Jangan lupa Vote sebelum atau sesudah membaca untuk menghargai karya penulis!
cuma mau ingetin, jangan nangis liat orang pacaran.😂✋
tetep enjoy guys. 💕
Happy Reading 💜
•••
"Ina? Kamu nggak lagi bercanda kan?" Dima menatap Jihan dengan mata sedikit membelalak.
Jihan mengulum senyum sembari menggeleng pelan.
Jihan kemudian beranjak yang membuat Dima mengikuti pergerakan gadis itu.
Jihan mengambil sesuatu di dalam laci dan kembali duduk di samping Dima.
Gadis itu kemudian menyerahkan benda yang tadi di ambilnya.
Test pack.
Dengan dua garis merah yang menghiasinya.
Perlahan Dima meraihnya dan ditatapnya benda itu.
Dima mengangkat kepala dan tatapan mereka kembali bertemu. Lelaki itu tersenyum penuh haru sarat akan kebahagiaan.
"Alhamdulillah, terima kasih Ya Allah." Dima lantas memeluk Jihan yang disambut baik oleh gadis itu.
"Saya sayang kamu, Ina." Dima mengusap penuh sayang punggung Jihan. Bahkan lelaki itu hampir menangis saking senangnya.
Jihan tersenyum sama bahagianya seperti Dima, "Aku sayang kamu juga, mas."
"Saya seneng banget, terima kasih Ina." Dima meletakkan kepalanya di atas kepala Jihan dengan tangan yang masih setia mengusap punggung istrinya.
Jihan tersenyum kian lebar, "Sama-sama, mas. Aku juga seneng banget."
Jangan tanya bagaimana reaksi Jihan saat pertama kali melihat dua garis merah itu tadi siang. Perasaannya campur aduk antara terkejut, senang, dan terharu sekaligus. Bahkan bukan hanya sekali Jihan mencobanya, melainkan 3 kali berturut-turut karena Jihan takut test pack yang digunakannya tidak berfungsi dengan baik.
Ternyata selama ini benar dugaannya, pantas saja ia merasakan dirinya selalu bersikap aneh.
Pertama saat Jihan yang tiba-tiba menyukai aroma tubuh suaminya yang baru pulang dari seminar tempo hari. Kedua, keinginannya terhadap timun yang tiba-tiba di gilainya. Dan terakhir, suasana hatinya yang tidak bisa ia tebak. Bahkan karena masalah sepele saja Jihan bisa langsung marah dan kesal.
Dan semua itu ternyata ada penyebabnya.
"Saya pengen pegang perut kamu, boleh ya?" izin lelaki itu setelah pelukan keduanya terurai.
Jihan mengangguk mengizinkan.
Dima mulai mengulurkan tangannya dan menyimpannya di atas perut Jihan yang masih rata.
Lelaki itu terus tersenyum membuat Jihan yang melihatnya begitu terpesona. Di tambah dengan rambut Dima yang masih terlihat basah dan juga baju koko yang dipakainya membuat Jihan sulit mengendalikan dirinya untuk tidak menjerit saking tampannya lelaki didepannya ini.
Ow, dan sekarang Jihan mengakui jika suaminya ini begitu tampan bahkan berkali-kali lipat saat lelaki itu tengah mengenakan baju koko seperti saat ini.
Masyaallah.
Jihan menerka-nerka apakah nanti anak mereka akan memiliki paras seperti Dima atau seperti dirinya? Apakah sikapnya nanti akan seperti lelaki itu atau tidak?
KAMU SEDANG MEMBACA
INARA : BAD WIFE [SELESAI]
ChickLit[FOLLOW SEBELUM BACA] Pernikahan muda yang mereka jalani sama sekali tidak mengubah apapun, termasuk sikap dan perilaku Inara yang masih urakan dan bebal. Akankah pernikahan itu bertahan lama atau menyerah di tengah jalan? "Lho, kok malah tidur. Ng...