Jangan lupa Vote sebelum atau sesudah membaca untuk menghargai karya penulis!
Happy Reading 💜
•••
"Dari tadi diam terus, kenapa?"
Jihan mengangkat kepalanya, "Aku lagi kerjain tugas, masa harus sambil joget-joget sih, mas?"
Dima tersenyum mendengar panggilan itu. Sudah sejak dua hari Jihan memanggilnya seperti itu. Dan jujur, dampaknya begitu dahsyat bagi Dima. Saat Jihan memanggilnya seperti itu, Dima merasakan getaran asing di dadanya. Berbeda saat Jihan memanggilnya dengan sebutan 'kakak', Dima tak merasakan getaran apapun.
Walaupun Jihan yang kerap lupa memanggilnya seperti apa yang Dima inginkan, namun kini gadis itu telah berhasil melakukannya. Katanya, meskipun masih agak canggung Jihan akan berusaha merasa nyaman dengan panggilan baru itu.
"Rumah kayaknya bakal hening banget kalau kamu nggak ngomel,"
"Emangnya aku sering ngomel!?" sungut gadis itu langsung.
Dima lantas terkekeh dibuatnya, "Kadang. Tapi saya suka, bikin rindu."
CIAAAAAA.
Jihan bungkam, pernyataan Dima barusan sukses membuat mentalnya terguncang. Dirinya tak kuasa jika harus disuguhi Dima yang senang membuatnya salah tingkah seperti ini.
"Mas, kamu diem dulu ya? Jangan dulu ngomong." perintah Jihan.
"Kenapa?"
"Aku jadi nggak bisa fokus ngerjain tugasnya tahu!" ucapnya sedikit sebal.
"Ya udah maaf, saya nggak bakal ganggu. Cepet selesaiin tugasnya, saya lagi rindu." ucap lelaki itu sebelum beranjak.
"Rindu? Kan ini udah ketemu."
"Rindu yang lain," Dima mengusap surai istrinya pelan sembari terkekeh, kemudian pergi menuju dapur karena mereka kini sedang di ruang tengah.
Terima kasih pada Dima karena telah berhasil membuat Jihan bersemu atas ucapannya barusan.
"Bisa-bisanya tuh cowok bikin gue klepek-klepek kayak gini." Jihan menahan senyumannya saat ucapan Dima tadi mengalun.
Tiba-tiba suara bel terdengar, itu pasti pesanan mereka yang sudah datang karena tadi Jihan yang memesan makanan lewat delivery, karena malam ini dirinya yang malas memasak.
Jihan hendak meraih jilbab blus nya yang tersampir di atas sofa untuk di pakai, namun Dima tiba-tiba datang dari arah dapur seraya berucap, "Udah, biar saya aja. Kamu ribet mesti pake jilbab dulu."
Jihan mengedikkan bahunya dan kembali melanjutkan aktivitas mengerjakan tugas kuliah.
Dima datang dengan menenteng plastik yang berisikan makanan, lelaki itu berjalan menuju meja makan "Udahan dulu belajar nya, sekarang makan dulu."
"Tanggung dikit lagi, kalau nanti suka males ngerjain." sahut Jihan masih dengan posisi yang sama, duduk di atas karpet beludru sembari menulis tugasnya di atas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
INARA : BAD WIFE [SELESAI]
Чиклит[FOLLOW SEBELUM BACA] Pernikahan muda yang mereka jalani sama sekali tidak mengubah apapun, termasuk sikap dan perilaku Inara yang masih urakan dan bebal. Akankah pernikahan itu bertahan lama atau menyerah di tengah jalan? "Lho, kok malah tidur. Ng...