Jangan lupa Vote sebelum atau sesudah membaca untuk menghargai karya penulis!
Happy Reading 💜
•••
"Maaf karena ninggalin kamu tadi pagi" seru Diyar dengan nada bicara yang kentara menunjukkan penyesalan.
"Iya gapapa, asal jangan diulang lagi" sahut Jihan sembari menyedot minuman di depannya.
"Bagus" ujar Diyar tiba-tiba yang sontak mendapatkan tatapan tidak mengerti dari Jihan.
Diyar menunjuk bekas kissmark di leher Jihan menggunakan dagunya, "Kapan-kapan aku bakal bikin yang banyak"
Jihan berdecak pelan, "Suamiku tau dan dia curiga. Aku bingung mau jawab gimana" serunya mengeluarkan unek-unek.
"Ya udah, bilang aja kalo aku yang buat" sahut Diyar enteng.
"KAMU GILA YAAA?! GAK MUNGKIN LAH AKU BILANG JUJUR SAMA DIA!" teriak Jihan tak dapat di kontrol lagi. Sebagian orang yang berada di sana bahkan menolehkan kepalanya karena merasa terganggu dengan teriakan Jihan barusan.
"Ya terus gimana? Kamu punya jawaban alternatif yang lain?" ucap lelaki itu setelah meminum jus di depannya, karena saat ini mereka berada di salah satu cafe dekat kampus untuk memenuhi janji Diyar tadi pagi.
"Nanti aku pikirin, lagian gampang kok bohongin dia" pungkas Jihan santai dengan pandangan menatap padatnya jalanan di luar sana.
•••
"Renata, bisa tolong bantu saya ambil buku ini?" pinta Dima pada Renata, murid didiknya yang tempo hari sempat ia antarkan pulang.
Dengan senyuman manis Renata beranjak dari duduknya dan mengambil tumpukan buku itu untuk dibawa ke ruang guru.
Tepat pukul 10 siang Dima datang ke sekolah dan langsung mengajar sesuai jadwal nya. Walaupun pikirannya sedang bercabang namun ia harus tetap profesional dan harus tetap melaksanakan tugasnya."Pak, boleh saya bertanya?" seru Renata di sela keheningan saat mereka berjalan di lorong sekolah.
Mereka berjalan beriringan, namun Renata berjalan satu langkah di belakang Dima sebagai tanda hormat nya sebagai murid pada Dima yang berstatus sebagai gurunya.
"Silahkan"
"Jika boleh saya tahu, kenapa tadi bapak tidak mengajar di kelas sebelah?" tanya gadis itu.
"Saya sedang ada beberapa urusan" sahutnya singkat.
Renata menganggukkan kepalanya, tak lagi bertanya. Namun, tiba-tiba suara Dima lah yang mengudara, "Untuk lomba kali ini saya yang akan bimbing kamu, bilangin juga sama Kaisar" seru Dima yang membuat Renata ingin jingkrak-jingkrak setelah mendengarnya.
"Dan untuk tempatnya kita lakukan di rumah saya saja, karena semua buku-buku ada di sana. Terlalu berat jika saya harus membawa semuanya" Renata menganggukkan kepalanya antusias, gadis itu seolah mendapat suntikan semangat yang membuat dirinya tak melunturkan senyumannya.
Tak terasa mereka sudah masuk ke ruang guru dan kini mereka telah sampai di depan meja lelaki itu. Renata menaruh semua buku bawaannya.
"Terima kasih Renata. Kamu bisa kembali ke kelas"
Renata hendak berbalik namun urung karena ingin bertanya sesuatu, "Eumm___pak___" Dima mendongak kala suara halus Renata mengalun.
"Ya Renata?"
KAMU SEDANG MEMBACA
INARA : BAD WIFE [SELESAI]
ChickLit[FOLLOW SEBELUM BACA] Pernikahan muda yang mereka jalani sama sekali tidak mengubah apapun, termasuk sikap dan perilaku Inara yang masih urakan dan bebal. Akankah pernikahan itu bertahan lama atau menyerah di tengah jalan? "Lho, kok malah tidur. Ng...