42| Gara-gara Timun

521 34 0
                                    

Jangan lupa Vote sebelum atau sesudah membaca untuk menghargai karya penulis!

double update niee uhuyyy 😋🙌

Happy Reading 💜

•••

"Mas, mana timun pesenan aku?" Jihan menyambut Dima dengan wajah sumringah.

Seolah tersadar Dima menoleh pada Jihan dengan raut bersalahnya, "Astagfirullah, saya lupa..." bahu Jihan merosot lemas setelah mendengarnya.

Padahal di cuaca dingin seperti ini Jihan sangat menginginkan timun mentah segar. Namun, Dima merusak semua ekspetasinya.

"Sekarang saya beliin ya? Pasti masih buka kok," Dima hendak berbalik menuju pintu, namun Jihan segera menahannya.

"Nggak perlu mas, aku udah nggak mood." lagipula waktu sudah malam, ditambah dengan cuaca diluar yang masih hujan membuat Jihan tak ingin Dima keluar hanya untuk sebuah timun.

Dima menggenggam tangan Jihan, "Maaf, saya lupa. Besok saya akan belikan." Jihan tak tahu harus menjawabnya bagaimana, ia hanya menganggukkan kepalanya pelan.

"Ya udah, sekarang mandi dulu. Terus nanti makan, aku udah masak." Jihan melepas genggaman itu dengan senyuman tipis.

Dima menatap punggung istrinya dengan rasa bersalah yang menggunung, ini salahnya juga karena melupakan pesanan istrinya. Padahal saat ia hendak pulang tadi, ia berencana mampir ke supermarket untuk membeli timun.

Yang Dima lakukan sekarang hanya menghela napas panjang kemudian menghembuskannya kembali. Kemudian Dima naik ke lantai dua untuk membersihkan diri.

Selang setelahnya kini mereka berdua berada di atas kursi meja makan masing-masing, dengan keadaan yang hening. Dima merasakan atmosfer di sekitar mereka sedikit canggung, atau ini hanya perasaannya saja?

Perlahan namun pasti, Dima mengangkat kepalanya untuk melihat gadis yang berada di depannya, sedangkan Jihan masih fokus dengan makanannya.

"Ina...." panggil Dima membuat Jihan lantas mendongakkan kepala.

"Kamu nggak marah 'kan?" tanya Dima hati-hati.

Jihan mengangkat kedua alisnya heran, "Marah? Marah kenapa? Aku biasa aja kok," Jihan menerbitkan senyuman kecil.

"Kamu diam terus dari tadi."

Jihan terkekeh, "Kan katanya kalo lagi makan jangan sambil ngobrol, itu kamu loh mas yang pernah bilang." Jihan masih terkekeh.

Dima tertegun untuk sesaat, benar juga. Tapi, ntah kenapa ia merasa ada yang aneh dengan sikap istrinya. Seperti ada setitik rasa kecewa di setiap kata yang gadis itu lontarkan.

Setelah makanan di kedua piring mereka habis tak tersisa dan hanya menyisakan sendok dan garpu saja, Jihan hendak beranjak untuk membereskan peralatan makannya, namun hal itu di cegah oleh Dima yang kontan membuat gadis itu mengernyit heran.

"Ada apa mas? Mau nambah lagi?" Jihan menyunggingkan senyum.

Dima lantas menggeleng, lalu maniknya menatap istrinya lekat. Jihan yang ditatap begitu lekat tentu merasa salah tingkah.

INARA : BAD WIFE [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang