15| Rindu

599 43 0
                                    

Jangan lupa Vote sebelum atau sesudah membaca untuk menghargai karya penulis!

Happy Reading 💜

•••

Renata dan Kaisar sudah mengganti pakaian dengan pakaian Dima dan Jihan yang mereka pinjam, begitu pun dengan Dima yang sudah terlihat segar dengan pakaian santainya.

Hujan masih turun dengan deras di luar sana, tak ayal sesekali guntur menyertai hujan tersebut.

Mereka bertiga termasuk Dima tengah berada di ruang tamu, ruangan yang mereka tempati untuk belajar. Sedangkan Jihan, gadis itu berada di dalam kamar bergelung dengan selimut tebalnya dan ditemani oleh ponsel pintar nya.

Waktu telah menunjukkan pukul 5 sore, itu berarti mereka sudah 30 menit menghabiskan waktu untuk belajar mempelajari soal yang akan mereka lombakan nanti.

Hujan berhenti tepat pada pukul lima lebih lima belas menit,

"Pak, saya pinjam bajunya karena seragam saya masih belum kering" ucap Kaisar sopan pada Dima.

Dima menganggukkan kepalanya, "Ya, silakan"

"Eumm___Pak, saya juga pinjam dulu, seragam saya juga belum kering" tutur Renata pada Dima.

"Ya, nanti saya sampaikan pada istri saya" ucap Dima.

"Kalau begitu kami pamit Pak, terima kasih telah membantu kami hari ini" pamit Renata sopan pada Dima, kemudian mencium punggung tangan gurunya itu diikuti oleh Kaisar.

"Ya hati-hati"

Setelah menaiki motor dan memakai helmnya, Kaisar berpamitan "Assalamualaikum Pak,"

"Waalaikumsalam," lalu motor kawasaki hitam milik Kaisar pun pergi keluar dari pekarangan rumah Dima.

Dima kembali masuk setelah menutup rapat pintu utama, tiba-tiba perut nya berbunyi tanda ia merasa lapar. Dima berjalan ke arah dapur, ia tak membuka tudung saji sebab ia tahu bahwa didalam nya tak terdapat apa-apa. Ia melihat ke dalam lemari es yang ternyata tidak apa-apa juga di sana. Dima menghembuskan napas pelan, ia makan sedikit tadi di kantin sekolah dan sekarang ia sudah lapar lagi.

"Makan mie aja, gue beli banyak tuh," Dima menoleh saat suara Jihan terdengar di belakang sana.

Dima membuka lemari dapur yang tidak jauh dari sana dan benar jika di sana ada banyak berbagai macam mie instan, di mulai dari mie kuah sampai mie goreng.

Dima menutup kembali lemari tersebut tanpa mengambil salah satu mie yang berada di dalam sana, ia lagi-lagi menghela napas pelan.

Dima kemudian naik ke lantai atas tanpa menghiraukan Jihan yang tengah menonton televisi sembari memakan camilan, gadis itu tampak anteng dengan film yang ditontonnya.

"Jihan, antar saya" suara Dima tiba-tiba terdengar setelah lelaki itu kembali dari kamarnya untuk mengambil kunci mobil.

Jihan menoleh dengan alis bertaut, "Kemana?"

"Cari makan"

"Di dapur kan ada mie, udah sih makan itu aja"

Dima berdecak pelan, "Ngga baik makan mie terus, memangnya kamu gak bosen makan mie setiap hari? Sekalian aja sekarang kita belanja bahan-bahan masakan," ucap Dima tanpa memedulikan ekspresi kesal Jihan yang mulai terlihat.

"Ngga mau ah, males! Lo aja sendiri, lagian kenapa gak besok aja sih? Sekarang hampir malem tau!" sahut Jihan dengan helaan napas kasarnya.

"Saya gak mau makan mie, dan sekarang saya udah laper banget. Jadi, untuk kali ini saya mohon turuti ucapan saya tanpa ada perdebatan, Jihan" pinta Dima dengan raut memelasnya, dirinya sudah tidak memiliki tenaga lagi bahkan untuk sekedar berdebat dengan istrinya ini.

INARA : BAD WIFE [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang