32| Naik Level

650 48 8
                                    

Jangan lupa Vote sebelum atau sesudah membaca untuk menghargai karya penulis!

Happy Reading 💜

Mention of Kiss ⚠

•••

"Jadi, nggak mau pergi ke kampus?"

"Kalo gue pergi ke kampus, sekarang gue nggak bakalan ada di sini bambang..." sahut Jihan sedikit sebal.

"Kenapa nggak mau pergi ke kampus?"

"Nggak mood, gara-gara lo"

"Kok saya?"

"Kan lo yang bikin gue nangis" sahut Jihan sembari mendongak menatap Dima.

Jangan tanya bagaimana posisi mereka saat ini, karena tidak akan ada yang mempercayainya jika mereka berdua kini tengah berjalan masuk ke dalam rumah dengan posisi berpelukan. Sebenarnya hanya Jihan yang memeluk pinggang Dima, sedangkan Dima hanya merangkul gadis itu.

Karena pada nyatanya Dima pun ikut terkejut dengan permintaan istrinya saat mereka tiba di halaman rumah, Dima berusaha berpikiran positif, mungkin saja istrinya sedang datang bulan sehingga perilakunya menjadi sensitif dan sedikit manja.

"Ya udah, tolong maafin saya karena udah bikin kamu nangis. Sekarang saya harus pergi ke sekolah buat ngajar" Dima dengan perlahan berusaha melepas pelukan Jihan, karena jujur saja sejak tadi jantungnya berdebar kencang karena posisi mereka yang begitu dekat.

Namun semua hanya sia-sia saja, sebab Jihan yang malah semakin mengeratkan pelukan pada pinggang Dima. Bahkan sampai mereka duduk di atas sofa pun Jihan tetap mengurungnya dengan pelukan.

"Nggak perlu dateng, kasih tugas aja anak-anak nya" sahut Jihan sembari memejamkan matanya, merasa nyaman dengan posisi mereka saat ini.

"Tapi, sekarang saya harus menjelaskan materi baru. Sebentar lagi kelas 12 ujian, saya harus kejar materi, kalau enggak____"

"YAUDAH SANA PERGI, SEKALIAN JANGAN BALIK LAGI. JELASIN MATERINYA SAMPE LO PUAS!" Jihan tiba-tiba melepaskan pelukannya dan menjauhkan jaraknya dengan Dima.

Istrinya merajuk.

Tapi kenapa malah terlihat lucu sih.

Jihan hendak beranjak namun tangannya segera di tarik kembali oleh Dima sehingga Jihan terduduk kembali, namun naas Jihan malah duduk di atas pangkuan Dima membuat detik itu juga mereka saling diam dengan pandangan saling menatap penuh makna.

Kalau gue kabur, nanti pasti di ketawain sama ini cowok. Posisinya udah mentok banget lagi, tanggung banget. Apa bablasin aja ya? Jihan mengomel dalam hati, sedangkan saat ini mulutnya terkunci rapat tak kuasa untuk membuka suara.

Manik keduanya saling berpandangan hingga tak sadar kini jarak keduanya sudah tinggal beberapa senti saja. Semakin dekat jarak kepala keduanya yang nyaris menempel, kedua manik mereka pun tanpa sadar terpejam seolah menunggu hal yang akan terjadi selanjutnya.

Sampai di mana bibir keduanya menempel dan berakhir saling memagut lembut satu sama lain tanpa ada nafsu di dalamnya, hal itu terjadi hanya beberapa detik karena setelahnya terdengar suara barang jatuh dari arah dapur.

Sontak keduanya melepaskan tautan bibir mereka dan Jihan refleks terbangun dari duduknya. Gadis itu tiba-tiba gelagapan seolah sadar apa yang baru saja di lakukannya bersama Dima.

Sedangkan Dima masih terduduk di tempatnya dengan kaku dan jantung yang sama berdebarnya seperti Jihan. Diam-diam tangannya menyentuh bibir yang baru saja bersentuhan dengan bibir istrinya. Kenapa rasanya semendebarkan ini? Apa ini hal tak lazim sehingga hanya berciuman dengan istrinya saja membuat jantungnya berdebar lebih kencang dari biasanya?

INARA : BAD WIFE [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang