PLAKKK
"DASAR BAJINGAN!" Bentak Mira pada Juan. Lelaki itu hanya memegangi pipinya yang memerah karena ulah tamparan keras dari tangan Mira.
"Bagus deh kalo Lo udah tau gue bajingan," Juan tersenyum ke arah Mira.
Mira menatap Caitlyn dan Juan bergantian.
"Pas banget ga sih momennya? Dia baru aja di putusin Laksa kan Yang?" Juan mengangguk sambil mengusap rambut Caitlyn lembut.
"Rasa sakit kamu udah ke bayar kan Lyn?" Mira menatap Juan tak percaya.
"Gue salah apa sampe kalian berani beraninya hancurin hubungan gue sama Laksa!" Juan terkekeh saat mendengar bentakan Mira.
"Loh kok jadi nyalahin kita? Yang hancurin hubungan Lo sama Laksa ya Lo sendiri lah. Bukan kita," Juan dan Caitlyn tertawa bersamaan.
"Makannya jadi cewek itu jangan bego," Caitlyn mengentuk kening Mira sambil menyeringai kecil.
"Ternyata Lo dari dulu emang beneran busuk,"
Juan tertawa.
"Kalau udah tau busuk kenapa Lo malah mihak sama gue lagi? Udah deh, sekarang Lo udah tau semuanya kan? Semuanya udah jelas kan? Gue deketin Lo karena gue pengen hubungan Lo sama Laksa hancur. Sekarang udah hancur kan? Makasih ya karena udah mau gue begoin." Caitlyn tertawa.
"Sekarang Lo ngerasain sakitnya jadinya gue kan?"
"Gue ga pernah nyakitin Lo," Mira mendorong bahu Caitlyn kasar.
"Lo rebut Laksa dari gue, dan Lo sakitin Juan! Lo sama sama sakitin cowo yang gue sayang!"
Mira kini yang menyeringai.
"Laksa gak suka sama Lo, dan gue ga pernah rebut dia dari Lo!" Tegas Mira dengan tajam.
"Lo tau apa soal hubungan gue sama Juan?" Mira menatap Caitlyn tajam.
"Disini yang brengsek itu Juan, bukan gue." Setelah itu Mira langsung membalikan padan dan memilih pergi.
Mira berjalan menuju halte, ia duduk sendirian disana. Hanya ada beberapa motor yang berlalu lalang disini.
"Kenapa Juan sejahat itu sama gue?" Mira mengusap wajahnya kasar.
"Bisa bisanya dia hancurin hubungan gue sama Laksa," setelah itu Mira menangis.
Ia merasa bodoh, seharusnya ia tetap meneguhkan hatinya pada Laksa bukan malah memihak pada Juan.
Mira telah menyakiti hati setia Laksa, sampai Laksa benar benar berhenti berjuang.
Mira mencoba menelpon Laksa, namun panggilan darinya tak kunjung di jawab.
"Udah jangan nangis, Laksa juga ga bakal angkat telepon dari Lo." Mira menatap pada uluran tangan yang menawarkan tisu padanya.
"Teon-"
Teon langsung membawa Mira kedalam pelukannya, Mira semakin menangis saat Teon memeluknya dengan hangat namun Mira tak membalas pelukan Teon.
"Semarah itu Laksa sama gue Teon?" Isak Mira yang membuat Teon mengusap Surai hitam rambutnya.
"Dia ga marah, cuma dia nyoba ngehindar dari Lo aja."
"Kenapa dia malah ngehindar pas gue udah bener bener sayang sama dia? gue pengen peluk dia gue kangen disenyumin dia, gue kangen ketawa bareng dia."
"Gue tau kok apa yang Lo rasain,"
"Gue nyesel, harusnya gue waktu itu ngehindar dari Juan. Gue kira dia udah berubah tapi ternyata dia tetep brengsek."
"Udah jangan nangis, gue ga suka liat cewe nangis." Teon menyeka air mata Mira perlahan.
"Gue nyesel, gue pengen balik lagi kayak dulu. Gue pengen mulai semuanya dari awal bareng Laksa."
"Tapi Laksa kayaknya udah ga sayang gue lagi,"
Teon menghela nafas.
"Laksa masih sayang Lo, dan rasa itu ga bakal pernah berubah. Gue kenal Laksa, dia kalo udah sayang perasaannya ga bakal pernah bisa berubah."
"Tapi Laksa putusin gue Teon, kalo dia masih sayang gue dia pasti ngajak gue balikan."
"Definisi sayang itu gak selalu harus pacaran, Laksa masih sayang Lo, di hati dia masih ada nama Lo, meskipun Lo udah ga pacaran sama dia tapi di dalam doa dia selalu ada nama Lo,"
"Terus kenapa Laksa malah putusin gue?"
"Karena dia gamau Lo khawatir sama keadaanya, Laksa mau pergi."
"Pergi?"
"Dia mau operasi ke Belanda, dia putusin Lo karena dia ga mau bikin Lo khawatir."
"Anter gue ketemu Laksa sekarang bisa kan?"
****
"Dia belum tidur kan?" Tanya Mira sambil memberikan helm pada Teon yang masih sibuk mengambil makanan yang ia beli tadi.
"Tadi sih pas gue berangkat dia masih beresin bajunya," Teon langsung berjalan berdampingan dengan Mira.
"Gue bantu sini," Mira mencoba mengambil alih beberapa kantung kresek dari tangan Teon namun Teon menahannya.
"Gausah lah, gue juga bisa."
"Tapi kayaknya barang yang Lo bawa kebanyakan, sini gue bantuin." Teon tersenyum samar saat Mira mengambil alih beberapa kantung kresek belanjaan di tangannya.
"Makasih ya,"
Mira menoleh, "Buat apa?"
"Karena Lo udah mau sayang sama Laksa, makasih karena udah mau tulus sama dia."
Mira hanya melihat Teon dengan tatapan yang tak bisa dijelaskan, lalu kembali menghadap ke depan.
"Gue tau soal perasaan Lo, Yesh." Mira dan Teon sukses menghentikan langkahnya saat melihat Laksa berada di depannya.
Teon menatap Mira sekilas yang benar benar fokus menatap interaksi Ayesha dan Laksa yang tak jauh dari posisi mereka.
"Tapi perasaan gue ga sama,"
Ayesha menatap Laksa dengan mata sendu.
"Gue boleh peluk Lo sebentar aja?"
Mira langsung menoleh kearah Teon yang sama sama tercengang saat melihat interaksi Laksa dan Ayesha di depan sana.
"Lo bohongin gue, Yon?"