Jangan lupa Vote sebelum atau sesudah membaca untuk menghargai karya penulis!
Happy Reading 💜
•••
Jihan baru saja keluar dari kantin dan hendak menuju tempat parkir di mana motor kawasaki Diyar berada, mereka berencana untuk pulang bersama.
20 menit kemudian Jihan tak kunjung mendapati Diyar di tempat parkir, alhasil Jihan mencari lelaki itu.
Jihan mencari ke fakultas teknik mesin, siapa tahu lelaki itu belum pulang dari kelas.
Kosong.
Jihan mendesah pelan, gadis itu hendak kembali menuju parkiran___memutuskan untuk menunggu kekasihnya di sana saja.
Namun, saat ia melewati fakultas seni yang tidak berjarak jauh dari fakultas kekasihnya, ada sesuatu yang menarik perhatiannya.
Jihan mengernyit samar, dari jarak yang lumayan jauh ia cukup kenal siapa salah satu dari dua orang yang tengah mengobrol itu.
Itu Diyar, kekasihnya.
Lelaki itu tengah mengobrol bersama seorang gadis yang cukup familiar bagi Jihan tapi siapa?
Jihan tidak bisa mengenali gadis itu sebab gadis tersebut membelakanginya.Jihan beringsut mendekat untuk lebih memastikannya.
"Iya, coklatnya enak..."
"Seneng deh dengernya, itu coklat favorit ku lho" sahut gadis itu diiringi dengan kekehan renyahnya.
"Lain kali aku bolehkan kasih kamu coklat lagi?" tanya gadis itu dengan nada sedikit ragu.
Diyar menggaruk pelipisnya, "Eungg___"
"Atau mau yang lain aja? Siapa tahu kamu bosen sama coklat" sahut gadis itu sebelum Diyar berucap.
"Oh iya, kamu pulang sama siapa sekarang?" tanya gadis itu dengan nada sedikit malu-malu.
"Sama gue!"
Kontan saja Diyar dan gadis itu menoleh pada Jihan yang sudah berada di belakang mereka. Bahkan Diyar sampai tidak sadar jika sejak tadi Jihan berjalan mendekati mereka, saking fokusnya ia mengobrol dengan gadis di depannya.
Diyar tampak gelagapan, "Eh sayang, kenalin ini Mariska, sodaranya Bara. Mariska, kenalin ini Jihan, pacarku"
Mariska tersenyum kikuk setelah mendengar penuturan Diyar yang menyatakan jika gadis di depannya ini adalah kekasih lelaki itu, "Kenalin, Mariska" Mariska mengulurkan tangannya hendak bersalaman dengan Jihan, namun gadis itu tak kunjung membalas uluran tangannya yang membuat Mariska menarik kembali uluran tangan nya dengan sedikit gugup.
Jihan menatap Mariska lekat, sedangkan Mariska yang ditatap merasa tak nyaman karena terintimidasi.
"Lo___bukannya yang di supermarket waktu itu yaa?" tanya Jihan dengan sebelah alis terangkat.
Mariska menatap Jihan bingung,
"Lo yang diputusin di supermarket sama cowok lo," lanjut Jihan yang mengerti arti tatapan mata Mariska.
Mariska melirik ke arah Diyar, lantas gadis itu mengangguk seraya tersenyum kikuk, "Kamu tahu dari mana?"
Jihan tersenyum bangga mendengarnya, "Gue liat lo di supermarket waktu itu. Dan, setelah lo diputusin, sekarang lo malah ganjen sama cowok gue? Murahan banget lo!" seru Jihan sarkas.
Mariska menoleh ke arah Diyar kaku, mungkin meresa sedikit tersinggung atas ucapan Jihan barusan.
"Sayang, Mariska gak kayak gitu. Kamu salah paham" ujar Diyar menengahi.
KAMU SEDANG MEMBACA
INARA : BAD WIFE [SELESAI]
Literatura Feminina[FOLLOW SEBELUM BACA] Pernikahan muda yang mereka jalani sama sekali tidak mengubah apapun, termasuk sikap dan perilaku Inara yang masih urakan dan bebal. Akankah pernikahan itu bertahan lama atau menyerah di tengah jalan? "Lho, kok malah tidur. Ng...