Jangan lupa Vote sebelum atau sesudah membaca untuk menghargai karya penulis!
Happy Reading 💜
•••
Jihan menoleh pada Dima dengan mata mengerjap, "Lo tahu dari siapa?"
Dima melirik sebentar, "Ternyata benar. Jadi, nama pacar kamu Diyar?"
"GUE TANYA, LO TAU DARI SIAPA?!" teriak Jihan kepalang kesal karena pertanyaannya tak di indahkan sama sekali.
"Gak penting saya tahu dari siapa, yang jelas sekarang kebohongan kamu sudah terbongkar, Jihan"
"Saras yang kasih tahu lo?"
"Saya dan Saras gak sedekat itu sampai dia memberitahu hal ini pada saya," jawab Dima yang malah membuat Jihan semakin jengkel di tempatnya. Apalagi melihat reaksi Dima yang seolah biasa saja malah membuat Jihan merasa di remehkan oleh lelaki itu.
Namun, beberapa menit setelahnya terdengar helaan napas Dima yang terdengar lirih. Masih dengan pandangan lurus ke depan, Dima berucap "Jihan, tolong lepaskan lelaki itu dan jalani hidup kamu sebagai istri saya"
"Maksud lo apa! Lo minta gue buat putusin Diyar?!" tentu tidak bisa! Jihan sudah bertindak lebih untuk mempertahankan hubungannya bersama Diyar, mana mungkin ia akan melepaskan Diyar hanya karena mendengar permohonan suaminya ini.
"Ya. Apa kamu gak memikirkan bagaimana jika tetangga tahu bahwa kamu memiliki hubungan dengan lelaki lain, padahal kamu sendiri sudah memiliki seorang suami" tutur Dima halus, semoga saja gadis itu luluh setelah mendengar penuturannya.
Jihan terkekeh meledek, kemudian menoleh pada Dima yang kini sama tengah menatapnya, "Gue gak peduli sama sekali sama omongan mereka! Sampai kapan pun gue gak bakal lepasin Diyar, asal lo tahu itu!" sahut Jihan keukeuh.
"Ina! Kapan kamu akan sadar, jika hubungan yang kamu jalani bersama lelaki lain itu adalah sebuah dosa. Sama saja kamu seperti berselingkuh secara terang-terangan!" Dima mulai hilang kendali karena Jihan yang begitu keukeuh ingin terus bersama lelaki yang bukan mahramnya.
"Emang itu yang gue mau! Gue muak karena mesti sembunyi-sembunyi ketemu sama Diyar. Kalo lo gak terima yaudah, gue gak peduli sama izin lo! Oh, atau gini aja deh____" Jihan membenarkan posisi duduknya kemudian melanjutkan ucapnya, "Gue izinin lo bawa cewek, bebas terserah lo. Mau itu temen kerja lo, atau temen kampus lo, kayak Gina contoh____"
"INA!!" sentak Dima yang kontan menghentikan ucapan Jihan, gadis itu mengepalkan tangannya karena amarahnya semakin terpancing setelah lelaki di sampingnya membentak.
"Jaga ucapan kamu, kita bicarakan semuanya baik-baik,"
Dima memutar kemudi nya untuk menepikan mobil, tidak baik berkendara dengan emosi yang menguasai dirinya saat ini, bisa-bisa sesuatu yang tidak diinginkan akan terjadi.Setelah mobil berhenti, Dima tidak langsung mengutarakan isi hatinya. Dima memejamkan matanya serta membasahi bibirnya yang terasa kering. Kemudian, dengan emosi yang sudah sedikit berkurang, Dima menoleh pada Jihan yang menatapnya tajam.
Dima menghela napas sebelum berucap, "Ina, saya tahu kamu belum bisa menerima pernikahan ini, saya sangat tahu. Tapi, setidaknya bisakah kamu menghargai saya sebagai suami kamu? Saya tidak izinkan kamu berhubungan dengan lelaki lain," Dima berucap dengan nada tenang, tidak ingin membuat Jihan semakin terprovokasi.
"Hentikan hubungan kalian ya? Putuskan lelaki itu demi___"
"Demi apa? Demi pernikahan ini? Cih! Nggak sudi banget gue!" Jihan membenarkan posisi duduknya sehingga saling berhadapan dengan Dima, "Denger ya Dima, sampai kapan pun gue gak akan pernah lepasin Diyar, begitu pun sebaliknya! Udahlah, gue gak mau memperpanjang masalah ini, cape!" ketus gadis itu seraya mengubah posisinya kembali menjadi menghadap depan dengan tangan bersedekap.
KAMU SEDANG MEMBACA
INARA : BAD WIFE [SELESAI]
ChickLit[FOLLOW SEBELUM BACA] Pernikahan muda yang mereka jalani sama sekali tidak mengubah apapun, termasuk sikap dan perilaku Inara yang masih urakan dan bebal. Akankah pernikahan itu bertahan lama atau menyerah di tengah jalan? "Lho, kok malah tidur. Ng...