2| Pindah

1.5K 74 6
                                    

Jangan lupa Vote sebelum atau sesudah membaca untuk menghargai karya penulis!

Happy Reading 💜

•••

"Nanti ibu bakalan mampir ke rumah kalian, semoga kalian betah di sana ya" seru ibu Dima dengan senyum ayunya yang terpatri di wajah yang tidak muda lagi.

Dima menganggukkan kepalanya, kemudian mencium punggung tangan  sang ibu serta ayahnya sebagai tanda pamitnya untuk segera pergi menuju rumah barunya. Jihan mengikuti hal yang sama, namun, bedanya gadis itu melakukan dengan sikap ogah-ogahannya membuat Sania yang melihatnya hanya bisa tersenyum kikuk.

Ayah Dima____Yudis hanya tersenyum maklum, mungkin gadis itu masih harus beradaptasi dengan status nya yang baru.

Setelahnya, mereka berdua masuk ke dalam mobil dan pergi meninggalkan pekarangan rumah keluarga Dima dan menuju ke rumah baru mereka yang mungkin memiliki jarak cukup jauh dari sana.

Didalam perjalanan suasana hening yang menyelimuti keduanya, Dima yang fokus menyetir sedangkan Jihan fokus dengan ponselnya, entah apa yang dilakukan gadis itu dengan ponselnya karena sejak kemarin gadis itu selalu berkutat dengan benda pipih itu.

Drrrttt......!

Ponsel dalam genggaman Jihan tiba-tiba berdering membuat si empu sedikit tersentak, namun berusaha bersikap tenang dan mulai menetralkan rasa terkejutnya dan mengangkat telepon tersebut.

"Ada apa? Iyaa, besok aku udah mulai kuliah kok, jemput? Eumm.......gausah deh, aku bisa berangkat sendiri. Hm, besok kita ketemu, bye" setelah percakapan singkat itu Jihan kembali mematikan sambungan telepon dan kembali menscroll sosial media nya kembali.

Dima meliriknya seperkian detik, tidak ada niatan bahwa gadis itu ingin mengajaknya mengobrol lebih dulu, sedangkan dirinya berpikir keras untuk bisa memulai percakapan agar bisa mencairkan suasana canggung dan dingin ini.

"Ina, kamu____"

Belum juga ucapannya rampung, Jihan sudah terlebih dulu memotong nya, "Stop panggil gue Ina! gue nggak suka!" hardik Jihan nyolot.

"Terus saya mesti panggil kamu apa?"

Jika di genre romcom mungkin si wanita akan memjawab 'Panggil sayang aja boleh' tapi ini bukanlah kisah pasutri yang memiliki genre hidup romcom, ini hanyalah kisah di mana sepasang suami istri yang di jodohkan karena keinginan ibu dari istrinya.

"Cukup panggil gue Jihan, jadi nggak perlu panggil gue Ina-Ina lagi!" seru Jihan dengan nada suara yang sedikit meninggi, dirinya sudah cukup bersabar karena lelaki itu pun semalam memanggilnya dengan nama tersebut, namun ia membiarkannya karena dirinya benar-benar lelah semalam.

Meski sedikit sulit dengan panggil itu karena selama ini dirinya selalu memanggil gadis itu dengan sebutan Ina sebab sang ibu pun yang memanggilnya dengan nama tersebut, namun, Dima tetap menganggukkan kepalanya mengerti. Tidak ingin memperpanjang masalah ini hanya karena masalah kecil.

Mereka telah sampai di pekarangan rumah mereka, atau lebih tepatnya rumah Dima yang sudah lengkap dengan segala perabotan yang diperlukan. Rumah yang akan mereka tempati tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, bertingkat dua dan halaman yang luas nan hijau. Jihan yang melihatnya cukup terpukau untuk beberapa detik, sampai akhirnya Dima menyadarkannya untuk segera masuk ke dalam.

Lagi-lagi Jihan dibuat terpesona untuk kedua kalinya dengan interior rumah yang akan mereka tempati ini. Warna cat dinding yang hampir semua ruangan berwarna putih gading sehingga memiliki kesan yang anggun dan elegan, sangat cocok untuk dirinya. Ruang tamu yang luas, begitu pun dengan ruang santai, dan dapur. Ia penasaran dengan lantai dua, pasti di sana akan sama luasnya.

INARA : BAD WIFE [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang