8

46 10 6
                                    

Kaki Laksa melemas saat melihat Mira yang terduduk di kursi roda sambil fokus memandangi roomchat Juan di ponselnya. Sepertinya akhir akhir ini selama Mira berada di rumah sakit, Juan jadi jarang menghubunginya. Mira terlihat sedih akan hal itu.

Perasaan Laksa mungkin tak salah, sepertinya Mira masih berharap pada Juan. Namun meski itu keinginannya, Mira masih mau menerima Laksa. Masih menghargainya dengan menerimanya meski hanya setengah hati, tidak sepenuhnya menerima.

"Mir,"

Mira langsung memasukan ponselnya pada saku bajunya saat Laksa menghampirinya.

"Kenapa Sa?"

"Gue udah urusin semua administrasinya, kata dokter juga Lo udah boleh pulang hari ini. Cuma inget-"

Mira tersenyum senang.

"Jangan banyak banyak aktifitas dulu kan?"

Laksa tersenyum sambil mengusap ubun ubun Mira lembut.

"Sama jangan terlalu banyak pikiran juga," Mira hanya mengangguk.

"Lo udah telepon bang Jamal buat jemput kita?"

Laksa yang tadi sibuk mengemas barang barang Mira pun langsung terhenti.

"Oh iya gue belum telpon dia, gue telpon dulu kali ya." Laksa mengekuarkan ponsel lalu hendak menekan nomor Jamal.

"Lah ini orangnya nelpon, Sa." Mira memperlihatkan nama Jamal yang tertera di ponselnya.

Laksa cuma ngangguk lalu mengemas barang barang Mira lagi.

"Bang, Lo udah dimana?"

Jamal mengkerutkan keningnya, "Lah gue di kampus, lagi ngerjain tugas. kenapa emangnya?"

"Lah hari ini gue kan pulang, Lo lupa?"

"Kan ada Laksa,"

Mira memutar bola matanya malas.

"Laksa mana kuat nanggung semuanya? Kasian dia udah bawa barang barang gue juga. Masa iya dia yang ngelakuin semuanya sendiri?"

"Loh Mir, Bang Jamal kenapa?"

Mira menjauhkan ponsel dari telinganya.

"Dia masih di kampus dong, dia masih ngerjain tugas katanya."

"Yaudah, kita pulang sendiri aja. Lagian kan ada gue, nanti kita pesen taksi atau kalau ribet nanti gue minta tolong temen temen gue aja buat bawa barang barangnya."

"Tapi kan Sa, barang barang kita banyak. Lo repot pasti,"

"Soal itu gampang, gue bisa urus. Gue punya banyak babu, Udah bang Jamal suruh kelarin aja tugasnya. Nanti udah beres ini gue mau telepon temen temen gue,"

Mira hanya mengangguk lalu menyuruh Jamal untuk tidak menjemputnya.

"Ga ada yang ketinggalan kan?"

"Udah kayaknya," Jawab Mira sambil melirik kearah sekitarnya.

"Yaudah, gue bawa Lo dulu ke depan nanti gue balik lagi kesini buat bawa barang barangnya." Mira hanya mengangguk kaku, karena lehernya masih mengenakan gips.

Laksa membawa Mira berjalan ke arah parkiran. Setelah itu Laksa kembali mengeluarkan ponsel untuk menelpon salah satu temannya, dan mungkin yang sekarang ia telpon adalah Qian.

"Kenapa Sa?"

"Bang, Lo lagi di kostan? Waktu Lo lagi kosong ga?"

"Aduh, Sa. Gimana ya gue masih ada rapat. Kenapa emangnya? Mau minta tolong apa?" Tanya Qian sambil membetulkan letak kacamatanya yang sedikit miring.

Senar Laksara | LucasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang