Jangan lupa Vote sebelum atau sesudah membaca untuk menghargai karya penulis!
Happy Reading 💜
•••
"Jadi, di rumah itu ada dua cowok?!"
Jihan menganggukkan kepalanya sembari mengunyah camilannya, kelewat santai dengan topik yang kini dibahasnya bersama Diyar.
Lelaki itu mengusap wajahnya kasar, "Udah! Pokoknya sekarang kamu tinggal bareng aku aja, aku gak mau kamu kenapa-napa" putus lelaki itu tanpa pikir panjang yang sontak mendapatkan tatapan tidak percaya dari Jihan.
"Apaan sih kamu, yang ada aku bakal kenapa-napa kalo bareng kamu tau gak?!" sungut Jihan sembari menatap lelaki itu sebal.
"Lagian di sana ada suamiku, aku gak bakal kenapa-napa" sahutnya lagi.
"Nggak bakal kenapa-napa gimana? Sedangkan kamu sama dia sekarang aja satu kemar, gimana aku gak khawatir coba?!" ujar Diyar mengeluarkan unek-unek nya.
"Cuma tiga hari aja kok, nanti kalo si Adit itu udah pulang aku bakal balik lagi ke kamar yang dulu" Jihan mencoba membujuk kekasihnya.
Diyar menutup matanya sejenak guna untuk menenangkan hati beserta pikirannya, kemudian menganggukkan kepalanya.
"Ya udah, sekarang aku anterin pulang ya?" tawar lelaki itu sembari memakai sabuk pengaman nya.
Jihan memberengut tidak suka, "Nggak main dulu?"
Diyar mengulum senyum tipis kemudian sebelah tangannya terangkat untuk mengusap surai coklat milik Jihan, "Aku ada tugas kuliah sekarang, lain kali kita main ya? Mau kemana? Mall? Cafe? Hotel? or____apartemen?" ucap Dima diiringi dengan kerlingan jahilnya, kedua alisnya ia naik turunkan membuat tampang nya semakin menawan sekaligus gemas di mata Jihan.
Jihan mengulum bibirnya malu, "Mesum!" serunya sembari memukul lengan lelaki itu pelan.
Diyar berdecih pelan, "Bilang aja malu-malu tapi mau, yakan?" godanya tak henti-henti.
Jihan tidak menjawab, gadis itu hanya memalingkan wajahnya ke arah samping seraya terkikik.
"Udah ah, ayo anterin!" serunya mengalihkan pembicaraan.
"Iya nanti kita ke apartemen. Maen sampe puas ya?" sahut lelaki itu untuk menjawab pertanyaan sebelumnya. Hal itu sukses membuat Jihan terbelalak sekaligus kesenangan.
•••
"Mas, di meja makan gak ada makanan?" suara Adit terdengar di seluruh ruangan.
Terdengar sahutan ragu-ragu dari Dima di seberang telepon, "Iyaa___ kamu pesan makanan aja nanti Mas yang bayar. Sekalian tolong pesankan untuk Ina"
"Memangnya Mbak Ina pulang kapan Mas?" tanya Adit seraya menarik kursi meja makan untuk ia duduki.
"Sekitar jam tiga paling," sahut Dima.
Adit mengangguk walaupun ia tahu Dima tidak akan melihatnya, "Ya udah Mas, Adit pesen makanannya tapi Mas yang bayar ya?" ucap lelaki itu dengan cengengesan.
"Iyaa Mas yang bayar, pesan semau kamu. Tapi, tolong pesankan juga untuk Ina" pesan lelaki itu.
"Mas mau sekalian di pesenin juga gak?" tawar Adit, merasa sedikit tidak enak pada kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
INARA : BAD WIFE [SELESAI]
ChickLit[FOLLOW SEBELUM BACA] Pernikahan muda yang mereka jalani sama sekali tidak mengubah apapun, termasuk sikap dan perilaku Inara yang masih urakan dan bebal. Akankah pernikahan itu bertahan lama atau menyerah di tengah jalan? "Lho, kok malah tidur. Ng...