30

30 7 0
                                    

Mira mengabaikan semilir angin yang menghembuskan rambut panjangnya. Teon sesekali menatap Mira yang masih menatap ke bawah. Teon sengaja membawa Mira ke rooftop agar Mira tak melihat Laksa dan Ayesha lagi.

"Apus tuh air mata Lo," lagi lagi Teon menyodorkan tisu. Namun Mira tak menerima nya seperti tadi, ia hanya sibuk menangis sambil menatap sepatunya.

Teon sedikit berdecak saat Mira tak mendengar ucapannya, ia mengarahkan wajah Mira untuk menatapnya dan dengan lembut Teon mengusap air mata Mira.

"Bisa kan jangan nangis terus?" Teon dan Mira saling menatap.

"Ya emang kalo gue nangis kenapa? Gue juga nangis ga ada suaranya ini."

"Karena gue ga suka liat Lo nangis," Mira lagi lagi melayangkan pandangannya ke arah lain, tak berani menatap wajah datar Teon.

"Yaudah, kalo ga suka liat gue nangis mending Lo turun aja duluan. Gue masih mau disini," Ucap Mira sambil terisak.

Mira malah tersentak saat Teon tiba tiba memeluknya dari samping, Mira benar benar tidak menyangka.

"Kesambet apaan Lo?"

Teon menatap Mira yang menatapnya disela sela pelukannya.

"Kesambet apanya?"

"Lo kan jutek sama gue, kenapa tiba tiba kayak gini? Ini pasti bukan Lo kan Yon?"

Teon terkekeh kecil, "Gue jutek sama Lo?"

"Iya,"

"Lo tau itu karena apa?" Teon melepas pelukannya.

Mira mengedikan bahu, "Mana gue tau, setau gue Lo ga pernah bikin masalah sama gue. Tapi kenapa Lo sejutek itu sama gue?"

"Gue jutek karena gue suka sama Lo,"

"Hah? Apa hubungannya? Bercanda Lo ya bilang gitu. Mana mungkin Lo suka sama gue, kita ngobrol aja ga pernah, bahkan buat ngobrol aja rasanya gue takut liat muka datar Lo."

"Gue serius, gue suka sama Lo."

"Plis ini Lo kesambet apa? Lo dari tadi aneh banget."

"Gue ga kesambet apa apa, ini beneran gue Teon."

"Lo beneran suka sama gue?"

"Iya, emang muka gue keliatan bercanda?"

"Engga, tapi kok bisa? Terus kenapa Lo se jutek itu sama gue?"

"Karena gue marah sama Lo,"

"Dih, marah kenapa?"

"Karena Lo udah sia sia in Laksa, gue jutek sama Lo karena hal itu." Jelas Teon yang membuat Mira sedikit bingung.

"Gue ngerestuin Lo sama Laksa, bukan sama Juan."

"Kenapa Lo ngerestuin gue sama Laksa? Bukannya Lo juga suka sama gue?"

"Gue ngerestuin Lo sama Laksa karena Laksa itu cowok yang bener bener lebih baik dari gue. Lebih sempurna dari gue, Gue yakin dia bisa jaga dan lindungin Lo, tapi begonya lo malah terus terusan milih Juan yang nantinya bakal sakitin Lo lagi." Ketus Teon sambil mengunyah permen karet.

"Lo salah Yon, Laksa udah ga cinta lagi sama gue kayaknya."

Teon langsung menolak ucapan Mira tadi, "Tau dari mana Lo?"

"Ya karena gue liat liat Laksa lebih nyaman sama Ayesha di banding sama gue, chat gue aja sekarang sekarang cuma di read aja ga pernah di bales."

"Ngga ngga, Laksa itu cinta sama Lo. Perasaan dia tuh ga bakal pernah berubah. Cintanya dia cuma buat Lo,"

"Apa buktinya? Apa Lo punya bukti? Padahal Lo liat sendiri kan Laksa sebahagia apa sama Ayesha tadi."

"Laksa sering cerita, mana mungkin Laksa bohong sama gue? Gue juga tau apa aja perjuangan dia buat terus ngelindungin lo. Cuma Lo belum tau aja,"

"Emang apa yang dilakuin Laksa?"

