𝑻𝒓𝒊𝒘𝒊𝒛𝒂𝒓𝒅

829 85 163
                                    

Semakin malam, Hogwarts makin ramai. Dapat kulihat beberapa kursi kosong, aku menebak nebak siapa yang akan menempati kursi itu.

Ada tiga kursi kosong, yang paling besar pasti buat Hagrid, terus dua kursinya lagi untuk siapa? Lagian semua Profesor sudah pada duduk, kecuali Hagrid.

"George, menurutmu dua kursi itu untuk siapa?" tanyaku pada george yang kebetulan berada di sebelahku.

"Untuk orang penting," sahut Percy, berada di sisi kiriku, membuat jarak antara aku dengan Fred.

Padahal kan aku tidak mengajaknya bicara.

"Ouch sekarang kau sudah ganti nama jadi George ya?"

"Aku hanya bantu George menjawab pertanyaanmu, belum tentu George tau hal hal penting seperti aku, aku kan orang yang dekat dengan kementrian," kata Percy, menyombongkan diri.

"Dekat ya? Sampai Crouch tidak tau namamu? Siapa namamu? Ah iya ... Perce, nama yang bagus."

Percy menatapku dengan tatapan sebal, memalingkan pandangannya ke arah anak murid kelas satu yang akan segera di seleksi.

"George, menurutmu dua kursi itu untuk siapa?" tanyaku mengulangi, menoleh ke arah kanan, mendapati George sedang memperhatikan Angelina. "Pantas saja dia tak menjawab pertanyaanku, lagi kasmaran rupanya."

"Hee Angelina!" panggilku, membuat Angelina menoleh sekaligus membuyarkan lamunan George. "Kayaknya ada yang suka padamu deh, mau tau siapa?"

"Eh —siapa?" Angelina memerah malu.

Atau salting? Entahlah.

"Nih George, dia daritadi memperhatikanmu—" George tiba tiba menutup mulutku dengan tangannya.

"Kenapa kau buka kartu," bisik George padaku. "Kau membuatku jadi ketahuan, adik kecil. Lihat Angelina sekarang menatapku intens, aku mau salting tapi gengsi."

Aku membanting tangan George yang menutupi mulutku, "tanganmu bau terasi."

Kulihat George mendengus sebal, "jadi benar ya? Kau beneran suka Angelina?"

Tiba-tiba wajah George memerah malu, seperti Angelina. Dia membuang mukanya ke arah lain, seakan tau kalau aku akan menggodanya.

"Ciee George suka Angelina, George-ku sudah besar," aku menyenggol-nyenggol lengan George, "duh George sudah kasmaran, kutebak hatimu sekarang berbunga bunga, dalam perutmu banyak kupu kupunya ya? Apalagi habis disenyumin Angelina."

"Diamlah, adik kecil. Jangan menggodaku dan ingat, aku selalu lebih besar darimu. Dasar anak kecil!"

"Kau tuh anak kecil! Masa nembak Angelina aja gengsi!"

"Hei dengar, aku bukan gengsi ya." George sekarang menoleh ke arahku, "jangan sampai Fred beneran tau kalau aku suka pada Angelina, kalau tidak pasti nanti dia akan marah karena adiknya duluan punya kekasih."

"Oke ... " ucapku, memberikan dua jempol.

"FRED—" lagi lagi George menutup mulutku dengan tangannya yang bau terasi.

Tapi untungnya, teriakanku tadi berhasil membuat Fred menoleh, "ada apa?" tanyanya, keheranan.

Aku menggerakan tanganku karena mulutku masih dibekap.

👉🏻 kutunjuk George
💗 kubuat tanganku membentuk hati
👈🏻 lalu kutunjuk Angelina

"Apa?!" Fred memekik. "Kau benar benar durhaka, George! Aku tak mau bicara padamu! Kau menyembunyikan hal sebesar ini dariku?! Wah wah, sana masuklah ke neraka."

Lalu setelahnya, Fred dan George beradu bacot. Yang satu mengejek adik kembarnya kalau dia akan dibuang dari kartu keluarga, yang satu mengejek kakak kembarnya kalau dia cupu, tak punya keberanian untuk menyatakan perasaannya.

𝐓𝐇𝐄 𝐋𝐀𝐒𝐓 𝐇𝐎𝐑𝐂𝐑𝐔𝐗  ⇄  𝑲 . 𝘱𝘰𝘵𝘵𝘦𝘳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang