59

63 22 0
                                    

Dung pak pak pak pak dung!

Suara kendang pencak terdengar menggema membawa Panca untuk terus bergerak lincah mengikuti iramanya. Pukulan, tangkisan hingga tendangan nampak indah bagi siapa pun yang menyaksikan.

Suasana malam yang gelap dan bahaya seakan lupa sejenak ketika ada pertunjukan kendang pencak. Hiburan bagi warga Desa Pujasari yang jauh dari keramaian kota; dimana biasanya mereka hanya berteman sepi kala gelap malam menjelang.

Malam itu, Panca, anak sulung Kepala Desa menjadi pusat perhatian. Semua seakan sulit mempercayai kemampuannya bergerak bebas mengikuti dentuman irama kendang dan terompet. Bukan pertama kalinya, anak itu tampil sendiri di depan khalayak mempertontonkan kebolehannya bela diri. Tetapi malam itu seakan memperlihatkan sisi lain anak itu yang terkenal pendiam, tidak banyak bicara.

Tua-muda, pria-wanita, semua menyaksikan kelincahan gerakan Panca. Jurus demi jurus dipertontonkan layaknya sebuah perkelahian sungguhan.

***

Anna panik ketika menyaksikan tandemnya jatuh pingsan. Dia tidak berani bergerak menjauh dari Panca yang masih terbujur tak bergerak.

Gadis itu kewalahan menghadapi serangan demi serangan.

***

Panca menyaksikan seorang gadis yang sedang duduk bersama penonton lainnya. Dari sekian banyak orang yang duduk di tanah lapang berumput, hanya gadis itu yang menjadi perhatian Panca. Mungkin karena gadis itu terlihat sangat berbeda. Kulitnya lebih terang dibandingkan anak-anak yang duduk bersebelahan dengannya.

Panca mendekat ke penonton yang berkerumun. Mengapitkan kedua telapak tangannya di depan dada. Gadis berkulit terang itu diundang masuk ke arena.

Semua penonton berteriak, memberikan semangat. Gadis itu merasa ditantang untuk memperlihatkan kebolehannya.

***

"Panca! Bangun!"

Panca masih asyik dengan mimpinya. Dia sulit terbangun meskipun Anna berteriak demi membuatnya bergerak dan membuka mata.

Tung tang tung tang!

Suara golok beradu dengan sangkur terdengar keras. Sesekali terlihat percikan api ketika kedua permukaan senjata berbahan logam itu beradu. Anna mulai kewalahan dengan serangan yang bertubi-tubi. Tangan gadis itu mulai kelelahan memegang senapan sebagai senjata.

***

Gadis yang ditantang oleh Panca berjalan ke tengah arena. Lapangan berumput itu menjadi tempat yang nyaman bagi mereka yang akan bertarung.

Panca menatap gadis itu. Para penonton pun bersorak. Mereka memasang kuda-kuda dan siap untuk beraksi.

Dengan kekuatan naluri masing-masing, Panca dan gadis itu menampilkan kelincahan pencak silat yang jarang sekali dipertontonkan. Memukul, menendang hingga berguling menjadi pemandangan menarik bagi penonton yang mengelilingi lapangan.

Gerakan mereka seperti sebuah tarian yang disajikan oleh sepasang muda-mudi. Tubuh mereka meliuk-liuk seperti binatang buas yang saling menerkam satu sama lain.

Cahaya obor memperjelas setiap gerakan. Sesekali mereka berlari kemudian melayang seakan tanpa beban. Ketika Panca melihat gadis itu melayang di atas kepalanya, dia hanya terpana tanpa bermaksud balik memberikan serangan. Dan, ketika si gadis mendarat dan berguling di tanah maka semua penonton bertepuk tangan.

Panca pun terpukau dengan lincahnya gerakan itu, "Nona, kau luar biasa ...."

Kedua anak remaja itu saling melempar senyum.

***

Dor!

Panca dikagetkan dengan suara tembakan. Dia terbangun.

Anak remaja itu dibangunkan oleh letupan senjata yang terdengar lebih dekat dari tembakan pertama. Ditambah, seorang laki-laki terhuyung ke arah Panca dan hampir menindih tubuhnya. Dengan cekatan, kaki kanan Panca digunakan untuk menendang perut laki-laki itu. Telapak kaki Panca mengenai bagian tubuh yang terluka; darah membasahi kakinya.

Panca berdiri, meraih dayung yang tergeletak di tanah berpasir. Anna menatap Panca sambil berharap bisa meneruskan pertarungan. Pingsan sepertinya menyegarkan tubuh anak itu. Lumayan, istirahat sejenak bisa menambah tenaga.

Panca mengarahkan pandangan ke berbagai arah. Siapa orang yang membantuku melawan bajingan-bajingan ini?

Panca dan 3 Gadis TangguhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang