Jangan lupa Vote sebelum atau sesudah membaca untuk menghargai karya penulis!
Happy Reading 💜
•••
"Ke Korea?"Jihan mengangguk dengan semangat.
"Korea Utara maksud kamu?" tanya Dima hati-hati.
Jihan lantas membelalak, "YA BUKANLAAAH!! YAKALI KE SANA NIATNYA MAU LIBURAN, YANG ADA MALAH NYARI MATI!"
"Ohh~ jadi ke Korea Selatan..."
"Iya. Kata Tara, di sana banyak destinasi nya, jadi penasaran___mau ya?"
"Kamu mau banget ke sana?" Dima menatap Jihan intens.
"MAUUUUUUUU." ujarnya lucu seraya menempeli Dima agar lelaki itu mengabulkan keinginannya.
"Ya udah, nanti saya buat paspor sama visa, terus langsung beli tiketnya."
Jihan menjauhkan wajahnya dan menatap wajah Dima yang begitu sangat tampan saat dilihat dari jarak yang cukup dekat.
"Serius?! Kapan?"
"Nanti, waktu kamu udah nggak terlalu repot sama urusan kampus"
Bibir Jihan sontak mengerucut lucu, "Kok gitu?"
"Kan dari awal saya udah bilang, saya nggak mau kamu ketinggalan nilai nanti"
"Tapi bener kan bakal liburannya ke Korea?" Jihan memastikan yang langsung di angguki oleh Dima.
"Emang di Korea ada apa? Kamu kok semangat banget" ucap Dima dengan kekehannya.
"Nggak tahu juga sih. Tapi, salah satu nya mau liat cogan sih, kata Tara banyak di sana" sahut Jihan dengan cengengesan.
Kening Dima mengerut, "Cogan?" tanyanya tak mengerti.
Jihan mengangguk," Iyaa cogan, cowok ganteng hehehe~" cengirannya malah semakin lebar membuat Dima menatap Jihan datar.
"BERCANDA SAYAAAAAAANG~ JANGAN CEMBERUT GITU DONG AH, JADI MAKIN GUMUSSSH TAHU NGGAK." Jihan dengan gemas menangkup kedua pipi Dima dan mencubitnya pelan membuat lelaki itu meringis pelan.
Jihan melepaskan tangannya dari pipi Dima dan menatap lelaki itu, "Diiih, kok jadi merah begini sih pipinya? Sakit ya?" Jihan kembali menyentuh pipi Dima, namun kali ini ia bukan mencubitnya melainkan mengusapnya dengan lembut.
Sedangkan Dima, sejak tadi lelaki itu menahan panas di pipinya karena bersemu atas perlakuan Jihan yang sukses membuat dirinya sport jantung.
Dima hanya bisa berdo'a dalam hati agar Jihan tidak dapat mendengar suara jantungnya yang begitu keras berdentum di dalam sana.
•••
"Kak, jaket yang waktu itu aku pake buat berangkat ke kampus mana ya? Kok nggak ada aku cariin dari tadi," Jihan berkacak pinggang sembari menghela napas panjang.
"Jaket yang mana?"
"Jaket yang warna biru itu, aku mau pake sekarang. Dingiiiiiin..."
"Oooh~ masih ada di mobil, saya nggak sempet keluarin. Kalau nggak salah ada di jok belakang" sahut Dima sembari beranjak dari duduknya "Ya udah biar saya ambilkan"
"Eeeehh___nggak usah, biar aku aja deh, kakak terusin aja kerjaannya. Di mana kuncinya?" Jihan menahan Dima agar lelaki itu mengerjakan pekerjaannya saja agar cepat selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
INARA : BAD WIFE [SELESAI]
Literatura Feminina[FOLLOW SEBELUM BACA] Pernikahan muda yang mereka jalani sama sekali tidak mengubah apapun, termasuk sikap dan perilaku Inara yang masih urakan dan bebal. Akankah pernikahan itu bertahan lama atau menyerah di tengah jalan? "Lho, kok malah tidur. Ng...