Hari semakin sore, langit yang tadinya berwarna biru cerah berganti menjadi biru gelap, dengan beberapa goresan orange, membuat langit tampak semakin indah. Pertandingan Quidditch sisa beberapa jam lagi dari sekarang, Karen keluar dari tenda perempuan, ketika mendapati Harry sedang berbincang dengan seseorang, Oliver.
"Hai Olie!" Gadis itu berlari menghampirinya, "eh —hai Karen, aku terlalu sibuk bicara sama Harry, sampai-sampai aku lupa belum menemuimu." Oliver berkata, sambil memeluknya.
"Kau memang jahat tau, dan kenapa juga jarang sekali mengirimiku surat, huh? Terlalu sibuk dengan Quidditch?"
"Tidak begitu anak manis, aku hanya tidak ada waktu untuk menulis surat untukmu, sekarang aku sudah menjadi pemain cadangan Quidditch Internasional —aku minta maaf." Oliver mengusap pipi gadis itu dengan lembut.
"It's okayy Olie, ah ya ... bagaimana hubunganmu dengan Katie?"
Katie? Ya, kalian tidak salah dengar. Oliver sadar bahwa dia tidak mungkin memiliki kesempatan untuk mendapatkan Karen, atau sekedar mencuri hatinya. Jadi pemuda itu mulai move-on.
Oliver mulai menganggap bahwa Karen seperti adiknya sendiri.
Karena Karen sendirilah yang memintanya begitu, supaya Oliver tidak sakit hati di kemudian hari.
"Tidak berjalan lancar, Katie benar benar bukan tipe gadis yang kuimpikan, dia tidak mengerti aku. Dia selalu bilang kalau aku terlalu terobsesi dengan Quidditch sampai sampai mengabaikannya," helaan nafas panjang keluar dari mulut Oliver, Karen dan Harry memandang satu sama lain, merasa iba. "Dia itu tidak sepertimu, Karen ... "
"Mungkin dia belum bisa mengerti, bukan tidak mengerti. Katie butuh waktu untuk memahimu," Karen menepuk-nepuk punggung Oliver, namun dengan keras sehingga sang empu meringis, membuat Karen dan Harry tertawa seketika. "Sudahlah jangan galau, masa seorang kapten Quidditch galau, ah tidak elit sekali"
"Sekarang, siapa yang mau menemaniku berbelanja suvenir Quidditch?" Tawar Karen.
"Aku harus membantu Mr Weasley, nanti aku nitip saja ya Cupcake. Belikan aku topi Shamrock, aku kan pendukung Irlandia."
"Uangnya mana?"
"Kalau itu ... " Karen merasakan hawa hawa tidak enak ketika Harry memegang tangannya, "menraktir kakakmu sekali kali dong, kan uangmu banyak tuh, masa pelit ke kakak sendiri?"
Bertindak selayaknya seorang adik yang baik-hati, Karen melepaskan tangan kakaknya, lalu tersenyum, "aku akan membelikannya sebagai hadiah natal lebih awal dariku."
"KAU MEMANG ADIK YANG TERBAIK!"
"Natal selama 7 tahun, maksudku."
Harry yang tadinya bersorak gembira, membelak kaget, matanya melotot dengan mulut yang terbuka lebar, "apa apaan?!"
"Aku becanda, kenapa kau serius sekali," tawa gadis itu memuncak ketika melihat Harry yang kelihatan sebal sekali. "Tadi kalau aku bawakan cermin, pasti kocak sekali. Harry! Kau mirip Dudley kalau lagi kaget!"
"Begitu ya? Kau samakan aku dengan si jelek besar itu? Kakakmu ini sangat tampan, tau tidak. Bahkan para gadis Hogwarts juga banyak yang mengejar ngejarku—"
"Lalu kenapa masih single sampai sekarang?"
"Itu karena tidak ada gadis yang cocok denganku. Aku menolak gadis gadis itu karena aku tidak suka mereka."
Oliver masih berada disana, membenarkan posisinya untuk melihat pertunjukan yang ada didepannya, "heleh, bilang aja kakak suka sama Cho! Iyakan iyakan —ih Olie, ternyata Harry selama ini menjadi pemuda galau, awas nanti cerita percintaanmu mirip Snape."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐇𝐄 𝐋𝐀𝐒𝐓 𝐇𝐎𝐑𝐂𝐑𝐔𝐗 ⇄ 𝑲 . 𝘱𝘰𝘵𝘵𝘦𝘳
Fanfiction‹⌇ #⃞ on going ∦ 𝗵𝗼𝗴𝘄𝗮𝗿𝘁𝘀 › the last horcrux ʚɞ ˖ ! 𝘭𝘪𝘧𝘦 𝘪𝘴 𝘵𝘰𝘰 𝘥𝘢𝘯𝘨𝘦𝘳𝘰𝘶𝘴 𝘧𝘰𝘳 𝘩𝘢𝘳𝘳𝘺'𝘴 𝘴𝘪𝘴𝘵𝘦𝘳 ──── ℘ 𝐈𝐍 𝐖𝐇𝐈𝐂𝐇 tentang seorang gadis yang merupakan anak kedua dari keluarga potter dan tak disan...