𝑺𝒏𝒆𝒓𝒖𝒔

824 90 161
                                    

Karena detensi yang didapatkannya semalam, membuat Karen melewakan jam tidurnya, sehingga hari ini ia harus bangun kesiangan.

"Eh kotak pemberian Cedric mana?"

Gadis itu membuka selimutnya, mengecek lacinya, masuk ke kolong kasur, dan hal yang terakhir dilakukannya adalah masuk ke dalam lemari.

Tapi Karen tidak menemukan kotak yang diberikan Cedric.

"Kotak Cedric hilang ..."

Karen mendudukan kembali dirinya dengan lesu, "apa Cedric akan marah padaku?"

"Mungkin aku akan menemui Cedric nanti, yang jelas harus kulakukan sekarang—"

"AKU TERLAMBAT!" Gadis itu memekik saat melihat jam sudah menunjukkan pukul delapan lewat lima belas menit.

Setelah beres menggunakan seragamnya —walaupun acak acakan, Karen lantas berlari ke kelas Profesor Snape.

Dia tidak punya waktu untuk sarapan.

"Tenang Karen, tenang —semoga hari ini Profesor rapunzel sedang dalam mood yang baik," gadis itu menghela nafasnya, membuka pelan pintu kelas.

Mendapati Snape sudah berdiri di depan pintu, menyilangkan tangannya di depan dada. Wajahnya begitu suram, sehingga sangat empuk bila dijadikan sasaran tomat, pikir Karen.

"Terlambat di hari pertama belajar, young Potter? Oh bagus sekali, sungguh kehormatan bagiku untuk mengurangi poinmu." Kata Snape, tersenyum kecil, "10 poin diambil darimu dan detensi bersihkan ruanganku sepulang kelasku nanti."

"Sungguh mulia sekali dirimi Sna —Profesor Snape," karen tersenyum paksa. "Kemarin hari kepala asramaku sudah memotong 50 poinku, dan sekarang kau pula yang memotongnya."

"Wah keren sekali aku ini, baru dua hari sekolah poin sudah minus, sungguh kuucapkan terimakasih."

Snape mendelik sinis, seluruh kelas memperhatikan mereka. "Duduklah," perintahnya.

"Sudah dari tadi aku ingin duduk," batinnya. Lagi lagi Karen tersenyum paksa, duduk disamping Harry.

"Kau tidak apa apa'kan adik? Matamu terlihat sayu," tanya Harry cemas.

"Aku hanya kurang tidur gara gara detensi Profesor Minnie kemarin malam."

"Terkena detensi dua hari berturut-turut?" sahut Hermione, berada di bangku belakang mereka. "Kau harus perbaiki poinmu, Karen. Kalau kau mendapat poin minus maka kau tidak akan naik kelas."

"Baru dua hari sekolah, Mione. Lagian tahun ini cukup panjang untukku mengembalikan semua poinku, jadi santai saja."

"Bloody Hell Karen!" Pekik Ron, "kau tak mau kan tertinggal kelas, lalu satu angkatan dengan Ginny?"

"Kan memang dari dulu seharusnya aku satu angkatan dengan Ginny."

"Tapi Karen—"

"Kurasa kalian berempat tidak punya niat untuk bergabung di kelasku," satu orang lagi menyambar. Siapa lagi kalau bukan Profesor Snape?

"Perhatikan ke depan atau kupotong poin kalian!"

Hermione dan Ron kembali ke tempat duduk mereka masing masing, begitupun dengan Karen dan Harry yang sekarang menoleh ke arah depan.

Awalnya Karen memang memperhatikan secara serius, tapi lama kelamaan kantuknya menyerang, mungkin ini karena detensi semalaman yang dilakukannya.

"Ayolah mata, jangan tertidur. Kau mau kalau aku menukarmu dengan mata aneh Moody?" Karen menepuk nepuk pipinya sendiri, berusaha menahan kantuk.

𝐓𝐇𝐄 𝐋𝐀𝐒𝐓 𝐇𝐎𝐑𝐂𝐑𝐔𝐗  ⇄  𝑲 . 𝘱𝘰𝘵𝘵𝘦𝘳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang