"Bang, Laksa kata bang Qian cepet makan."
Laksa menoleh pada Hendy yang menyembulkan kepalanya di pintu kamarnya.
"Nanti gue nyusul, gue masih ada tugas." Hendy mengacungkan jempolnya dan mengangguk dengan mulut penuh.
"Bener ye,"
"Iya," Hendy kembali menutup pintu dan Laksa kembali menatap foto Mira di ponselnya.
Laksa berdiri, lalu membuka lemari dan mengambil celengannya yang tepat di depan bagian celengan itu tertempel foto Mira disana.
Wajah Laksa nampak meringis saat mengguncang celengan tersebut.
"Lain kali gue harus rajin nabung," Laksa terkekeh kecil lalu kembali duduk di kursi sambil menatap wajah cantik Mira di celengan itu.
Lalu tak lama pikiran Laksa kembali tertuju pada kejadian siang tadi di kampus, Laksa teringat pada Mira yang sempat dibentak keras olehnya.
"Lo yang ga pernah tau tentang diri gue, yang Lo tau cuma Juan Juan Juan—"
Laksa menghela nafas saat teringat ucapan ucapannya tadi siang.
"Kenapa Lo harus bentak dia sih Sa?" Gerutunya pada diri sendiri.
Laksa meraih ponselnya, lalu ia membuka roomchat Mira. Laksa baru sadar jika ternyata Mira mengirimi dirinya pesan, namun entah kapan Laksa membuka chat tersebut sehingga ia baru mengetahui jika Mira mengiriminya pesan dari pagi tadi.
"Pantes aja Mira nyangka gue selingkuh sama Yesha," Laksa memijat pelipisnya pelan.
"Asalkan Lo tau ya Mir, mau ada cewek yang lebih cantik dari Lo, ataupun lebih sempurna dari Lo. Gue cuma tetep cinta sama Lo, ga bakal pindah ke yang lain. Karena gue ngerasa gue udah Nemuin cinta gue yang selama ini gue cari."
"Meskipun kenyataannya, Lo masih berharap sama Juan. Tapi gue ga bakal berhenti buat cinta sama Lo, kalaupun nantinya Lo bakal pilih Juan di akhir gue ga bakal pernah nyesel karena gue udah berjuang buat dapetin Lo, mungkin Juan lebih baik dari gue. Tapi kadang gue juga masih minta sama Tuhan supaya hati Lo juga punya rasa yang sama kayak gue, tapi gue ga pernah tau doa gue bakal Tuhan kabulin Kapan. Atau mungkin kadang kadang gue mikir, mungkin Tuhan ga bakal kabulin permintaan gue Karena Lo itu terlalu sempurna buat gue Mir,"
"Gue juga belum tau Mir, apa gue bisa beliin Lo cincin atau ngga. Tapi gue sebisa mungkin nyisihin uang buat beli cincin yang Lo mau."
Laksa meraih ponselnya dan mulai mengirimi Mira beberapa pesan.
Lumiya 💕
Mir
MirLaksa melotot saat Mira dengan cepat membaca pesan itu. Ternyata Mira tak marah padanya?
Namun beberapa detik kemudian senyuman Laksa pudar saat Mira malah langsung offline.
"Lah kok ga dibales?" Laksa mengetikan sesuatu lagi.
Lumiya 💕
Mir
Miy
Miyaaa
Kok ga dibales
Lah beneran offline
Ketauan banget marahnyaLaksa tak membuang waktu, ia langsung menelpon Mira.
"Angkat lah Mir,"
Mira membanting ponselnya pelan ke kasur, lalu ia duduk dengan wajah betenya.
"Apasih, pake nelpon segala. Nyebelin banget," Mira menatap ponselnya yang terus menunjukan panggilan suara dari Laksa.
"Teh Mira, kata mama makan dulu katanya." Jasson masuk bersamaan dengan mendorong pelan Jamal yang duduk di kursi roda.