Jangan lupa Vote sebelum atau sesudah membaca untuk menghargai karya penulis!
Happy Reading 💜
•••
"Kamu mau kemana?" seruan Dima sukses menghentikan langkah Jihan yang hendak menuju pintu utama.
"Ke kampus lah, belajar!" balas gadis itu sembari menatap Dima yang tengah mempersiapkan perlengkapan makan.
Sama pacaran. lanjutnya dalam hati.
"Ya udah makan dulu sini" ujar lelaki itu sembari menunjuk kursi meja makan dengan dagunya.
"Nggak perlu, gue belum laper" tolak gadis itu.
"Makan dulu Jihan" ucap Dima penuh akan sarat, Jihan yang mendengar namanya disebut sontak terdiam. Tungkainya tanpa ia sadari berjalan ke arah meja makan yang sudah tersedia banyak makanan.
Ya, Dima bangun pagi-pagi sekali, setelah selesai menunaikan ibadah sholat subuh ia langsung menuju ke arah dapur untuk segera memasak. Dengan bermodalkan video tutorial dari youtube, alhasil kini ia bisa memasak berbagai jenis makanan, walaupun sepertinya belum nampak memuaskan.
"Semua makanannya nggak pake merica, kamu tenang aja" ujar Dima setelah melihat gadis itu mendudukan bokongnya di kursi meja makan.
Jihan yang semula sama sekali tidak merasa lapar, kini mendadak merasa lapar. Bahkan sudah beberapa kali ia meneguk air liurnya sendiri karena melihat tampilan makanan yang di masak suaminya.
Suaminya? Aneh sekali rasanya Jihan menggumamkan nama itu.
Setelah mengambil dua centong nasi dan berbagai lauk yang ada di sana, Jihan mulai menyuapkan sesendok nasi untuk mengisi perutnya.
Tersadar jika seseorang didepannya tengah menatapnya intens, Jihan mendongakkan kepalanya dengan mulut sibuk mengunyah, "Lo nggak makan?"
"Kamu suka makanannya?" bukannya menjawab pertanyaan Jihan, Dima malah balik bertanya.
"Hm, mayanlah" ucap gadis itu malas mengakui jika dirinya begitu menikmati apa yang di masak suaminya.
Senyum Dima terukir, kemudian lelaki itu ikut mengambil nasi dan lauknya untuk bergabung makan bersama sang istri.
Meskipun suasana di meja makan hening, namun suasana hati Dima menghangat setelah melihat betapa istrinya begitu menikmati hasil masakan yang dibuatnya.
"Simpen aja di wastafel, biar gue yang cuci piring nya" seru Jihan kala Dima beranjak dan hendak mencuci piring karena lelaki itu telah selesai makan lebih dulu daripada Jihan, sebab gadis itu menambah dua kali porsi makannya yang tentu saja membuat Dima merasa senang bukan main.
Jihan cukup sadar diri untuk bisa membantu lelaki yang kini berstatus sebagai suaminya, walaupun hanya membantu mencuci piring itu sudah lebih dari cukup untuk bisa membantu lelaki itu yang telah memasak makanan untuk mereka pagi ini.
Ia lalu disibukkan dengan mencuci piring, sendok, serta gelas yang kotor, sedangkan Dima entah pergi kemana lelaki itu. Jihan masa bodoh, yang penting setelah ia selesai mencuci semua peralatan makan ini, ia akan segera pergi ke kampus karena hari ini ia ada kelas pagi.
"Biar saya antar kamu ke kampus" Jihan yang baru saja meraih tas ranselnya nya menoleh ke belakang kala suara yang akhir-akhir ini selalu di dengarnya.
Dima dengan kemeja maroon dan celana bahan hitam nya begitu nampak memesona, ditambah dengan jam tangan di tangan kanan nya semakin membuat lelaki itu memiliki karisma yang kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
INARA : BAD WIFE [SELESAI]
Chick-Lit[FOLLOW SEBELUM BACA] Pernikahan muda yang mereka jalani sama sekali tidak mengubah apapun, termasuk sikap dan perilaku Inara yang masih urakan dan bebal. Akankah pernikahan itu bertahan lama atau menyerah di tengah jalan? "Lho, kok malah tidur. Ng...