kokoh seorang laki-laki yang menggoda tanpa sehelai benang pun yang menutupinya. Hinata bagaikan melihat seorang model pria yang amat tampan saat pria itu menoleh ke arahnya. Mata onyxnya menatap Hinata tajam. Hidungnya mancung di serta bibirnya yang menggoda. Tak lupa tulang rahangnya yang tegas membuat kesan sempurna pria itu semakin terlihat.

"A-apa k-kau baik-baik saja?" Hinata bertanya dengan gugup. Gadis itu menundukkan kepalanya, enggan mendapatkan tatapan mengintimidasi pria yang sekarang mulai berdiri dan berjalan ke arahnya. Hinata bisa mencium wangi mint dan pepohonan yang menguar dari tubuh pria itu saat mendekat ke arahnya. Entah kenapa Hinata bisa merasakan pipinya memanas saat merasakan sentuhan pria itu. Pria bersurai raven itu mengangkat dagu Hinata, sehingga ia mendongak ke arahnya.

"Siapa namamu, manusia?" Suara bariton itu terdengar merdu di telinga Hinata. Gadis itu bahkan harus menahan nafasnya saat sadar jaraknya dengan pria itu sangat dekat. Nafas hangat pria itu bahkan menerpa wajah Hinata. Wajah mereka hanya terpaut beberapa centi, dan sekarang jantung Hinata tiba-tiba berdebar tak karuan.

ALL STORY OF SASUHINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang