Black and White #2 END

7.1K 628 80
                                    

Black and White #2 END

Harusnya Hinata sudah siap dengan segala kemungkinan saat berita tentang hubungannya dengan Sasuke Uchiha terungkap, tapi tetap saja… ini memalukan! Bagaimana tidak? Di sepanjang perjalanannya menuju tempat Sasuke latihan, semua mata pasti tertuju padanya. Baik para ninja Konoha, ataupun para rakyat biasa yang mendiami negara HI.

Terkadang Hinata mendengar bisik-bisik yang pastinya membicarakan dirinya dengan Sasuke, entah itu menyangkut hal buruk ataupun sebaliknya, tapi sungguh hal itu lebih baik dibanding dengan sikap teman-temannya yang dengan frontalnya menggodanya di depan umum.

Kalimat-kalimat seperti 'Hinata, kapan kau akan menikah dengan Uchiha Sasuke?' atau 'Ohayou, nyonya Uchiha!' sudah seringkali terdengar dari mulut para ninja Konoha terutama para kenalannya, dan itu membuatnya sangat sangat malu.
Hinata tidak habis pikir tentang pernikahan ini, demi tuhan! Bahkan tahun ini umurnya baru menginjak delapan belas tahun! Oke, Hinata memang menyanggupi saat Sasuke mengatakan bahwa pernikahan mereka akan dilangsungkan akhir musim dingin ini. Tapi setelah dipikir-pikir… apakah hal ini tidak terlalu cepat?

Hinata tahu bahwa Sasuke menginginkan kebangkitan klan Uchiha, dan itu berarti ia harus memberikan Sasuke keturunan, dan itu berarti Hinata harus menjadi seorang IBU diusia yang masih BELASAN tahun! Argghh… rasanya Hinata ingin meledak sekarang juga!
Meski begitu, Hinata tidak memungkiri bahwa jantungnya berdetak begitu cepat saat membayangkan bahwa ia akan menjadi istri seorang Uchiha Sasuke akhir musim dingin ini. Sasuke yang sejak dulu digilai oleh

para kunoichi Konoha, Sasuke yang jenius, Sasuke yang kuat, dan segala kesempurnaan yang ada pada diri pria itu akan menjadi miliknya saat akhir musim dingin tiba.

"Hinata! Kau pasti mau ke tempat Uchiha 'kan?"

Sebuah sapaan ringan membuyarkan lamunan Hinata tentang segala kesempurnaan milik Sasuke, gadis bersurai indigo itu lantas berbalik dan mendapati Tenten yang sedang tersenyum jahil kepadanya.

"I-iya, ka-kami akan latihan bersama pagi ini." Hinata menjawab seadanya seraya mengeratkan cengkramannya pada kain pembungkus bekal makan siang yang sejak tadi tergantung di kedua tangan mungilnya.

"Hihihi, ya sudah. Kau sebaiknya bergerak cepat, aku tidak mau disalahkan oleh uchiha itu kalau kau terlambat."

Selalu begini, setiap pagi di perjalanannya menuju tempat latihan, seseorang pasti akan menghadangnya untuk sekedar menggodanya, dan Hinata tidak akan semalu ini andai saja itu terjadi di tempat yang sepi tanpa ada warga yang ikut tersenyum jahil ke arahnya.

"Hhh… ya-ya sudah. A-aku duluan, Tenten-san. Jaa."
Tanpa menoleh lagi Hinata segera beranjak dari tempat itu dengan langkah yang lebih cepat dari sebelumnya, ia tidak ingin lagi mendapat godaan serupa bahkan saat rona di wajahnya belum hilang sedikitpun. Namun keinginan gadis itu tampaknya harus sirna saat lagi-lagi ada seseorang yang menyerukan namanya, meski kali ini tidak dengan nada jahil seperti sebelumnya.
"Hinata."

DEG.
Hinata terdiam, bukan karena sengaja, melainkan karena memang bibirnya tidak mampu mengucapkan kalimat apapun saat ini. Di antara semua orang, kenapa harus pria di hadapannya ini yang memanggilnya?
"Naruto-kun…"
.
.
.

Warning : GAJE, OOC, [miss]TYPO, Canon,dll.

DLDR n.n

Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto

Rated : T

Pairing : SasuHina

Genre : Romance, Hurt/Comfort, Family & Friendship

ALL STORY OF SASUHINATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang