29

70 24 1
                                    

"O, ternyata kau ... gadis pelayan rumah makan," si pria bercaping mengenali orang yang baru saja datang.

A Ling memasang kuda-kuda di dekat Anna yang sedang bangkit untuk berdiri. Tak dinyana, gadis Cina itu datang begitu saja tanpa diketahui kenapa tiba-tiba dia ada di situ.

"Aha, sekarang kau berteman dengan gadis Eropa ini, A Ling?" Si pria bercaping mengenal A Ling, "ingat, kau tidak punya urusan denganku, jadi jangan ikut campur!"

"Oh, bila kau berurusan dengan Anna, maka kau juga berurusan denganku."

"Ah, kenapa kau membahayakan dirimu sendiri?"

A Ling menatap tajam pria bercaping itu. Gadis itu sulit mengenali siapa orang dibalik kain yang menutup wajahnya.

"Ah, aku terpaksa harus menyingkirkan kalian berdua!"

Si pria bercaping melangkahkan kaki kirinya. Dia menerjang ke arah A Ling. Tubuhnya hampir melayang. Tangan kanannya menghantamkan bilah bambu ke kepala A Ling. Trak! A Ling menangkis pukulan itu dengan keranjang kosong yang dibawanya.

Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Anna balik menerjang. Sttt, hembusan angin terasa mengarah ke wajah si laki-laki bercaping. Hep, pria itu bisa mengelak.

Awalnya pria itu mengira jika Anna akan memukul wajahnya, ternyata dia salah sangka. Tangan gadis itu malah merebut benda yang dipegang. Hep, Anna berhasil meraih bilah bambu yang dipegang laki-laki itu. Tapi, si empunya barang tidak mau menyerahkannya begitu saja.

"Arghh!" pria itu berteriak demi menambah tenaga untuk membanting tubuh Anna yang memegang erat bilah bambu.

Tentu saja Anna tidak mau melepaskan pegangannya, dia nyaris terhempas. Tubuhnya melayang ke arah pinggir kanal. Bluk, tubuh gadis itu beradu dengan tanah yang padat.

"Aaaaa!" Anna tidak mau melepaskan pegangan. Dia saling tarik dengan pria bercaping itu.

A Ling menjadikan situasi ini sebagai kesempatan untuk menyerang. Piung, tubuh gadis itu melayang sembari mengarahkan telapak kakinya ke wajah si pria bercaping. Dug! Kakinya mendarat di pipi laki-laki itu. Laki-laki itu terpental ke arah kanal. Byurrrr ... Laki-laki itu tercebur ke kanal.

"Akhirnya!" Anna mampu merebut bilah bambu yang diperebutkannya.

Tanpa banyak menunggu waktu, dia membuka tutup bilah bambu itu. Prak, isi dari bilah bambu itu keluar.

"Dimana benda itu?"

"Benda apa, Anna?" A Ling heran kenapa Anna segera mengeluarkan isi bilah bambu yang dibawa pria bercaping.

Anna menggelengkan kepala, benda yang disangka Anna ada di dalam bilah bambu itu, tidak ada. Hanya beberapa bilah pisau berukuran kecil berserakan di tanah. Anna mengetuk ujung bilah bambu, tetap tidak ada yang keluar. Dia pun merogoh bilah bambu itu, nihil. Bilah bambu itu kosong.

"Anna, kau mencari apa?" sekali lagi A Ling bertanya meminta penjelasan.

Anna tidak mau menjawab pertanyaan A Ling. Anna malah menatap tajam wajah A Ling.

"A Ling, bagaimana bisa kau ada di sini? Kau mengikutiku?"

"Tidak, kebetulan saja aku lewat di sini. Aku baru saja mengantarkan pesanan kue ke ...."

A Ling belum menyelesaikan kalimatnya. Anna malah marah pada gadis berbaju cheongsam warna biru itu.

"A Ling, kau tidak usah ikut campur urusanku ... ingat, kita baru sekali bertemu ...."

"Dan kau tidak percaya padaku seperti kau tidak percaya pada Panca?"

Panca dan 3 Gadis TangguhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang