Profesor Lupin belum ada ketika mereka tiba untuk mengikuti pelajaran pertama Pertahanan terhadap Ilmu Hitam bersamanya. Mereka semua duduk, mengeluarkan buku, pena bulu, dan perkamen masing masing.
Saat Karen sedang iseng iseng mencoret-coret di papan tulis, Profesor Lupin masuk. Lupin tersenyum samar kala melihat sahabat anaknya yang masih belum menyadari kedatangannya, dia kemudian berdehem dan Karen menghentikan kegiatan mencoret papan tulis lalu berbalik arah, melihat Profesor Lupin.
"Eh? Maaf Profesor, tadi aku sedang menggambar ini" dia menggeser badannya kesamping, memperlihatkan sebuah tulisam besar bertuliskan 'Welcome back our favorite teacher'
Lupin tersenyum sekali lagi, maju berjalan untuk menaruh tasnya di meja guru. "Terimakasih atas penyambutannya nona potter, sekarang kembalilah ke bangkumu" kata Lupin lembut.
Karen mengangguk paham dan dia duduk kembali di samping Harry, kakaknya yang telah menghela nafas beberapa kali. "Kau aneh aneh saja, untung Profesor Lupin tidak marah" bisik Harry yang hanya dihadiahi cekikian dari sang adik.
"Selamat sore" kata profesor Lupin "Silakan masukkan kembali semua buku kalian ke dalam tas. Hari ini kita praktek. Kalian hanya akan perlu tongkat."
Para murid menyimpan kembali buku buku mereka sambil bertukar pandang ingin tahu. Mereka belum pernah praktek dalam pelajaran Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam.
"Baiklah" kata Profesor Lupin, ketika semua sudah siap "Ayo, ikut aku."
Dengan rasa bingung dan tertarik anak anak mengikuti Profesor Lupin menyusuri koridor dan membelok sudut, yang pertama mereka temukan adalah Peeves si hantu jail, yang sedang melayang terbalik dengan kepala di bawah dan menjejalkan permen karet ke lubang kunci terdekat.
"Hai Peeves" Karen berseru menyapanya, si hantu jahil tersenyum kearahnya dengan badan yang masih terbalik "Oh hai Karen, lihat! Aku sedang dalam proses mengerjai tuan Filch yang terhormat"
"Keren, lain kali kau harus mengajaku" Bisik karen sambil mengedipkan sebelah matanya. Anak anak rupanya sudah tidak kaget lagi dengan kedekatan Karen dan Peeves, dia dan kedua sejolinya memiliki pikiran yang sejalan dengan hantu Hogwarts yang satu ini, yaitu menjahili.
Namun ini adalah hal baru bagi Profesor Lupin, dia menggelengkan kepalanya mengingat bagaimana dulu James, ayah gadis itu juga dekat dengan si hantu jahil Peeves.
"Loony, loopy Lupin," Peeves bernyanyi. "Loony, loopy Lupin, loony, loopy Lupin..." Ini sudah keterlaluan sekali, karena loony artinya gila, dan loopy juga berarti agak gila atau sinting. Walaupun memang hampir selalu kurang ajar dan tak bisa diatur, Peeves biasanya masih hormat terhadap para guru. "loony, loopy lu-"
"Peeves kalau kau melanjutkan lagi nyanyianmu maka akan kupastikan aku dan sikembar tidak akan bermain dan mengajkmu lagi" Ancam Karen, kali ini dia serius karena meskipun Peeves adalah temannya, dia tidak mau jika Profesor Lupin diejek olehnya. "Baiklah, kau sudah marah, aku tidak akan melanjutkan nyanyianku untuk sekarang ini, mungkin nanti aku bisa iyakan loopy"
"Peeves!"
Semua anak cepat-cepat memandang Profesor Lupin, ingin tahu bagaimana reaksinya mendengar ejekan ini. Betapa herannya mereka, Lupin masih tetap tersenyum. "Akan kukeluarkan permen karet itu dari lubang kunci, kalau aku jadi kau, Peeves" katanya ramah.
"Mr Filch tak akan bisa masuk untuk mengambil sapunya."
Profesor Lupin menghela napas dan mengeluarkan tongkatnya. "Ini mantra kecil yang berguna" Katanya seraya menoleh kepada murid muridnya. "Lihat baik-baik." Dia mengangkat tongkatnya setinggi bahu, berseru "Waddiwasi!" dan mengacungkannya kepada Peeves.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐓𝐇𝐄 𝐋𝐀𝐒𝐓 𝐇𝐎𝐑𝐂𝐑𝐔𝐗 ⇄ 𝑲 . 𝘱𝘰𝘵𝘵𝘦𝘳
Fiksi Penggemar‹⌇ #⃞ on going ∦ 𝗵𝗼𝗴𝘄𝗮𝗿𝘁𝘀 › the last horcrux ʚɞ ˖ ! 𝘭𝘪𝘧𝘦 𝘪𝘴 𝘵𝘰𝘰 𝘥𝘢𝘯𝘨𝘦𝘳𝘰𝘶𝘴 𝘧𝘰𝘳 𝘩𝘢𝘳𝘳𝘺'𝘴 𝘴𝘪𝘴𝘵𝘦𝘳 ──── ℘ 𝐈𝐍 𝐖𝐇𝐈𝐂𝐇 tentang seorang gadis yang merupakan anak kedua dari keluarga potter dan tak disan...