Jangan lupa Vote sebelum atau sesudah membaca untuk menghargai karya penulis!
Happy Reading 💜
•••
Pagi-pagi sekali Jihan sudah mendengar suara ricuh di lantai bawah, entah keributan apa sampai ia bisa mendengar suara anak kecil di sana.
Berusaha tak peduli dengan keriweuhan yang berada di bawah sana, Jihan tetap memejamkan matanya untuk melanjutkan kegiatan tidurnya. Namun, suara yang semakin lama semakin keras berhasil membuat darahnya mendidih. Jihan hanya menginginkan kedamaian di pagi hari yang tenang ini, kenapa seseorang malah merusaknya?!
Jihan menoleh ke arah samping di mana Dima sudah tidak berada di sana, pasti lelaki itu biang dari segala kerusuhan ini. Batin Jihan.
Jihan bangun untuk mencuci wajah dan menggosok gigi, karena hari ini ia tidak memiliki jadwal kelas Jihan memutuskan untuk bermalas-malasan di rumah saja.
Setelah mengikat rambut tinggi-tinggi, Jihan turun ke lantai dasar di mana suara bising tadi sudah tidak terlalu berisik seperti tadi."Tadi ada apaan sih? Berisik banget, ganggu orang tidur aja!" seru Jihan setelah menuruni tangga terakhir, gadis itu lalu berjalan ke arah dapur untuk meminum air.
Terlihat Dima yang beranjak dari duduknya seraya membawa sesuatu di tangannya, "Gina sama Rama mampir, mereka datang kasih ini" sahut Dima seraya menyimpan sekotak cookies buatan Gina di atas meja makan.
"Sekarang mereka ke mana?" tanya Jihan basa-basi.
"Udah pulang, Rama masih butuh istirahat karena baru keluar dari rumah sakit" ucap Dima sembari mendudukan dirinya du kursi meja makan,
"Saya udah masak, ayo makan" ajaknya pada Jihan yang masih berdiri di dekat kulkas.
Jihan mengalihkan pandangannya pada menu makanan yang berada di atas meja, ia tak menyadari jika di atas meja sana ada berbagai macam lauk pauk yang sudah Dima masak. Jujur saja, hal itu berhasil membuat perutnya berdemo ingin segera diisi, apalagi di sana ada tumis brokoli yang masih mengepulkan asapnya membuat Jihan tak sadar meneguk ludahnya sendiri.
Kini mereka sudah duduk saling berhadapan dengan makanan masing-masing, Dima memakan makanannya dengan tenang sesekali lelaki itu melirik pada Jihan yang memakan makanannya dengan amat lahap. Membuat Dima menyunggingkan senyumannya.
"Pelan-pelan makannya, gak bakal saya pinta kok" seru Dima membuat Jihan mendongakkan kepalanya dengan mulut mengembung, penuh dengan makanan.
Dima tersenyum melihat keterdiaman Jihan, merasa senang melihat gadis itu yang ternyata sangat menikmati masakannya, "Baca do'a dulu ga tadi sebelum makan?" tanyanya dengan senyuman, namun di mata Jihan senyuman itu seperti senyuman meledek. Jihan yang sedari tadi hanya menatap lelaki itu kini mengerjapkan matanya beberapa kali dan membuang wajah ke arah lain,
"Y__ya, baca do'alah! Apaan sih lo!" sewotnya diiringi dengan dengusan sebal.
Dima berusaha menahan senyumannya kala sahutan itu terdengar, merasa lucu karena Jihan terlihat sebal dengan mulut yang masih penuh dengan makanan. Sedangkan, Jihan entah kenapa merasa sedikit salah tingkah setelah melihat lelaki dihadapannya yang ketahuan menahan tawa karena melihat tingkah nya.
•••
Ina
Gue lagi dateng bulan, stok pembalut udah habis. Beli-in yang ada sayapnya.Dima menggaruk pelipisnya kala membaca pesan yang Jihan kirimkan. Bukannya tidak ingin, hanya saja Dima belum pernah membeli barang seperti itu sebelumnya. Meski begitu Dima tetap merasa senang sebab gadis itu yang meminta bantuannya, karena jarang sekali Jihan ingin meminta sesuatu padanya, biasanya gadis itu selalu meminta bantuan pada kekasihnya, mungkin.
KAMU SEDANG MEMBACA
INARA : BAD WIFE [SELESAI]
ChickLit[FOLLOW SEBELUM BACA] Pernikahan muda yang mereka jalani sama sekali tidak mengubah apapun, termasuk sikap dan perilaku Inara yang masih urakan dan bebal. Akankah pernikahan itu bertahan lama atau menyerah di tengah jalan? "Lho, kok malah tidur. Ng...