Jangan lupa Vote sebelum atau sesudah membaca untuk menghargai karya penulis!
Happy Reading 💜
•••
Jihan menangis dalam pelukan Sania___ibu mertuanya.
Jantungnya berdebar kencang saat mendengar suara orang lain dari nomor suaminya dan yang lebih membuatnya terkejut ialah kabar di mana suaminya di temukan tak sadarkan diri di dalam mobil dengan keadaan bersimbah darah.
Jantungnya seperti merosot ke bawah saat Dima mengalami kecelakaan di perempatan menuju komplek tempat mereka berada.
Jihan bahkan menyalahkan dirinya sendiri karena ia yang membuat Dima terburu-buru saat menyetir dan menyebabkan kecelakaan itu terjadi. Dan hal itu sukses membuat Jihan membenci dirinya sendiri.
Tak hanya Sania yang berada di sana, melainkan Yudis serta Adit juga yang menemani. Jangan tanya bagaimana terkejutnya mereka semua saat mendengar suara Jihan yang menangis sembari mengatakan jika anak sulung mereka berada di rumah sakit karena insiden tabrakan.
"Udah ya, jangan nangis terus. Sekarang kamu pulang dan istirahat. Biar ayah sama Adit yang jaga di sini." tutur Sania berusaha menenangkan menantunya yang tidak henti-hentinya menangis, padahal dirinya sendiri pun tidak bisa tenang setelah mendengar putranya mengalami musibah kecelakaan.
"Operasinya belum selesai bu, masa aku pulang? Nggak mau..." Jihan menjawab dengan suara bergetar, kedua manik nya memerah karena terus menangis.
"Ya udah, kamu pulang waktu operasi nya selesai ya?" ujar Sania lembut seperti tengah membujuk gadis kecil yang sulit menurut.
Dengan keadaan lemas Jihan mengangguk pasrah, kedua matanya membengkak karena terus menangis, bahkan saat mendengar kabar bahwa suaminya mesti di operasi, di situlah Jihan merasa seluruh dunia nya runtuh. Separah itukah kecelakaannya sehingga membuat suaminya di haruskan untuk operasi?
•••
Jihan masuk ke dalam rumah dengan keadaan tak bersemangat, tidak ada senyuman ceria seperti biasanya, yang ada hanya tatapan sayu dan hidung memerah karena terus-menerus menangis dengan histeris.
Jihan akhirnya pulang dengan diantar Adit setelah Dima selesai menjalankan operasi selama 3 jam. Kini suaminya itu berada di ruang rawat intensif. Jihan hanya bisa berdo'a agar Dima baik-baik saja setelah mendengar penuturan dokter yang mengatakan jika bagian kepala Dima banyak sekali mengeluarkan darah karena terbentur kemudi dengan keras hingga mendapatkan beberapa jahitan.
Sania sempat menawarkan pada Jihan agar menantunya itu menginap saja karena tidak tega jika harus membiarkan Jihan di rumah seorang diri dalam kondisi seperti ini. Namun Jihan menolak dan ingin pulang ke rumah saja.
Jihan berjalan ke dapur untuk mengambil minum karena tenggorokannya terasa kering. Hal itu membuat Jihan melirik ke arah meja makan yang sudah tersedia berbagai macam makanan. Jihan bahkan memasak menu baru, sebagai ucapan terima kasih karena Dima ingin mengajaknya berlibur.
Lagi. Tangisannya kembali pecah dengan sendirinya tanpa ia suruh.
Jihan terduduk di lantai yang dingin setelah meminum beberapa teguk air putih. Bahkan gelasnya masih ia pegang dengan kuat guna untuk menyalurkan rasa kesalnya.
Kini waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Jihan sudah melaksanakan ibadah sholat magrib serta isya di mushola rumah sakit. Gadis itu berdo'a diiringi dengan tangisannya meminta pada Sang Pencipta agar segera membuat suaminya segera bangun dan sehat seperti sedia kala.
KAMU SEDANG MEMBACA
INARA : BAD WIFE [SELESAI]
ChickLit[FOLLOW SEBELUM BACA] Pernikahan muda yang mereka jalani sama sekali tidak mengubah apapun, termasuk sikap dan perilaku Inara yang masih urakan dan bebal. Akankah pernikahan itu bertahan lama atau menyerah di tengah jalan? "Lho, kok malah tidur. Ng...