"Kenapa kamu lama banget sih?" Priscila menampakan wajah kesalnya pada Juan, saat laki laki itu baru muncul di hadapannya.
"Maaf sayang, tadi ak—"
"Kamu tau gak sih, aku nunggu kamu di sini dari tiga jam yang lalu," kesal gadis yang lebih sering di panggil Sisil itu.
"Sebenernya pacar kamu itu aku atau Mira sih? Kamu masih aja mau Deket Deket sama dia? Kamu sayang aku gak sih?"
"Sisil dengerin aku dulu," Juan memelas.
"Apalagi sih yang harus aku dengerin? Aku tuh ya udah capek. Perempuan mana yang gak sakit liat cowonya Deket sama mantannya terus?"
"Sehari dua hari kamu turutin kemauan mira aku masih oke, tapi ini udah hampir tiga bulan Juan! Kamu lebih pentingin perasaan dia dibanding perasaan aku? Aku capek ya Juan kalau kayak gini terus. Kalau gini terus mending kita putus aja."
Juan menolak keras ucapan Sisil tadi, "Aku gak mau ya putus sama kamu!"
"Ya harusnya kamu bertindak dong, jangan mau kayak gini terus kalau kamu beneran cinta sama aku! Please deh Juan kamu itu sekarang selalu ada buat dia dibanding buat aku!!" Sisil masih merajuk membuat Juan perlahan menggenggam kedua pergelangan tangan Sisil, dan mengusapnya lembut.
"Maafin aku sayang, aku juga sebenernya gak mau kayak gini. Tapi aku—"
"Kamu pasti masih punya rasa kan sama dia? Iya kan?"
"Nggak ada sayang, aku udah gak ada rasa sama dia." Juan masih mencoba meyakinkan Sisil.
"Terus kenapa kamu masih mau peduli sama dia sih? Kamu kan benci banget kan sama dia? Terus kalo gak ada rasa kenapa kamu malah balik lagi ke dia."
"Aku mau lakuin ini karena aku punya hutang Budi sama Jasson. Dia waktu itu tolongin aku, kalau gak ada dia mungkin aku gak akan selamat Sil kamu harus inget ke situ!"
Waktu saat itu Juan nyaris terancam mati karena kecelakaan maut yang hampir menimpannya malam itu. Namun kebetulan di waktu yang bersamaan Jasson melewati lokasi Juan kecelakaan dan dengan hati tulus Jasson menolongnya.
"Kenapa Lo masih mau tolong gue?"
Saat Juan bertanya sepeti itu, Jasson tersenyum tipis.
"Bukannya sesama manusia harus saling menolong? Meskipun Lo jahat sama Mira tapi kejahatan Lo gak harus gue balas lagi sama kejahatan kan? Jadi apa salahnya gue nolong Lo?"
Karena ucapan Jasson hari itu Juan jadi merasa malu, malu dengan segala perbuatannya yang telah menyakiti hati Mira. Juan dan Jamal juga sekarang sudah berdamai, meskipun Jamal masih belum bisa benar benar damai dengan tulus, tapi setidaknya mereka semuanya bisa belajar sama sama tentang arti kedamaian.
"Kamu punya hutang Budi itu sama Jasson, Bukan sama Mira!"
"Aku tau, tapi itu salah satu cara aku buat bales Budi ke dia. Karena dia sayang banget sama Mira, jadi please Sil kamu jangan marah ataupun cemburu. Karena aku niatnya cuma mau tolongin Mira, aku udah gak ada rasa apapun sama dia!"
"Kamu serius kan?"
"Iya," Juan masih memeluk Sisil.
Sisil dan Juan pada akhirnya sama sama hening, keduanya masih berpelukan. Meskipun Juan sudah memberikan semua penjelasan, tapi Sisil tetap saja merasa kesal pada Mira.
Karena Sisil merasa ada perubahan, Juan berubah. Sisil takut jika Juan malah kembali kepada Mira dan malah meninggalkan dirinya.
"Gue harus celakain cewe itu!"
"Kalo bisa sampe mati!"
Pusing pala ayank