𝑽𝒐𝒍𝒅𝒆𝒎𝒐𝒓𝒕

643 78 36
                                    

Aku terbangun dan melihat orang orang yang mengerumuniku menangis, bahkan aku baru sadar kalau Fred menangis tersedu sedu sambil memelukku. Mataku belum terbuka sepenuhnya, baru sebelah, itupun sedikit kayak orang petet.

Namun saat aku membuka mata sepenuhnya, mereka semua menjadi heboh.

"Adik kecil!"

"Kau hidup Karen!"

"Akhirnya kau selamat!"

"Oh demi merlin! Terimakasih sudah mengembalikan Karen kepada kami!"

Mereka bersikap seakan akan baru kehilanganku, "Memang aku kenapa?" tanyaku yang masih kebingungan.

"Kau barusan ... aku tidak bisa membayangkannya!" Ucap Fred sambil mengusap air matanya. Aku tertawa kecil karena baru kali ini melihatnya menangis. "Aku senang melihat tawamu lagi." Kata George.

"Memang aku kenapa sih?"

"Tadi Pomfey bilang kau sudah tiada, bahkan aku sendiri sudah mengecek nafasmu. Dan benar kau tidak bernafas sama sekali, aku sangat terpukul waktu tahu hal buruk itu." Ucap Paman Arthur, mengusap air matanya kemudian mencium keningku. "Aku sudah menganggapmu sebagai anakku sendiri, aku tidak bisa kehilanganmu."

"Jangan tinggalkan kami lagi, nak." Sahut bibi Moly.

Aku bangkit dari posisiku dan aku baru menyadari kalau sekujur tubuhku dipenuhi bekas luka, apalagi di bagian kaki dan tangan yang sudah terlihat seperti memakai tato, kalau sudah begini sih baiknya aku jadi anggota preman saja apa ya ...

Seketika pikiranku teringat pada Harry dan Cedric.

Dan turnamen itu!

"Apa Harry dan Cedric sudah keluar?" tanyaku, mereka semua menggeleng.

"Mereka berdua masih didalam maze, kami masih menunggu siapa pemenangnya." Jawab Profesor Dumbledore yang entah kenapa dia juga ada disini, mungkin turnamennya terlalu membosankan —eh?

Gawat! Itu berati ramalannya belum berhenti! Aku harus bergegas pergi menyelamatkan mereka dan membawa mereka keluar dari labirin itu, bagaimana pun caranya mereka tidak boleh sampai bertemu dengan para pelahap maut.

Atau mimpiku akan menjadi kenyataan.

"Kenapa kau terlihat murung, nak?" tanya paman Arthur keliatan cemas sekali.

Aku hanya menggeleng pelan, lalu kemudian ...

"Hei lihat! Ada burung bersayap!" teriakku sambil menunjuk ke belakang mereka, sehingga otomatis mereka mengalihkan atensi ke arah yang kutunjuk dan disaat itulah aku langsung berteleportasi kembali ke dalam maze.

Lagian aku heran deh.

Kok mereka kepo ya sama burung bersayap?

Bukannya burung memang bersayap?

Begitu sampai di labirin, aku langsung merasakan bekas lukaku semakin sakit. Ini seakan akan ditusuk oleh besi panas. Dan untuk kesekian kalinya aku terhubung dengan Harry, aku bisa merasakan keberadaannya lalu dengan cepat aku menghampiri Harry yang sekarang sudah bersama dengan Cedric.

"Harry! Cedric!" panggilku.

Harry menoleh dan langsung memelukku, berbeda dengan Cedric yang hanya diam ditempat namun aku bisa melihat arti dari pandangannya.

"Kau darimana saja, aku sedari tadi cemas mencarimu kesana kemari!" kata Harry, suaranya terdengar jelas kalau saat ini dia sedang gugup parah. "Dan kenapa kau bisa luka luka begini? Apa yang terjadi padamu sebenarnya?"

"Ceritanya panjang, intinya sekarang kalian harus ikut aku keluar dari maze ini!"

"Apa apaan sih kau ini!" sahut Cedric. "Sampai segitunya kau mau menggagalkanku?"

𝐓𝐇𝐄 𝐋𝐀𝐒𝐓 𝐇𝐎𝐑𝐂𝐑𝐔𝐗  ⇄  𝑲 . 𝘱𝘰𝘵𝘵𝘦𝘳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang