28

30 7 0
                                    

Mira tak henti hentinya berjalan kesana kemari, teleponnya sedari tadi belum juga di angkat oleh Laksa.

"Laksa, Lo kemana sih?" Mira menggigit kukunya pelan.

Setelah hampir satu Minggu Laksa dirawat inap di rumah sakit, sekarang Laksa sudah di perbolehkan pulang kerumah. Karena kondisinya semakin membaik.

Mira mengetuk meja dengan jaru jemarinya, Laksa tak kunjung menjawab teleponnya.

"Halo—kenapa Mir?"

Mira tersenyum saat suara itu kembali terdengar.

"Laksa,"

"Iya? Kenapa?"

"Kita bisa ketemu? Ada yang mau gue omongin." Mira mengigit bibir bawahnya saat Laksa sempat terdiam sesaat.

"Sekarang?"

Mira mengangguk antusias, "Iya sekarang, bisa kan?"

Laksa terdengar sedikit berpikir.

"Kayaknya ngga bisa deh Mir," raut wajah Mira langsung berubah drastis, senyuman nya pudar dalam sesaat.

"Kenapa Sa? Lo marah ya sama gue?"

"Engga, gue nggak marah kok. Gue cuma lagi sibuk aja Mir. Soalnya besok ada tes wawancara."

Mira menatap bayangannya di cermin.

"Ga bisa ya?"

"Next time, ga apa apa kan?" Mira mengangguk meskipun setengah hati.

"Yaudah ga apa apa, btw sema—"

Mira langsung melihat ke arah ponselnya saat Laksa dengan cepat mematikan sambungan teleponnya.

"Loh langsung di matiin? Padahal gue baru aja mau semangatin dia." Mira duduk di pinggiran ranjangnya, sambil tak henti hentinya menatap bayangannya di cermin.

"Gue chat aja kali ya,"

Laksa
Semangat latihan buat tes wawancaranya

M

ira menghela nafas saat Laksa tak membaca pesan darinya, meskipun sebenarnya Laksa sedang online.

"Mungkin Laksa emang sibuk,"

Baru saja Mira mau beranjak dari duduknya, Jasson datang dari arah pintu.

"Teh, jajan yu."

Mira merapikan rambutnya yang berantakan.

"Kemana?"

"Ya cari jajanan di jalan aja, mau ga teh? Jasson lagi laper nih. Jasson yang bayarin jajanannya deh."

"Oke deh, turun dulu sana gue siap siap dulu."
































***








"Lo mau wawancara atau mau apasih? Komuknya masa gitu?" Yesha tertawa saat melihat wajah kocak Laksa.

"Lah emang kenapa? Ganteng perasaan."

Ayesha memukul meja pelan, karena entah sudah keberapa kalinya Ayesha di buat terpingkal pingkal oleh kelakuan Laksa.

"Maksud gue tuh, jangan gitu anjir Komuknya. Kalo Lo ga lulus gimana? Masa iya lu cemberut?"

"Muka gue emang gini tolol, masa iya wawancara sambil cengar cengir? Di sangka sinting gue anjir." Laksa ikut tertawa lalu meminum secangkir teh hangat.

Senar Laksara | LucasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang