𝑷𝒓𝒆𝒑𝒂𝒓𝒂𝒕𝒊𝒐𝒏𝒔

977 87 258
                                    

"Paket untukmu Mr. Weasley," kulihat Nigel membawakan sesuatu untuk Ron, sepertinya hadiah dari bibi Molly, walaupun aku mengharapkan itu adalah sebuah Howler.

"Thanks Nigel," kata Ron.

Orang biasanya akan langsung pergi kalau sudah mendapat kata terimakasih, namun rupanya Nigel masih berdiri, sedari tadi dia terus terusan memandangiku dan Harry.

Apa dia mau minta upah pada kami?

"Jangan sekarang Nigel, nanti saja." Ron berlagak sedikit mengusirnya, kasian sekali Nigel.

Sudah disuruh suruh malah diusir usir.

Mione menatap tajam Ron, bergumam "Ada apa?" walaupun tak ada suara namun mulutnya bergerak seperti itu.

"Kukatakan padanya akan kumintakan tanda tangan Harry dan Karen kalau mau mengambilkan paketku." Dengan rasa tidak ada dosa Ron berkata begitu, sampai sampai kepalanya dipukul Mione.

Bisa bisanya dia menjual namaku dan Harry.

Mungkin lain kali aku mau pinjam nama Ron juga.

"Kalau nanti aku mengambil sebungkus coklat dari HoneyDucks akan kukatakan saja pada pemilik toko kalau Ron yang akan membayarnya."

"Jangan mengada ngada Karen, kenapa kau gunakan namaku sebagai jaminan? Aku kan tidak menyuruhmu."

"Siapa suruh jual namaku sembarangan," aku bangkit menyusul Nigel sambil menjulurkan lidah pada Ron, sang empu mendengus kesal.

"Dan begitulah bisnis berjalan kalau dengan adikku, Ron." Dari kejauhan kudengar Harry mengatakan hal itu yang membuatku berbalik badan, memberikan dua jempolku padanya.

Kuhampiri Nigel yang rupanya nampak sedih, entah karena tidak dapat upah atau karena Ron mengusirnya. Nigel keliatan sangat senang saat aku menghampirinya.

"Karen, Karen, boleh aku minta tanda tanganmu?" dengan antusias dia mengeluarkan buku catatannya dan sebuah pena, memberikannya padaku untuk ditanda tangani.

Ayah, aku terkenal sekarang.

Saat aku sedang menandatangani buku Nigel, seseorang tiba tiba menarik bukunya, menyeringai ke arah Nigel sambil ikut menyumbangkan tanda tangannya, "kau tau. Aku lebih terkenal darinya."

"Dijual pun gak akan laku tanda tanganmu Draco," ucapku kesal.

Anaknya paman Lucius main rebut rebut aja sih.

"Nih ambil." Si Ferret memberikan balik buku Nigel yang sudah terisi penuh tanda tangan seorang Draco Meteor —Malfoy maksudku. "Sudah sana pergi." Usirnya, untung Nigel tidak tersinggung dan mengucapkan terimakasih.

Draco menarik tanganku agar menepi di sebuah Pilar, kukira dia akan membunuhku.

Tapi masa sih dia berani?

"Aku sudah dapat petunjuk tentang tugas keduamu," bisiknya. Kemarin malam aku cerita pada Draco tentang tugas keduaku —sebenarnya dia yang memaksa sih, katanya biar membantuku.

Padahal bilang saja cuman kepo.

"Wow. Kau betulan mencari tahunya? Kupikir kau cuman penasaran dan tidak akan peduli soalnya aku tidak peduli."

Plak

Kepalaku digeplak si Ferret.

"Kau ini peserta macam apa sih, bukannya cari tahu malah diabaikan. Ingat Karen, ini pertandingan Triwizard, bisa saja berbahaya jadi kau harus berhati hati."

Apa apaan si Ferret ini, sudah menggeplak kepalaku sekarang malah ngomel ngomel.

Kurasa aku akan meminta izin pada bibi Narcissa agar menjadikan Draco sebagai ibuku saja deh.

𝐓𝐇𝐄 𝐋𝐀𝐒𝐓 𝐇𝐎𝐑𝐂𝐑𝐔𝐗  ⇄  𝑲 . 𝘱𝘰𝘵𝘵𝘦𝘳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang