Jangan lupa Vote sebelum atau sesudah membaca untuk menghargai karya penulis!
Happy Reading 💜
•••
Kilatan amarah terlihat jelas di kedua mata Dima, mungkin ini akan menjadi kali pertama Jihan melihat kemarahan lelaki itu.
Dengan wajah menantang Jihan menjawab, "Kalo gue gak keberatan kenapa enggak? Gue nggak keberatan kalo sewaktu-waktu lo bawa cewek ke rumah ini. Bahkan di bawa ke kamar pun gue nggak peduli sama seka____"
"INARA!" bentak Dima kelewat emosi, ia sama sekali tidak mengerti dengan pola pikir istrinya. Bagaimana bisa istrinya sendiri berbicara demikian kepadanya?
Dima bukanlah seorang lelaki yang ingin bergonta-ganti pasangan dan melakukan hubungan tubuh diluar pernikahan. Yang ia inginkan ialah hidup bahagia bersama istri serta anak-anak nya kelak.
Jihan sontak berhenti berucap setelah lelaki di depannya membentak, jujur ia cukup terkejut di buatnya.
"Kamu pikir saya laki-laki macam apa yang membawa perempuan selain mahram nya ke dalam rumah?! Saya sudah menikah, dan kamu istri saya. Bagaimana bisa kamu berkata seperti itu Ina? Memang nya kamu ridha jika saya membawa perempuan lain ke rumah selain kerabat?! " tanyanya masih dengan nada kemarahan yang amat kentara.
Jihan yang semula terkejut kini kembali memasang raut menantang nya, "Gue udah bilang tadi, kalo gue gak bakal keberatan. Itu bebas terserah lo, tapi inget lo jangan pernah urusin kehidupan gue begitupun gue yang gak bakal ganggu hidup lo!"
Dima meraup wajahnya kasar, tak percaya dengan apa yang baru di dengarnya.
"Jadi, itu kemauan kamu?"
Jihan menganggukkan kepalanya.
"Saya gak bisa turuti keinginan kamu. Saya suami kamu Ina, saya berhak urusi kehidupan kamu juga. Saya ingin kamu berubah menjadi lebih baik___"
"Apa? Lebih baik?" Jihan terkekeh meledek.
"Memangnya gue masih kurang baik buat lo yang sok baik ini hah? Seperti yang gue bilang tadi, lo gak perlu urusin hidup gue. Ngerti lo?!" sungut gadis itu karena lelaki didepannya ini tidak juga mengerti apa keinginannya.
"Saya gak akan turuti apa keinginan kamu Ina, itu intinya. Saya pamit, saya gak mau memperpanjang masalah ini lagi" Dima berbalik untuk segera pergi dari kamar Jihan, namun baru beberapa langkah Dima berjalan suara pekikan milik Jihan kembali menyapa indera pendengarannya,
"GUE GAK SUKA SAMA LO! GUE BENCI SAMA LO! GUE BENCI SAMA PERNIKAHAN INII! LO GAK GUE ANGGAP APA-APA SIALAN! JADI, GUE MINTA LO JANGAN URUSIN KEHIDUPAN GUE LAGI!!!" jeritnya kencang sampai membuat Dima terdiam ditempatnya karena mendengar teriakan Jihan yang memekakkan telinga.
Wajah gadis itu memerah dengan kedua tangan yang mengepal kuat, terbukti sekali jika saat ini gadis itu tengah dilanda rasa kesal yang amat sangat.
"APA?!" tantangnya dengan dagu terangkat tinggi, karena melihat Dima yang hanya menatapnya tanpa mau berkata sepatah katapun.
Walaupun mereka berjarak beberapa meter namun Dima tetap dapat melihat bekas kissmark yang berada di leher gadis itu, bahkan dagu Jihan yang terangkat malah semakin terlihat jelas bekas merah itu. Dima mengepalkan kedua tangannya, berusaha menahan amarah yang kembali bergejolak di dalam tubuhnya.
"GUE GAK PERNAH ANGGAP LO SUAMI! GUE MUAK LIAT WAJAH LO! GUE PENGEN PERNIKAHAN INI CEPET BERAKHIR!!"
"CUKUP INA!!" gertak Dima dengan kedua rahang mengetat, kakinya kembali maju beberapa langkah agar bisa semakin dengan dengan gadis di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INARA : BAD WIFE [SELESAI]
Chick-Lit[FOLLOW SEBELUM BACA] Pernikahan muda yang mereka jalani sama sekali tidak mengubah apapun, termasuk sikap dan perilaku Inara yang masih urakan dan bebal. Akankah pernikahan itu bertahan lama atau menyerah di tengah jalan? "Lho, kok malah tidur. Ng...