"Nanti juga lalo tau sendiri, yang pasti dia selalu lakuin yang terbaik buat Lo. Perasaan dia masih sama," jelas Teon lagi.

"Lagian tadi Laksa hampir gagal wawancara gara gara dia agak murung, tapi pas Lo datang dia langsung semangat. Thanks banget buat hal itu. Karena itu harapan Laksa selama ini,"

"Lo yakin Laksa masih sayang sama gue?"

"Ya gue yakin lah, mana mungkin dia bohong soal perasaannya? Lagian gue kenal banget sama Laksa. Justru harusnya gue yang tanya sama Lo, apa Lo masih ada rasa sama Laksa? Laksa cerita sama gue kalo Lo udah ga pernah chat chat dia lagi."

"Apa? Dia cerita gue ga pernah chat dia?"

"Iya,"

"Gue chat dia tau, bahkan gue semalem juga udah semangatin dia buat wawancara hari ini. Dan pesannya juga di baca sama dia,"

"Asli?"

"Lah iya lah ngapain gue bohong sama Lo? Nih liat aja," Mira menunjukan roomchat Laksa yang menampilkan pesan pesan darinya hanya dibaca saja oleh Laksa.

"Tapi Laksa bilang Lo gapernah chat dia, bentar gue ngerasa ada yang janggal. Lo beneran kirim chat itu ke nomor Laksa kan?"

"Lah iya, ini Lo liat sendiri kan?"

"Aneh, ada yang ga beres. Nanti coba gue cari tau," Teon menatap ponsel Mira terus menerus.

"Tapi Yon—" Sela Mira pelan.

"Kenapa?"

"Salah ga sih kalau gue mutusin buat balikan sama Laksa?"

























****


















"Halo om, Mira udah chek up kan?" Tanya Laksa sambil menatap buku buku paket nya.

"Udah kok, tadi dia pergi chek up sama Teon." Laksa langsung menaikan alisnya.

"Kok sama Teon?" Tanya Laksa sambil membuka lembar baru di buku paketnya.

"Tadi Teon bilang sih dia ketemu Mira di jalan, katanya kasian kalo Mira chek up sendirian."

Laksa hanya mengangguk.

"Tapi keadaan Mira stabil kan om? Dia ga apa apa kan?" Tanya Laksa lagi.

"Keadaannya udah agak baikan, lebih baik dari kemarin malah. Kemungkinan besar dia juga udah ga perlu donor darah dari kamu lagi Sa, kondisi darahnya udah stabil."

Laksa mengembuskan nafas lega.

"Beneran om?"

"Iya, kamu sendiri udah sehat lagi?"

"Belum terlalu pulih sih om, tapi Laksa udah bisa beraktivitas kayak biasa lagi."

"Jamal juga udah sembuh om?"

"Kemarin, pita suaranya udah mulai baikan karena dia sering terapi. Dia juga ga lama lagi bakal sembuh."

"Bagus deh om, kalo semuanya sembuh. Tapi Mira beneran sembuh kan om? Dia beneran ga butuh donor darah dari Laksa lagi kan om?"

"Iya, emang nya kenapa?"

Laksa menatap pas foto dirinya bersama Mira.

"Laksa jadi lega kalau Mira udah beneran sembuh, soalnya Laksa mau pergi om. Seenggaknya perasaan Laksa buat pergi ninggalin dia jadi lebih tenang."

Joshua mengerutkan keningnya, ia tak mengerti apa maksud dari kalimat yang Laksa ucapkan tadi.

"Gimana maksudnya?"

"Buat sementara waktu Laksa mau pergi ninggalin Mira om, jadi kalau Mira ga butuh donor darah lagi dari Laksa, Laksa ga perlu cari cari pendonor darah lagi."

Joshua masih benar benar kaget dengan pernyataan Laksa, Joshua seikid menggeleng kecil saat mendengar itu semua.

"Emang kamu mau pergi kemana Laksa?"

"Tolong jagain Mira ya om,"















Senar Laksara | LucasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang