𝑫𝒆𝒕𝒆𝒏𝒕𝒊𝒐𝒏

1.1K 122 45
                                    

Di kejadian selanjutnya, Cedric terus meminta maaf pada gadis itu dan menceritakan alasan-alasan mengapa ia menjauhinya selama ini, dan tentunya Karen mamaafkan hal tersebut, walapun tadi dia sempat melempar daun daunan kering pada Cedric karena merasa kesal.

Pada akhirnya mereka berbaikan lagi.

Cedric dan Karen berjalan menuju kastil, saat di perjalanan Karen merasakan bahwa kakinya seperti terasa lemas dan susah digerakan. "Kau baik baik saja?" Tanya Cedric khawatir.

Karen mengangguk, namun itu tidak dapat membendungi rasa cemas yang dirasakan Cedric. Dia kemudian memeriksa kaki gadis itu yang ternyata mendapati luka. "Kenapa kau tidak memberitahu padaku kakimu terluka?" Cedric bertanya dengan nada lembut.

"Aku sendiri tidak tahu kalau kakiku terluka"

Tanpa bicara, Cedric berlutut dan mengeluarkan tongkatnya. "Mantra Episkey lagi? Oh ayolah, aku tidak mau" Karen segera menarik kakinya menjauh.

"Tidak ada cara lain agar kakimu sembuh. Aku sudah menyempurnakan kemampuanku dalam Mantra Episkey agar bisa selalu mengobatimu, yakinlah padaku"

"Tapi aku tetap tidak mau Ced! Aku kapok!"

"Baiklah" Cedric tersenyum dengan tulus, dan Karen malah bingung dibuatnya saat Cedric pergi meninggalkannya sendirian. "Apa dia marah padaku?" Gerutu Karen kesal. "Yasudah aku tidak peduli, aku bisa berteleportasi"

Namun niatnya itu diurungkan saat Cedric kembali dengan membawa sebuah tanaman. "Untuk apa itu??" Tanya Karen.

Cedric tidak menjawab, melainkan ia kembali berlutut dan meneteskan getah pohon itu pada luka yang ada di kaki gadisnya. "Aww" Karen meringis, perih.

"Ini tanaman byhtadieen, bisa menyembuhkan luka apapun dalam sekejap. Meskipun pada awalnya akan terasa perih, namun nanti kau tidak akan merasa sakit lagi"

Cedric kembali meneteskan getah tersebut sambil meniup niup lukanya agar cepat kering. "Aku menyesal selalu bolos kelas Herbiology, ternyata banyak tanaman yang bisa kumanfaatkan"

Cedric tertawa ringan sambil geleng geleng kepala. "Kau mengatakan hal itu sekarang, tapi nanti kau akan melupakannya dan kembali bolos."

"Kau selalu tau aku Ced" Gadis itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Malu.

"Sudah selesai" Cedric membuang tanaman tersebut dan kembali berdiri di samping Karen. "Sudah?" Tanya Karen tidak percaya.

Karen merasakan bahwa kakinya tidak sakit lagi dan dia merasa bangga kepada Cedric. "Kita lanjutkan perjalanan? Atau kau masih mau berduaan denganku disini?" Cedric menggodanya.

Karen menginjak kaki Cedric dan memutarkan bola matanya, berjalan meninggalkan Cedric di belakang.

"Hei!" Teriak Cedric tidak terima. "Hati hati Karen, atau nanti kau akan terluka lagi, lihat jalan sekitarmu banyak semak belukar"

Percuma saja, Karen tidak menggubrisnya dan malah berlari. Cedric si pemuda sabar dan pengertian hanya bisa geleng-geleng sambil menyusul gadisnya.

"Apa kau mengantuk?" Tanya Cedric kala melihat Karen menguap lebar, matanya juga terlihat hanya setengah terbuka. Melihat hal tersebut, Cedric langsung menghentikan langkahnya dan membungkuk, memberi isyarat agar Karen naik ke atas punggungnya. "Aku tau kau mengantuk, sini biar aku yang menggendongmu"

Sungguh Cedric yang pengertian, pikir Karen. "Tidak apa kan?"

Cedric menggeleng, tersenyum lebar.

"Tidak untuk gadisku"

𝐓𝐇𝐄 𝐋𝐀𝐒𝐓 𝐇𝐎𝐑𝐂𝐑𝐔𝐗  ⇄  𝑲 . 𝘱𝘰𝘵𝘵𝘦𝘳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang