63| Sempurna

530 34 2
                                    

Jangan lupa Vote sebelum atau sesudah membaca untuk menghargai karya penulis!

Sowrry malem tadi nggak update, gantinya sekarang yawww😄

Happy Reading 💜

•••

Kehidupan terus berjalan layaknya jarum jam yang terus memutar maju.
Sama dengan usia yang kian bertambah seiring berjalannya waktu.

Tak terasa sudah 15 tahun yang lalu sejak insiden tak terduga perihal lampu yang terdapat kamera tersembunyi di dalamnya, rasanya baru kemarin Jihan mengalami itu. Namun, sekali lagi ia harus sadar bahwa waktu tidak akan berhenti berjalan dan akan terus memutari angka-angka di dalamnya.

Rumah yang sudah beberapa tahun lalu mereka tempati kini menjadi semakin ramai dengan adanya keempat anak mereka.

Jangan lupakan pula segala perubahan fisik Jihan dan Dima yang begitu kontras dari beberapa tahun ke belakang.

Lelaki itu semakin bertambah usia, semakin bertambah pula ketampanan dan karisma nya. Jihan bahkan tak pernah menghitungnya jika ia terus saja jatuh ke dalam pesona suaminya sendiri.

Dima masih berprofesi sebagai guru,  usianya yang semakin bertambah membuat staminanya pun ikut bertambah. Walaupun rambutnya tak lagi sehitam dulu dan kulitnya pun sudah ada beberapa garis kerutan apalagi di area wajahnya. Namun, seperti biasa pesona lelaki itu begitu sulit untuk ditolak.

"Mas?"

"Hm?"

"Lihat sini dulu bisa nggak? Dari tadi nulis mulu," gerutu sang istri hingga membuat Dima yang tengah menulis sesuatu di atas kertas mesti berhenti dan menoleh ke arah sang pujaan hati.

"Ada apa istriku?"

Seolah ciut, Jihan sontak tak bisa berkutik setelah mendengar sahutan suaminya.

Tanpa sadar pipinya merona.

Gadis itu berdeham pelan dan kembali memasang raut seperti biasa.

"Aku mau tanya sesuatu,"

Dima semakin memusatkan perhatiannya pada Jihan.

"Tanya aja."

"Kamu kapan pensiun?"

Pertanyaan itu sukses membuat kening Dima mengerut.

"Tiba-tiba banget kamu nanya tentang ini?"

"Penasaran aja. Habisnya kamu nggak capek apa? Pulang dari sekolah bukannya istirahat malah langsung main sama Qila. Kamu 'kan udah nggak semuda dulu lagi, jangan sok kuat. Bahkan nggak jarang kamu ngeluh sakit pinggang, kamu pikir aku nggak khawatir apa?" ucap Jihan menggebu-gebu, gadis itu terlihat begitu peduli jika didengar dari penuturannya, namun berbanding terbalik dengan sikapnya yang terlihat garang dan ketus.

"Saya senang kamu khawatirkan saya. Tapi, untuk saat ini saya masih ingin menikmati masa mengajar saya sebelum saya pensiun nanti. Walaupun saya nggak bakal pensiun pada usia tepat 60 tahun kelak, tapi tolong ijinkan saya untuk menikmati masa-masa terakhir saya mengajar, ya?" Dima menatap manik Jihan lekat, tak ada paksaan juga tekanan pada setiap katanya. Namun, mendengar jawaban suaminya membuat Jihan paham akan hal itu.

INARA : BAD WIFE [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang