"Om Aca kok beyom Dateng kak?" Tanya El yang duduk di pangkuan Mira.
"Ka Mira juga gatau, kok om Laksa belom Dateng ya? Masa sih dia ga Dateng?" Tanya Mira pada El.
"Om Aca mungkin nambeuk cama kak miya, lagian cih ka Miya malah jayan jayan cama om Juan. Jadinya om Aca nambeuk."
"Ya gimana lagi El, om Juan kan udah keburu Dateng masa kakak nolak?"
"Teyus ini om Aca imana? El mawu pamelin cepatu Balu El padyahal."
"Kakak coba telepon kali ya?" El mengangguk antuias.
"Mir—"
Mira langsung menyimpan ponselnya saat Juan tiba tiba datang dan masuk kedalam rumahnya.
El yang melihat itu langsung turun dari pangkuan Mira, dan melayangkan tatapan juteknya pada Juan.
"El mau kemana? Kok pergi?"
"El tu Mayes liyat mukwa om!" Mira menatap Juan yang nampak sedikit kecewa dengan tingkah El, namun El malah terlihat sangat tidak perduli dengan kedatangan Juan.
"Maafin El ya, padahal gue udah sering banget ngingetin dia biar bisa sopan sama Lo. Tapi nasihat gue ga pernah di denger sama El,"
Juan tersenyum sambil mengusap pergelangan tangan Mira lembut.
"Ga apa apa, namanya juga anak kecil." Mulut Juan mungkin berkata seperti itu, namun jauh di lubuk hatinya Juan benar benar benci pada El.
El selalu menghalangi segala rencananya. Selain itu juga El selalu membagus baguskan nama Laksa, sehingga Mira jadi bingung harus memilih siapa di antara mereka.
Juan mungkin sudah berada di dekatnya namun Mira masih saja menunggu kehadiran Laksa. Entahlah, semenjak Laksa memutuskan untuk break Mira malah merasa hidupnya kosong dan hampa.
Padahal seharusnya kan ia bahagia karena dari awal Mira selalu memilih Juan. Tapi giliran sekarang peluangnya dekat dengan Juan lebih besar, Mira justru merasa tak bahagia.
"Happy birthday ya," Juan langsung memeluk Mira yang sedari tadi termangu menunggu kehadiran Laksa.
Mira yang dipeluk pun sedikit tersentak, Mira menampakan senyuman palsunya saat Juan melepas pelukannya.
"Doa dari gue selalu yang terbaik," Juan mengusap rambut Mira lembut.
"Buat gue?" Tanya Mira saat Juan memberikan kotak kecil kepadanya.
Juan tertawa, "Ya iyalah, coba buka. Lo suka ngga sama hadiahnya?" Mira membuka kotak tersebut.
Isinya adalah gelang yang selama ini ia impikan, namun mengapa Mira merasa dirinya tak benar benar bahagia sekali mendapatkan itu, padahal kan itu keinginannya dari waktu pertama masuk kuliah.
"Lo suka kan?"
Mira mengangguk, mencoba tersenyum bahagia meskipun hatinya merasakan hal yang tak sama.
"Sini gue pakein," senyuman Mira pudar saat Juan tak menatap wajahnya lagi dan lebih memilih fokus memakaikan gelang di tangan Mira.
Padahal gue berharap banget Yang kasih hadiah ini ke gue itu lo Laksa bukan Juan.
"HAPPY BIRTHDAY LUMIRAAAAAAAAAA—" Seru Laksa antusias sambil menyemprotkan wipcream pada wajah Mira.
"Ehhhh ini apaan sih anjir—Laksaaaaaa berhenti ih Lo ngapain sih?"
Laksa tertawa saat wajah Mira di penuhi oleh wip cream, sedangkan Mira hanya cemberut pada Laksa.
"Jangan cemberut dong, Lo tambah cantik kok kalo kayak gini." Goda Laksa sambil terkekeh.