Jangan lupa Vote sebelum atau sesudah membaca untuk menghargai karya penulis!
Happy Reading 💜
•••
Jihan sedikit menolehkan kepalanya untuk melihat Dima yang sedang mengobrol bersama seseorang di teras sana. Walaupun tidak terlihat karena saat ini Jihan tengah berada di dapur, namun setidaknya Jihan bisa sedikit mendengar percakapan mereka.
Tak lama setelahnya Dima datang sembari menenteng rantang makanan di salah satu tangannya. Melihat itu Jihan memutar kedua bola matanya, Jihan tahu siapa seseorang yang baru saja mengobrol dan memberikan rantang itu.
Sudah terhitung sekitar 4 hari Gina selalu mengantarkan makan di pagi-pagi seperti ini kepada Dima. Menu masakan Gina pun berbeda-beda, dari mulai sayuran, lauk pauk, hingga salad buah yang sangat menggiurkan.
Dan selama 4 hari itu juga Jihan membiarkannya, saat Jihan memberanikan diri untuk bertanya, Dima akan selalu menjawab 'Katanya Gina kebanyakan memasak menu makanan, jadi diberikan untuk sarapan kamu dan saya'. Siapa yang percaya dengan ucapan itu? Orang lain pun pasti tahu jika Gina sengaja memasak untuk diberikan pada Dima.
Pada awalnya Jihan tak merasa terganggu dengan hal itu, karena ia pikir bukankah itu bagus jika ada orang lain yang memberikan mereka makanan sehingga ia tak perlu repot-repot untuk belajar memasak?
Namun, semakin lama Jihan merasa dirinya terganggu dengan kedatangan Gina yang setiap pagi berkunjung ke rumah nya dengan dalih mengantarkan makanan, padahal Jihan tahu jika wanita berjilbab itu ingin mencari perhatian suaminya!"Gue mau dong!" seru Jihan sembari merebut rantang makanan itu yang membuat Dima terheran. Sebab selama Gina memberikannya makanan, Jihan sama sekali belum pernah mencicipinya barang sedikit pun.
Jihan memakan sesuap tumis kangkung yang masih terasa hangat itu. Sial! Kenapa mesti seenak ini?! Batinnya diam-diam.
Jihan melirik ke arah Dima yang tengah menatapnya, pantas saja lelaki itu selalu menerima apa yang diberikan oleh Gina karena pada nyatanya masakan perempuan itu memang sangat enak.
"Jangan terima makanan dari dia lagi, besok gue masakin lo makanan" ujar Jihan tiba-tiba yang sontak membuat Dima tertegun di tempatnya.
Sedangkan Jihan sudah pergi ke lantai atas untuk menyembunyikan wajahnya karena rasa malu.
"Apaan banget sih gue?! Lagak banget pengen masakin dia makanan! Udah tahu lo gak bakat masak! Ahh, bego banget lo!" Jihan memukul pelan kepalanya sendiri, merutuki kebodohannya sendiri.
Sedangkan di lantai bawah sana, Dima masih diam mencerna semua ucapan Jihan, hingga sedetik kemudian kedua sudut bibirnya melengkung membentuk sebuah senyuman. Senyuman yang membuat siapapun terbius karena wajah tampan dan rupawannya yang meningkat beberapa kali lipat.
•••
"Nanti selesai kelas saya jemput?" tawar Dima seraya melirik singkat pada Jihan.
"Boleh"
Dima sedikit tersentak dengan pernyataan itu, tidak seperti biasanya gadis itu langsung memperbolehkannya. Biasanya akan ada perdebatan dahulu sebelum gadis itu mengalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
INARA : BAD WIFE [SELESAI]
ChickLit[FOLLOW SEBELUM BACA] Pernikahan muda yang mereka jalani sama sekali tidak mengubah apapun, termasuk sikap dan perilaku Inara yang masih urakan dan bebal. Akankah pernikahan itu bertahan lama atau menyerah di tengah jalan? "Lho, kok malah tidur. Ng...