Jangan lupa Vote sebelum atau sesudah membaca untuk menghargai karya penulis!
Happy Reading 💜
•••
Dima berjalan ke arah pintu saat mendengar suara ketukan di sana.
Pintu terbuka dan menampilkan presensi sang ibu yang tengah berdiri dengan raut sumringah nya.
"Assalamualaikum" ucapnya dengan senyuman merekah.
"Waalaikumsalam" jawab Dima kemudian mencium punggung tangan sang ibu dan mempersilahkan wanita itu untuk masuk ke dalam rumah.
"Ibu sama siapa ke sini?" tanya Dima setelah mereka masuk ke dalam.
"Sama Adit, tapi dia langsung pergi karena ada urusan katanya" Praditya yang akrab di panggil Adit ialah adik Dima, usianya seumuran dengan Jihan yakni 20 tahun.
Dima menganggukkan kepalanya kemudian mempersilahkan agar sang ibu duduk di sofa ruang tamu. Namun, baru beberapa detik mereka terduduk ibunya itu sudah kembali berdiri.
Tidak ingin membuat repot sang anak karena harus mengambilkannya minum, Sania dengan mandiri pergi ke dapur. Melihat-lihat interior ruangan yang sukses membuatnya berdecak kagum.
Wanita dengan balutan gamis serta hijab berwarna hijau lumut itu duduk di kursi meja makan sembari meminum jus jeruk yang telah di tuang ke dalam gelas.
Setelah selesai minum, ekor mata wanita itu tidak sengaja melihat tudung saji di atas meja makan. Sontak saja wanita itu penasaran dan langsung membukanya tanpa berucap lebih.Kosong.
Tidak ada satu pun makanan yang berada di dalam tudung saji itu.
Sania menoleh ke arah putra sulung nya yang kini juga tengah menatapnya.
"Ina nggak masak?" tanyanya langsung.
Dima kaku di tempatnya, maka ia hanya membalasnya dengan gelengan samar.
Kening Sania sedikit mengerut, "Ina sekarang di mana? Belum bangun?" tanyanya.
Dima diam tak mengiyakan, tak juga menyanggah ucapan sang ibu.
"Bangunin dia sekarang, ini udah
siang. Masa jam segini belum masak?" Sania menoleh ke arah jam dinding yang menunjukkan pukul 7 pagi.Dima masih diam di tempatnya, ia tak berani berbohong terlebih pada ibunya, namun ia tak tahu juga harus memberitahunya bagaimana mengenai jika kini istrinya tidak berada di rumah. Yang di mana gadis itu masih berada di rumah temannya.
Sania yang menyadari keterdiaman Dima sontak menatapnya penuh selidik, "Kenapa masih di sini? Cepet bangunin, biar sekalian ibu bantu dia masak" seru wanita paruh baya itu.
"Eungg......" Dima bergumam tak jelas sembari mengusap tengkuknya.
"Kenapa nak?" tanya Sania karena putranya yang masih diam di tempatnya.
Dima mendongak menatap sang ibu, "Anu bu___Ina___" ucapnya dengan gugup, terlebih sang ibu yang menatapnya intens membuat Dima semakin gugup.
KAMU SEDANG MEMBACA
INARA : BAD WIFE [SELESAI]
ChickLit[FOLLOW SEBELUM BACA] Pernikahan muda yang mereka jalani sama sekali tidak mengubah apapun, termasuk sikap dan perilaku Inara yang masih urakan dan bebal. Akankah pernikahan itu bertahan lama atau menyerah di tengah jalan? "Lho, kok malah tidur. Ng...