𝑺𝒆𝒄𝒐𝒏𝒅 𝑻𝒂𝒔𝒌

627 79 50
                                    

Tugas kedua akan dimulai esok hari sedangkan Karen sama sekali belum menemukan petunjuk bagaimana cara bertahan dalam air selama satu jam. Yah bagaimana mau menemukan kalau dia saja tidak pernah ingin tahu soal tugas kedua, dia acuh saja.

Sementara Draco terus terusan mengomelinya karena gadis itu sama sekali terlihat tidak tertarik dengan tugas kedua kali ini -kurang berbahaya katanya tidak seperti saat menghadapi naga- padahal jelas tugas kedua lebih berbahaya dan Draco khawatir sekali padanya.

"Dengar Karen, aku sepertinya sudah menemukan cara bagaimana kau bisa bertahan dalam air selama satu jam walaupun aku tidak yakin akan sepenuhnya berhasil," ucap Draco. Saat ini mereka berdua sedang berada di perpustakaan.

"Bagaimana?" tanya Karen.

"Kau mungkin bisa bertransfigurasi menjadi kapal selam, tapi kita belum diajarkan transfigurasi pada manusia, kita akan belajar itu di kelas enam," kata Draco. "Maka dari itu aku memikirkan caranya supaya kau bisa bertransfigurasi."

Karen mengangkat sebelah alisnya, penasaran dengan ide Draco.

"Besok kan ayahku pasti akan datang menonton, aku akan memintanya untuk menyihirmu dan membuatmu bertransfigurasi menjadi kapal selam."

"Meminta ayahmu melakukannya padaku? Tidak! Itu ide buruk Draco, bagaimana kalau dia malah menyihirku menjadi yang lain? Seperti menyihirku menjadi nanah? Aku tidak mau itu."

"Kau tenang saja Karen, ayah pasti akan menuruti permintaanku. Dan jangan khawatir, dia tak akan menyihirmu jadi hal hal konyol kalau aku yang memintanya sendiri."

Karen menidurkan wajahnya diatas buku buku, memikirkan matang matang ide dari Draco. Kalau dia menolaknya maka Karen tidak memiliki cara bisa bertahan di dalam air selama satu jam dan sudah dipastikan dia bisa mati tenggelam.

"Bagaimana? Kau setuju kan?" tanya Draco, pada akhirnya Karen mengangguk.

"Dray, sungguh aku tidak mau mengikuti turnamen ini, apa boleh mengundurkan diri saja?" Keluhnya, merasa bahwa turnamen ini akan membawa malapetaka besar bagi dunia sihir.

"Mengundurkan diri? Mana bisa, lagipula kau sudah terlanjur ikut masa mau mengundurkan diri sih, ini kesempatan besar bagimu." Jawab Draco seraya mengembalikan buku buku ke dalam rak.

"Aku takut kalau mimpiku beneran kejadian."

"Mimpi apa?"

Baru saja Karen akan menjelaskan, tiba tiba Professor Moody datang menghampiri, menganggu mereka berdua. "Maaf ganggu kencan kalian, tapi Malfoy dipanggil oleh Snape."

"Ogah aku kencan dengan dia," ucap Karen dan Draco secara bersamaan.

"Bisa nanti saja tidak Professor? Ada hal yang harus kubicarakan dengan Draco, ini penting."

"Tidak bisa Potter." Moody melihat Karen walaupun matanya yang lain melihat ke arah Draco. "Lagian kau harus beristirahat, besok tugas kedua akan dimulai pagi sekali dan jangan sampai terlambat bangun."

Karen mendengus kesal.

"Sudah tak apa, aku akan bicara lagi denganmu lagi nanti okey? Aku tidak akan lama." Ucap Draco, kemudian dia pergi bersama Moody.

Beberapa menit setelah kepergian Draco, Karen yang merasa jenuh tidak ada teman mengobrol lantas keluar dari perpustakaan. Dia bingung harus melakukan apa karena yang jelas Karen tidak bisa tidur.

Pada akhirnya gadis itu luntang lantung sendirian mengelilingi Hogwarts, mencari cari siapapun yang bisa dia ajak bicara, namun malam ini Hogwarts sangat sepi, sepertinya mereka semua sudah terlelap karena harus menyiapkan energi untuk menonton pertandingan esok hari.

𝐓𝐇𝐄 𝐋𝐀𝐒𝐓 𝐇𝐎𝐑𝐂𝐑𝐔𝐗  ⇄  𝑲 . 𝘱𝘰𝘵𝘵𝘦𝘳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang