Jangan lupa Vote sebelum atau sesudah membaca untuk menghargai karya penulis!
Sowwrry hari rabu gak update karena kecapean abis ngerjain tugas xixi. ciyeee yang pada nungguin 😀😜
Hari ini niatnya mau double update, nanti malem aku seperti biasa bakal update jam 9. Tunggu yawww😂
hati-hati guys ada 17+, yang puasa boleh di skip dulu 😂😂
Happy Reading 💜
•••
Dima menghapus air matanya saat merasakan Jihan yang hendak mengurai pelukan mereka.
Manik mereka bertemu dan terkunci.
"Maafin...." cicit Jihan dengan bibir melengkung ke bawah hendak menangis lagi, bahkan kedua manik indahnya sudah berkaca-kaca.
Dima mengulas senyum tipis kemudian mengangguk, "Maafin saya juga udah buat kamu salah paham," Dima mengusap kedua pipi tembam istrinya yang basah karena air mata.
Jihan memeluk pinggang Dima manja sedangkan manik keduanya masih saling bertatapan.
Lambat laun tatapan keduanya sama-sama sayu dan menyiratkan sesuatu. Sampai pada akhirnya Dima mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir ranum istrinya pelan.
Mulanya hanya kecupan singkat namun semakin lama kedua insan itu semakin memperdalam ciumannya hingga saling bertukar saliva.
Tidak. Bukan ciuman kasar dan agresif melainkan ciuman lembut tanpa ada nafsu di dalamnya.
Dima menahan pinggang dan tengkuk Jihan takut jika sewaktu-waktu gadis itu limbung karena tak ada keseimbangan.
Keduanya menjauhkan wajah karena pasokan oksigen yang nyaris habis, pasutri itu meraup oksigen sebanyak-banyaknya dengan pandangan yang tidak terputus.
Jihan menatap sayu manik Dima, sarat akan dambaan.
"Udah ngantuk ya? Ya udah, yuk turun ke bawah. Kita tidur," Dima tahu dan mengerti akan tatapan itu. Namun, ia berpura-pura tidak tahu karena saat ini ia tidak sedang ingin melakukan itu bersama sang istri.
Jihan memberengut, "Bukaaaan ituuuu~" ucapnya gemas sendiri, tapi ia tak ingin mengucapkannya secara gamblang, Jihan ingin lelakinya itu mengerti akan tatapannya.
"Terus apa?"
Jihan berdecak pelan, "Tahu ah! Nggak jadi!" gadis itu bersedekap.
Dima mengembangkan senyumnya lantas mendekap tubuh sang istri, Jihan yang semula nampak merajuk lucu kini kembali luluh dengan mudahnya hanya dengan melihat senyuman lelaki yang sudah dua hari ini ia tak melihatnya.
Hati Jihan menghangat di dalam pelukan Dima, senyumnya tak lagi luntur dan ia begitu bahagia saat ini.
•••
"Elus-elus dong, mas, perutnyaa~" Jihan meletakkan tangan kekar Dima di atas perutnya.
Lelaki itu lantas menoleh setelah mendengar penuturan Jihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
INARA : BAD WIFE [SELESAI]
ChickLit[FOLLOW SEBELUM BACA] Pernikahan muda yang mereka jalani sama sekali tidak mengubah apapun, termasuk sikap dan perilaku Inara yang masih urakan dan bebal. Akankah pernikahan itu bertahan lama atau menyerah di tengah jalan? "Lho, kok malah tidur. Ng...