"Mas mas—"
Laksa yang baru saja mau membuka gerbang kost-an pun malah terurung saat asa seorang ojek online yang memanggilnya.
"Iya mas kenapa?"
"Ini kost-an nya Bu Arum?" Laksa mengangguk sambil menautkan alisnya.
"Iya, kenapa?"
"Mas kenal sama yang namanya Laksa ngga? Kost-an nya ada di lantai dua tapi saya gatau kostannya nomor berapa. Mas tau?"
"Oh itu saya sendiri, mas kirim makanan kan ya?"
"Iya mas, ini pesanannya." Ojek online itu menyodorkan beberapa kantung kresek pada Laksa.
"Mas simpen di motor saya aja dulu, saya mau buka gerbang." Laksa mendorong gerbang besar itu, sedangkan Ojek online itu menggantungnya kresek pesanan yang diberikan om Joshua di motor Laksa.
"Sip, mas. Makasih ya, nanti saya kasih bintang lima." Laksa naik ke motornya dan hendak menggas motornya masuk kedalam halaman kost-an yang terbilang cukup besar itu, namun driver tersebut malah menahannya.
"Loh mas kok langsung sip sip aja? Pesananya belom di bayar loh mas." Laksa cengo.
"Loh kok belom di bayar? Bukannya udah ya? Om saya sendiri yang bilang kalo saya tinggal terima makanannya aja." Jelas Laksa yang membuat driver itu sama sama bingung.
"Tapi disini tertulis belum dibayar mas, mungkin om mas lupas bayar."
Laksa menghela nafasnya, sepertinya hari ini adalah hari sial bagi Laksa.
"Yaudah, berapa totalnya?"
"Ini mas," Driver tersebut memperlihatkan harga yang tertera di layar ponselnya.
"Nih, makasih ya mas."
Driver tersebut menggangguk sebelum memutuskan untuk pergi. Laksa lalu melihat ponselnya yang mendapatkan sebuah pesan.
Om Joshua
Nanti om ganti uangnya hehe
Laksa tak ada niatan untuk membalas pesan itu, ia hanya menggas motornya masuk ke dalam halaman kost-an nya.
Laksa berjalan lunglai ke arah kost-an, lalu saat ia baru saja membuka pintu ternyata Teman yang lain sudah pulang dari kampus.
"Wah anjir lu bawa apa?" Sahut Hendy sambil merebut kantung kresek yang berisi pizza dari tangan Laksa.
"Makanan lah, yakali tai." Laksa membuka sepatu lalu duduk di sofa.
"Banyak juga duit Lo," soal makanan Wira juga pasti ikut heboh, Wira dan Devan langsung menyerbu kotak yang berisikan rujak.
"Laksa abis gajian kayaknya," Sahut Devan dengan mulut penuh.
Laksa yang melihat teman temannya malah meraup makannya pun hanya menghela nafas malas, toh biarin aja nanti juga uang tadi akan diganti oleh Om Joshua. Mood Laksa untuk makan sepertinya sudah benar benar sirna.
"Suram amat muka Lo, kenapa?" Tanya Qian yang baru saja selesai mandi.
"Gapapa," Jawab Laksa sambil meraih satu potongan pizza, dan melahapnya.
"Teon katanya berantem sama Juan tadi?"
"Iya anjir, tadi di kampus pada heboh ngegosipin Teon sama Juan." Iqbal yang sedari tadi hening karena makan martabak pun kini angkat suara.
"Kok bisa sih mereka berantem? Padahal kalo gue liat liat kayaknya Teon ga terlalu Deket sama Juan. Maksudnya mustahil banget kan kalo punya masalah?" Sela Reksa sambil mencolek rujak yang dimakan oleh Wira.