𝑪𝒍𝒂𝒔𝒔 & 𝑫𝒆𝒕𝒆𝒏𝒕𝒊𝒐𝒏

337 37 10
                                    

"Karen ..."

"Karen ..."

Seseorang memanggilku dari kegelapan, tubuhku rasanya sedang dicabik-cabik, entah dimana diriku berada, hampa terasa hidupku tanpa dirimu —eh.

Suasana disini tampak cukup aneh, banyak rak dengan bola bola kristal mirip mainan Professor Trelawaney, oh! Aku masih ingat saat Professor itu menyuruhku untuk membaca ramalan dengan melihat sebuah bola, tapi yang kulihat hanya salju yang berjatuhan.

Aku menyusuri rak-rak itu tanpa cahaya, yah mataku masih normal untuk melihat semua itu, walaupun disini keadaannya sangat gelap, benar-benar gelap seperti masa depan Voldemort.

Aku menyusuri rak-rak itu tanpa cahaya, yah mataku masih normal untuk melihat semua itu, walaupun disini keadaannya sangat gelap, benar-benar gelap seperti masa depan Voldemort

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"AAAAA!"

Aku terbangun.

"Jumpscare banget muka Voldemort, itu si botak kenapa tiba-tiba ada di mimpiku ya? Apa karena aku menyebut nyebut namanya tadi saat di mimpi?"

Memikirkan wajah Voldemort di mimpi saja sudah membuatku muak, apalagi saat bertemu langsung. Wajahnya jelek, botak, tak punya alis, idungnya mirip babi, mulutnya —ugh! Mirip Lucinta luna sebelum oplas.

Tapi omong-omong, Voldemort mirip remaja yang sedang jatuh cinta deh. Dia punya buku diary, dia ngefans padaku, dan labil juga. Tapi dia jelek sih, kalau tampan kayak Barty Jr pasti sudah kupacari.

"Amit-amit!" reflek aku bergumam saat membayangkan Voldemort yang sekarang menjadi pacarku.

Daripada terus memikirkan manusia jadi-jadian itu, aku memutuskan untuk mandi karena sebentar lagi pelajaran PTIH akan dimulai.

Itu artinya ...

"Sial, hari ini akan lebih memuakkan."

Bertemu Voldemort di mimpi saja sudah membuatku muak, apalagi sekarang aku harus bertemu Voldemort persi perempuan dan harus bertatap muka langsung!

Hari ini aku akan menghadapi nenek lampir dikelas —aku tidak sabar melihat bagaimana si nenek tua itu memakai pakaian yang sama seperti di aula kemarin, dengan topi jeleknya itu.

•••

Selesai bersiap-siap, aku bergegas pergi ke kelas, kali ini tidak mampir dulu ke dapur karena aku sedang tak mau bertemu orang berdasi kuning yang sedang kuhindari. Entahlah, moodku sangat labil!

Aku masuk ke kelas dan duduk di samping Harry, Draco tampak memanggilku untuk duduk disampingnya, namun karena ada si Panci Parkinson itu aku jadi malas duduk disana.

"Kau kenapa?" tanyaku pada Harry saat melihatnya murung, dia ini The Choose One tapi murung terus, kenapa ya?

Harry tampak mendekatkan kepalanya padaku dan berbisik, "semalam aku bermimpi tentang Voldemort."

"Aku juga memimpikan Voldemort tau!" seruku, yang berhasil membuat orang-orang menatapku.

"Percuma aku bisik-bisik padamu." Kata Harry.

𝐓𝐇𝐄 𝐋𝐀𝐒𝐓 𝐇𝐎𝐑𝐂𝐑𝐔𝐗  ⇄  𝑲 . 𝘱𝘰𝘵𝘵𝘦𝘳Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang