𝑻𝒉𝒊𝒓𝒅 𝑻𝒂𝒔𝒌

578 70 58
                                    

Tidak terasa hari berlalu dan tugas ketiga dimulai sore ini. Karen sangat cemas dan khawatir jikalau mimpinya menjadi kenyataan, dia sungguh tak ingin kehilangan Cedric dan tentunya Karen juga tidak mau kalau Hogwarts kembali ke masa kegelapan.

Karen berjalan ke lapangan Quidditch, yang sekarang sama sekali tak bisa dikenali. Pagar tanaman setinggi enam meter mengelilinginya. Ada lubang di depan mereka, pintu masuk ke maze. Lorong-lorong di dalamnya tampak gelap dan membuat bulu roma berdiri.

"Wah, istana Oliver jadi begini. Kalau dia lihat pasti akan marah besar!" celetuk Karen.

Lima menit kemudian, tempat duduk penonton mulai terisi. Udara dipenuhi suara-suara bergairah dan gemuruh langkah kaki ketika ratusan pelajar menuju ke tempat duduk mereka.

Langit berwarna biru tua cerah sekarang, dan bintang-bintang mulai bermunculan. Hagrid, Profesor Moody, Profesor McGonagall, dan Profesor Flitwick memasuki stadion dan mendekati Bagman dan para juara. Mereka memakai bintang besar merah yang menyala pada topi mereka, semuanya, kecuali Hagrid, yang memakai bintangnya di bagian belakang rompi bulu tikus mondoknya.

"Kami akan berpatroli di luar maze," kata Profesor McGonagall kepada para juara. "Jika kalian mendapat kesulitan dan ingin diselamatkan, kirim bunga api merah ke udara, dan salah satu dari kami akan datang menolong. Kalian mengerti?"

Para juara mengangguk.

"Jalankan tugas kalian, kalau begitu!" kata Bagman cerah kepada keempat petugas patroli.

"Semoga sukses, Karen. Aku yakin kau pasti bisa, meskipun nanti aku gagal tapi setidaknya kau harus menang, okayy?" bisik Viktor yang berada di sampingnya. Meskipun notabenya dia adalah rival sekarang namun Viktor memberikan semangat kepada Karen yang membuatnya sedikit lega.

Berbeda dengan Cedric, dia yang seharusnya memberi semangat malah bersikap sebaliknya.

Cedric hanya menatap Karen lalu kembali mengalihkan atensinya.

"Kau terlihat gugup, ada apa? Biasanya kau tidak pernah segugup ini?" tanya Harry ketika melihat kaki Karen gemetaran.

"Aku hanya cemas mimpiku menjadi kenyataan," jawab Karen.

Kemarin malam, karena gelisah hebat, Karen menceritakan semua mimpinya kepada Harry. Dia menangis semalaman dalam pelukan kakaknya sehingga sekarang matanya terlihat sedikit bengkak. Karen tidak pernah setakut ini sebelumnya, tapi dia benar benar takut kalau akan kehilangan Cedric selamanya.

Semalam juga Harry tidur dikamar Karen karena dia tidak tega untum meninggalkan adiknya sendirian disaat seperti ini.

Harry menjaganya semalaman layaknya seorang ayah.

"Tenangkan dirimu, cupcake. Aku yakin hal itu tidak akan terjadi. Kita harus terus bersama dalam labirin itu dan tidak boleh terpisah, aku akan selalu menggengam tanganmu." Ucap Harry, mengusap punggung adiknya supaya tidak terlalu gugup.

"Para ibu-bapak, dan hadirin sekalian, tugas ketiga dann terakhir Turnamen Triwizard akan segera dimulai! Saya akan mengingatkan bagaimana posisi nilai saat ini! Posisi pertama ada Karen Potter! Seri di tempat kedua, Cedric Diggory dan Harry Potter. Ketiganya dari Hogwarts" Sorak dan tepuk tangan yang membahana membuat burung-burung dari Hutan Terlarang beterbangan ke langit yang mulai gelap.

"Di posisi ketiga ada Viktor Krum dari Durmstrang! Dan di posisi keempat ada Fleur Delacour dari Beauxbatons!"

"Jadi... setelah tiupan peluitku, Karen" kata Bagman. "Kau masuk pertama kedalam maze."

"Harry, bagaimana dong ini? Kita akan terpisah." Kata Karen, menggoyang goyangkan tangan kakaknya.

"Tidak apa, nanti kau tunggu aku, okayy? Jangan kemana mana dulu sebelum aku masuk."

𝐓𝐇𝐄 𝐋𝐀𝐒𝐓 𝐇𝐎𝐑𝐂𝐑𝐔𝐗  ⇄  𝑲 . 𝘱𝘰𝘵𝘵𝘦𝘳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang