"Lo sakit ya Mir? Lo agak pucet." Tanya Juan sambil membantu Mira membuka helm.
"Gue ga kenapa Napa," Jawab Mira sedikit ketus.
"Loh kok gitu Jawabnya? Lo marah sama gue?"
"Gue ga marah kok sama Lo, mood gue emang lagi kurang baik aja. Jadi maaf kalo gue agak jutek, gue jutek kesemua orang ngga ke Lo aja." Mira meninggalkan Juan di parkiran.
"Mir—"
Mira menoleh.
"Apa?" Juan berlari ke arah Mira.
"Gue buatin bekel makanan buat Lo," Juan memberikan kotak bekalnya pada Mira.
"Gausah, gue juga bawa nasi kok." Mira berjalan mendahului Juan. Mira benar benar ingin belajar menghindar dari Juan. Namun Juan malah menyetarakan langkahnya.
Tak disangka, Juan dan Mira berpapasan dengan Teon. Teon hanya menatap Mira seperti biasa, tatapannya tetap datar. Merasa tak nyaman Mira langsung melewati Teon, meninggalkan Juan yang masih berpapasan dengan Teon.
Saat Juan akan menyusul Mira, Teon malah mencekal lenganya dan membawanya kearah tangga.
"Apaan sih—" Juan menepis cekalan Teon.
Teon menyeret Juan untuk mengikutinya.
"Ada yang harus kita urusin,"
Teon dan Juan sampai di rooftop kampus, Juan melepas cengkraman tangan Teon.
"Gue ga punya urusan sama Lo," sergah Juan sambil merapikan bajunya yang sedikit kusut akibat tarikan Teon tadi.
"Tapi gue punya urusan sama Lo," Teon menatap Juan Biasa namun menusuk.
"Jadi apa yang mau Lo omongin?" Juan tak kalah sengit menatap Teon.
"Lo sadar ga sih kalo Lo itu ga tau diri?"
"Gue?" Juan menunjuk dirinya sendiri.
"Iya, Lo gatau diri."
"Buat hal apa hah? Kenapa Lo bilang gue kayak gitu?"
"Lo masih nanya gue?"
"Ya karena gue ga tau makannya Lo jelasin ke gue." Juan sedikit menaikan nada bicaranya.
"Berhenti buat jadi racun di hubungan Laksa sama Mira,"
Juan tertawa.
"Lo cuma mau ngebahas itu hah? Ga penting banget." Juan langsung membalikan badan mencoba meninggalkan Teon, namun Teon menarik kasar bahu Juan.
"Apa Lo bilang? Ga penting?" Teon menyeringai.
"Lo ga ada hak buat atur atur gue, lagian Lo ga punya peran juga di hubungan Mira sama Laksa. Kenapa Lo harus ikut campur dan ngatur ngatur gue? Laksa aja yang pacarnya ga pernah labrak gue."
"Laksa ga pernah labrak Lo karena dia ga mau berantem sama Mira. Lo harusnya sadar diri goblog,"
"Bukan gue yang harus sadar diri, harusnya Lo nyuruh Laksa yang harus sadar diri. Mira itu ga cinta sama dia, kenapa dia masih aja paksa Mira buat jatuh cinta sama dia? Bukannya itu lebih jahat?" Sambar Juan sambil tersenyum menang.
"Kalo ga ada Lo Mira bakal berhasil cinta sama Laksa! Lo ga malu apa? Lo yang nyakitin Mira dan sekarang Lo ngejar ngejar dia lagi? Kalo gue yang jadi elo. Gue malu sih,"
"Selagi Mira masih punya rasa yang sama, kenapa gue harus malu?"
Teon menyeringai.
"Lo belum tau kan kenapa Mira ketus sama Lo?"