20| Menghargai

561 43 2
                                    

Jangan lupa Vote sebelum atau sesudah membaca untuk menghargai karya penulis!

Happy Reading 💜

•••

"Nggak ada PS?"

"Nggak ada lah! Gue gak main begituan, apalagi laki gue!" decak Jihan karena pertanyaan yang Bagas lontarkan.

"Sekarang gue percaya kalo suami lo itu orang mapan," gumam Saras seraya menyapu pandangannya ke penjuru rumah.

Sekarang mereka berenam berada di rumah Jihan. Dima yang mengetahui status nya bersama Diyar membuat Jihan mengambil keputusan untuk bermain di rumah nya tanpa sepengetahuan Dima.
Jihan tidak ambil pusing bagaimana jika Dima tiba-tiba pulang di siang hari seperti ini, toh lelaki itu pun sudah mengetahui Diyar yang berstatus menjadi kekasihnya.

"Han, gue bawa semua makanannya ya?" seru Tara di dapur sana, gadis itu tengah sibuk menjelajah isi kulkas di rumah Jihan.

"Serah lo!" sahut Jihan tidak terlalu peduli, lagipula itu semua makanannya.

"Lagi ngapain sih? Maen hape terus dari tadi aku liatin" tanya Jihan setelah berada di depan Diyar yang tengah duduk di sofa.

Diyar mendongak lalu tersenyum, lelaki itu menarik jemari Jihan sehingga gadis itu terjatuh dan terduduk di atas pangkuannya, "Aku bosen," ujarnya manja.

Jihan mengulum senyum, "Mau makan gak?" tawarnya yang dibalas gelengan singkat oleh Diyar.

"WEYY NONTON FILM AJA GIMANA?!" teriak Tara dari arah dapur, gadis itu kini tengah kerepotan membawa semua makanan ringan dan juga beberapa kaleng soda.

"Bagas, pacar lo bisa gak sih jangan teriak-teriak? Kuping gue sakit nih!" sewot Jihan sembari menatap tajam Bagas yang tengah anteng memakan camilan dengan pandangan lurus menonton televisi.

"Tara sayang, cintanya Bagas, jangan teriak-teriak yaa?" seru Bagas halus pada Tara yang berada tidak jauh dari sana.

"Habisnya kesel banget, Saras gak bantuin malah sibuk pacaran sama si Reza!" balasnya dibarengi dengusan. Tara kemudian menyimpan semua bawaannya ke atas meja dan duduk di samping Bagas.

"Pacar gue masih sakit abis jatoh dari motor, harap dimaklum yaa. Masih butuh perhatian soalnya" sahut Saras tanpa repot-repot untuk menoleh ke arah temannya itu.

"Lebay!" decak Tara sebal, Saras dan Jihan hanya tertawa melihat tingkah temannya yang tengan dilanda rasa kesal itu.

"Ya udah, jadi gak mau nonton nyaa?"

"Nonton apa?" tanya Saras setengah penasaran.

"Porno" sahut Reza santai yang refleks dihadiahi cubitan pelan di perutnya oleh sang kekasih.

"Film setan aja," usul Diyar, Jihan yang kini berada di sampingnya dengan tangan Diyar yang merangkulnya.

"Jangan yang, kan di sini udah ada setan nya" balas Jihan yang dibalas kernyitan didahi tanda bahwa lelaki itu tidak tahu apa yang gadis itu maksud.

"Siapa?"

Jihan menoleh pada Bagas dan menunjuknya dengan dagu, "Tuh"

"HEHH! BENER-BENER YA LU! MUKA SECAKEP INI DIBILANG KAYAK SETAN! LO TUH, MIRIP PENYIHIR TAU GAK?!" sewot lelaki itu dengan menggebu-gebu, Jihan yang mendengar itu sontak membelalak tak terima.

"APA LO BILANG?! PENYIHIR?! DASAR____"

"Udah, udah, jangan berantem. Jadinya mau film apa?" seru Diyar menengahi perdebatan antara kekasih dan temannya.

INARA : BAD WIFE [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang