Jangan lupa Vote sebelum atau sesudah membaca untuk menghargai karya penulis!
Happy Reading 💜
•••
"Adek lo cepu!" seru Jihan kala mereka masuk ke dalam kamar setelah kepergian Sania dan Adit.Karena, tepat setelah 3 hari Adit menginap, lelaki itu langsung izin pamit untuk pulang ke rumah sang ibu. Sebab lelaki itu masing tinggal bersama Sania.
Dima menutup pintu setelah masuk ke dalam kamar, "Setidaknya ibu juga harus tahu masalah ini" sahutnya kalem, tidak ingin tersulut emosi sepertinya istrinya. Jika hal itu terjadi maka pertengkaran tempo lalu pun akan terulang lagi. Setidaknya jika di antara salah satu dari mereka mengalah dan berusaha bersabar, pertengkaran dan pertikaian akan sedikit berkurang.
"Bodo ahh! Kalian berdua adek kakak bikin pala gue pusing!" kesalnya seraya merebahkan diri dengan posisi tengkurap di atas ranjang yang masih berantakan di siang hari ini.
Kebetulan di hari minggu ini pun Jihan tidak memiliki jadwal apa pun, Jihan ingin sekali pergi dan bermain bersama Diyar. Namun, lelaki itu masih di sibukkan dengan segudang tugasnya yang membuat waktu berdua mereka terkikis.
Dima tak lagi menyahuti ucapan Jihan, lelaki itu pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu dan hendak melaksanakan ibadah sholat dhuha.
Dima menggelar sejadah nya menghadap kiblat, "Ina mau ikut sholat dhuha bareng saya?" tawarnya sembari mengenakan sarung berwarna abu-abu nya tak lupa dengan peci.
Masih dengan posisi tengkurap Jihan menjawab, "Berenti panggil gue Ina!" tegasnya tanpa menjawab tawaran Dima tadi.
Dima menghembuskan napasnya pelan, "Jihan mau ikut sholat dhuha bareng saya? Saya imamin" ulangnya lagi,
"Ogah, males!" sahutnya kasar dan sarkas tanpa mengubah posisinya sama sekali.
Boro-boro melaksanakan ibadah sholat dhuha, sholat subuh saja Jihan tidak menunaikannya. Bahkan ia pun tidak tahu adzan sholat subuh di kumandangkan pukul berapa karena dirinya yang selalu lelap tertidur. Jika di bangunkan oleh Dima pun Jihan seperti tidak ada niatan sama sekali untuk bangun dari tidur nyenyak nya.
•••
Pukul 2 siang ini Jihan memiliki rencana untuk pergi bersama ketiga temannya yakni Saras dan Tara. Mereka janjinya akan bertemu di sebuah cafe dan melanjutkannya ke mall untuk bersenang-senang.
"Jihan, kamu mau ke mana?" tanya Dima saat menyadari jika sang istri baru saja turun dari anak tangga.
"Ketemu temen"
"Perempuan atau laki-laki?"
"Ck! Cewek! Udahlah jangan banyak tanya, pusing gue!"
"Saya anter ya?" tawar Dima.
"Hm" balas Jihan singkat, daripada dirinya harus mengeluarkan ongkos naik taksi lebih baik minta diantarkan saja oleh lelaki ini.
Dima meraih kunci mobilnya di atas meja, kemudian beranjak dari duduknya. Untunglah pakaiannya sudah rapi sehingga ia tak perlu menggantinya lagi.
"Ke Cafe" ujar Jihan tanpa menoleh.
Dima hanya menganggukkan kepalanya sembari tersenyum tipis, dirinya merasa senang karena Jihan mulai terbiasa mengandalkannya. Dima ingin terus seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
INARA : BAD WIFE [SELESAI]
ChickLit[FOLLOW SEBELUM BACA] Pernikahan muda yang mereka jalani sama sekali tidak mengubah apapun, termasuk sikap dan perilaku Inara yang masih urakan dan bebal. Akankah pernikahan itu bertahan lama atau menyerah di tengah jalan? "Lho, kok malah tidur. Ng...